5. PLASTIK DAN WIBU

514 59 11
                                    

KEESOKAN HARINYA

"selamat pagi." ucap Darriel yang baru memasuki kelas 2 IPS-2 bersama Bisma.

"pagi pak....." balas semua murid.

"ketemu dengan kami lagi ya, masih ingat nama kami?" tanya Bisma menyisiri setiap murid.

"pak Bisma dan pak sayang....." teriak semua murid dan Bisma menahan senyum dengan jawaban para muridnya sedangkan Darriel hanya menarik sudut bibirnya tipis menggeleng kecil.

"oke hari ini saya gak akan mulai pelajaran dulu ya... kita santai-santai dulu di pertemuan awal." semua bersorak senang.
"mau game? atau ada yang lain?"

"ngobrol pak...." jawab beberapa murid.

"game sambil ngobrol ya?"
"yang kalah maju kedepan untuk cerita tentang hobi atau hal lucu yang pernah di alami, gimana?"

"setuju....." para murid memjawab dengan kompak.

"oke.. saya yang akan mengawasi dari depan sini dan pak iel akan mengawasi dari pojok sana." jelas Bisma menunjuk meja Arjuna dan Darriel segera berdiri di depan meja Arjuna dan Pandu.

"oke game nya gampang banget."
"tangan kanan membentuk pistol dan telapak tangan kiri terbuka."
"jadi kita hanya perlu mengganti posisi sesuai instruksi saya dan yang salah harus maju ke depan."
"ini untuk melatih fokus kalian." lanjut Bisma sembari memberi contoh.
"gimana? siap?" sambungnya.

"SIAP....." sahut murid dengan antusias.

"oke kita mulai"
"SATU." hitung Bisma untuk memulai permainan.

"DUA"

"TIGA."

Semua murid mulai bergerak sesuai yang di instruksikan Bisma dan Darriel hanya menahan senyum melihat beberapa ekspresi dari murid-muridnya.
Ada yang memasang wajah serius, menautkan alis dan ada pula yang tertawa karna mulai sulit mengikuti gerakan yang semakin cepat.

"STOP." ucap Bisma tiba-tiba.
"kamu." Bisma menunjuk siswa yang duduk di pojok paling depan.
" ayo maju, barusan saya liat kamu salah gerakan." ucap Bisma menahan tawa.

"maju.. maju... maju..." sorak siswa yang lain dan Arjuna segera berdiri untuk maju ke depan kelas.

"siapa nama kamu kemarin?" tanya Bisma merangkul Arjuna.

"Juna." singkat siswa manis itu.

"yang ada H-nya kemarin ya?" canda Bisma dan semua murid tertawa.
"oke mau cerita apa nih?"

"gak punya cerita."

"hobi?" Bisma bertanya lagi.

"nolep dia pak..." seru Pandu dan Arjuna menatap datar kearah sahabatnya itu.

"main game terus kerjaannya pak." sambung Fanny dan Arjuna hanya diam.

"boleh duduk pak?" tanya Arjuna.

"belum cerita kamu."

"itu dijawab temen saya tadi." Bisma hanya menggeleng.

"yaudah sana duduk." perintah Bisma dan Arjuna segera menuju bangkunya.

"oke kita mulai lagi ya...." ucap Bisma dan dia mulai melanjutkan penjelasan permainan berikutnya.

"bapak orang mana?" tanya Arjuna tiba-tiba dan Darriel segera mengalihkan pandangan menatap anak didiknya itu.

"saya?" Arjuna mengangguk.
"saya Banjar." jawab Darriel dan Arjuna hanya merespon dengan anggukan lalu kembali fokus pada permainan Bisma.

"apasih ni anak, nanya begitu doang." batin Darriel lalu kembali acuh.

Darriel dan Bisma terus membangun komunikasi dengan para murid agar memudahkan mereka untuk memulai pelajaran minggu depan dan semua berjalan lancar.

Dan tanpa Darriel sadari, setelah pertanyaan singkat tadi Arjuna sering menahan senyum sesekali melirik guru magang tampan itu dengan ekor matanya.

••••
Bel tanda istirahat baru saja berbunyi dan seorang siswa sedang duduk bersandar di tembok menghadap teman sebangku nya setelah guru mereka keluar kelas.

"mabar lah." ucap Arjuna merogoh handphone nya di saku celana dan dia sedikit menajamkan telinga saat mendengar sorak ramai dari depan kelas.

"heboh banget tiap ada pak iel." celetuk Pandu.

"emang pak iel secakep itu, simpel tapi rapi banget." sahut Esa, sahabat Arjuna dan Pandu yang duduk tepat dibelakang Arjuna.

Arjuna hanya diam, dia kembali mengantongi gadget nya lalu menginjak bangku untuk melangkahi meja.

"mau kemana lu?" seru Pandu saat Arjuna keluar kelas dan Esa yang menghadap keluar hanya menatap arah pergi sahabatnya itu.

•••
Para mahasiswa magang sedang duduk di bawah pohon beringin yang rindang di depan kelas IPS seolah itu telah menjadi markas mereka saat istirahat dan Darriel sedang bermain HP sesekali menjawab pertanyaan Bisma.

"hai bapak plastik." ucap seseorang yang tiba-tiba duduk di sebelah Darriel membuat lelaki cantik itu tersentak lalu menengok ke samping kirinya.

"apa kau ini... plastik, plastik aja dari kemarin." protes Darriel tak terima.

"sesekali nonton anime lah pak, jangan korea-korea aja." ucap Arjuna menahan tawa.

"eh jangan salah, dulu saya juga nonton anime, naruto." Arjuna tertawa lantang dengan jawaban guru magangnya itu.

"apa lah naruto, kartun itu bukan anime." ucap Arjuna dengan sisa tawanya.
"nonton lah AOT, Dr.Stone, Demon Slayer." lanjut Arjuna.

"kau suka anime Juna?" tanya Bisma yang mendengar ucapan muridnya itu.

"iya pak." singkat Arjuna.

"haaaaa wibu kau ya... wibu bawang." ucap Darriel dengan nada kesal sembari menunjuk Arjuna dan siswa tampan nan manis itu hanya tertawa ringan.

"kamu main game juga ya?" sambung Bisma dan Arjuna mengangguk.

"game apa?"

"mobile legend pak." jawab Arjuna.

"sama, aku juga main game itu, mabar lah Jun." ajak Bisma.

"boleh pak, sekarang kah?" tanya Arjuna merogoh ponselnya di saku celana.

Guru dan murid itu mulai membuka aplikasi game masing-masing dan Darriel kembali fokus pada layar datar miliknya.

"mau belajar pak?" tanya Arjuna.

"belajar apa?"

"ini." jawab Arjuna menunjukkan layar handphone nya yang bergambar istana bergerak.

"nggak, saya gak ngerti." balas Darriel.

"ngertinya plastik aja ya pak?"

Darriel melotot mengalihkan pandangan pada Arjuna yang sedang menatapnya membuat mata mereka bertemu.

"kau ini benar-benar ya..." geram Darriel menahan kesal dan Arjuna hanya tertawa lalu kembali fokus pada layar game nya tanpa rasa bersalah sedangkan Darriel berpindah ke samping kanan, duduk di antara Bisma dan Nanda untuk meredakan kejengkelannya pada anak didiknya itu.





~°°~
TERIMAKASIH💛

JANGAN LUPA LIKE & KOMEN💛

SEE YOU NEXT CHAPTER🔥

ASYMMETRY [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang