16. BERBUNGA-BUNGA

380 54 3
                                    

Pandu baru saja memasuki pekarangan rumah milik sahabatnya dan sang pemilik rumah segera turun dari boncengan untuk membuka pintu di susul Pandu. Mereka pulang sedikit telat karna mampir ke warung mang Anto.

"lo udah pamit ke tante Ndu?"

"udah dari berangkat sekolah tadi."
Arjuna mengangguk berjalan cepat menuju kamar meninggalkan Pandu.

"mau kopi lagi gak Jun?" tanya Pandu melepas jaketnya.

"boleh..!!" jawab Arjuna sedikit berteriak dan Pandu bergegas menuju dapur.

Arjuna melepas jaket serta kaosnya lalu melompat ke atas tempat tidur dan tiba-tiba tersenyum saat mengingat guru magangnya yang terlihat lucu saat makan tadi.

"bisa ya pipinya kecil tapi kalo makan keliatan penuh banget."
"mau heran tapi plastik." Arjuna tertawa pelan mengingat dirinya sempat curi-curi pandang saat Darriel menikmati makanannya.

Matanya menyisiri dinding kamar dan terfokus pada jarum jam yang menunjukkan pukul 23.05

Arjuna merogoh saku celana membuka aplikasi chat untuk mengirim pesan pada guru magangnya.

Udah sampe rumah kak? jangan lupa cuci muka, cuci kaki dan istirahat.
sampai jumpa besok di sekolah kakak plastik.😁
selamat istirahat, have a nice dream.

Arjuna tersenyum lebar setelah menekan tombol panah kesamping.

"stres lo senyum-senyum sendiri?" ucap Pandu membuat Arjuna tersentak mengurungkan niatnya untuk mengirim voice note pada Darriel.

"anj kaget gblk..." kesal Arjuna menengok ke arah pintu.

"ya lagian senyum-senyum gak jelas kek orang mabok."

"suka-suka gw lah..." singkat Arjuna tertawa renyah saat Pandu mengacungkan jari tengah padanya.

"Ndu..." panggil Arjuna merubah posisinya menjadi tengkurap menatap Pandu yang sedang menyalakan PS.

"hmm." jawab Pandu tanpa menengok.

"cowok lo sodaraan kan sama pak iel?" Pandu menoleh kearah Arjuna dengan tatapan curiga.

"ngapa lo?" selidik Pandu.

"ya gapapa tanya doang apa salahnya." kata Arjuna membela diri.

"ya trus?"

Pandu meraih gelas kopinya lalu menyeruput perlahan karna masih cukup panas.

"Pasya pernah cerita gak kalo pak iel punya pacar?" tanya Arjuna membuat Pandu menyemburkan kopi di mulutnya.

"panas banget lidah gw, makin panas denger pertanyaan aneh lo."
"lo suka sama pak iel?"

"kaga... emang salah kalo gw nanya."
Arjuna merebahkan diri menatap langit-langit kamarnya.

"iming silih..?" sewot Pandu melanjutkan kegiatannya bermain PS.

"tanyain ege..." ucap Arjuna kembali tengkurap lalu melempar bantal ke arah Pandu.

"ngeselin banget ni bocah..." kata Pandu sedikit teriak saat lemparan Arjuna berhasil mendarat di kepalanya.

"ugh.." kesal Pandu melempar bantal ke arah sahabatnya.
"mampus lo..!!" lanjutnya saat lemparannya mengenai wajah Arjuna tapi bukannya marah Arjuna malah menunduk dengan suara tawa yang tertutup bantal.

"stres." celetuk Pandu dan tawa Arjuna semakin lantang.

ting.

ting.

ting.

3 notif chat dari HP Arjuna mebuat kedua sahabat itu saling pandang lalu Arjuna membuka pesan yang ternyata dari Fanny, dia sedikit kecewa karna notifikasi itu bukan dari orang yang di harapkan namun dia tetap membukanya.

Jun
Juna udah tidur belom?
boleh ngrepotin gak?

"siapa Jun?" tanya Pandu melihat ekspresi datar Arjuna saat membaca chat.

"Fanny." singkat Arjuna lalu mengetik sesuatu.

apa Fan?

eh belum tidur ya?
besok kamu berangkat
sama siapa Jun?

emang kenapa?

motor aku di bengkel
besok boleh nebeng gak?

"lo besok bonceng gw apa pake motor lo sendiri Ndu?"

"sendiri sih kayaknya, soalnya mau jemput Pasya juga."
"emang kenapa?"

Arjuna hanya mengangguk lalu kembali mengetik pesan pada mantan pacarnya itu.

boleh, besok gw jemput.

makasih banyak Jun.

oke.

Arjuna melempar ponsel ke sisi kiri setelah membalas singkat pesan Fanny.

ting.

Satu notif kembali masuk dan Arjuna sedikit mengintip HPnya untuk membaca pesan.

kamu masih sering begadang?

Arjuna membalikkan HP tanpa berniat membalas.

"lo masih suka sama Fanny, Jun?"

"emang kenapa?" Arjuna bangkit melompat turun dari tempat tidur untuk duduk di samping Pandu.

"gak inget dia ngatain lo cowok gak guna karna main game mulu?" Pandu melirik sahabatnya yang sedang mengotak-atik stick game.

"ya trus gw kudu gimana? musuhin dia? bikin capek diri sendiri aja." ucap Arjuna acuh.

"dia juga punya cowok kan Jun... lo gak takut kena masalah kalo cowoknya tau?"

"gw cuma nebengin dia berangkat sekolah bukan balikan."

"ya tapi tetep aja Jun... gw sebagai temen lo masih sakit hati dia ngomong kayak gitu depan kawan-kawannya."
"cuma masalah lo gak ngapel sekali karna ujan dia permaluin lo depan umum." Pandu menatap televisi sembari mengotak-atik joy sticknya.

"selingkuh sama anak IPS-1 dengan alasan lo kurang perhatian karna sibuk game ini itu." lanjut Pandu tak terima mengingat sikap mantan pacar sahabatnya.

"yang dulu ya dulu Ndu... lagian gak salah juga kan kalo mantan jadi temen."

"nggak... gak salah emang, tapi kalo temenan sama mantan yang modelannya kek Fanny tetep salah dimata gw."
"gw rasa Esa juga bakal setuju sama omongan gw."

"yaudah sih Ndu, gw juga udah gak ada rasa sama dia."
"sebatas temen aja." jelas Arjuna fokus menatap televisi.

"sukanya pindah ke pak iel?" celetuk Pandu tanpa menoleh dan Arjuna menahan senyum.

"ngaco lo..."

"gak usah ngeles." Pandu menengok sekilas.
"gw hafal modelan lo kalo lagi suka sama orang."

"sok tau..." ucap Arjuna mendorong lengan Pandu sembari menahan tawa.

"besok deh gw tanyain soal pak iel ke Pasya." goda Pandu.

"gak usah." singkat Arjuna menahan tawa dan mereka melanjutkan permainan sembari melontarkan candaan.







~°°~
TERIMAKASIH😍

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💛

SEE YOU NEXT CHAPTER🔥

ASYMMETRY [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang