29. HILANG DAN LUPAKAN

392 51 15
                                    

1 Minggu kemudian.

Tiga sekawan sedang berkumpul diwarung kopi langganan mereka bersama beberapa anak komplek lainnya.
Semua saling menimpali obrolan kecuali Arjuna.

"mabar Jun." ajak anak komplek dekat rumah Arjuna.

"main aja... tuh ajak Pandu, gw masih low perform." ucap Arjuna.

"gw baru masuk match." sahut Pandu.
"tumben lo Jun." lanjutnya.

"hmm" singkat Arjuna mengotak-atik handphonenya membuka room chat Darriel lalu mengetikkan sesuatu.

kak
lagi apa?
kenapa chat Juna gak
dibales?

"lo kenapa sih Jun?" tanya Esa yang merasa sahabatnya sedikit aneh.

"gakpapa." singkat Arjuna dan Esa hanya mengedikkan bahu.

2 Minggu kemudian.
19.00

Arjuna duduk diatas motor didepan rumah Darriel sejak 30 menit yang lalu.

Barulang kali dia menelpon Darriel namun satu panggilanpun tidak diangkat.
Dia buang nafas kasar lalu berjalan menuju pintu rumahnya.

tok tok tok

Pintu terbuka menampilkan Dina, adik kedua Darriel.

"kak iel ada?" tanya Arjuna cepat.

"iel gak dirumah."

"dimana?" Dina hanya menggeleng.

"kalo gitu titip pesen ya."
"tolong bilang ke kak iel buat bales chat Juna."

"oke bang."

"trimakasih." ucap Arjuna dan Dina mengangguk.

Arjuna berjalan menuju motornya untuk pergi ke rumah pandu sedangkan Dina kembali menutup pintu lalu melangkah memasuki kamar kakaknya.

Dina menatap Darriel yang sedang duduk di meja belajar dengan meletakkan kepalanya diatas meja sembari memejam.

"el.." panggil Dina dan Darriel membuka mata tanpa merubah posisinya.

"gw udah tau." ucap Darriel.

"yaudah." singkat Dina lalu keluar dari kamar Darriel.

~~~
1 Bulan.

Arjuna duduk dilantai, menekuk kedua lututnya bersandar ke ranjang sembari menggenggam handphone menatap room chat Darriel, dia baru selesai membaca chat mereka sedari awal dan sesekali tersenyum saat mengingat kenangan lucu bersama guru magangnya.

Tepat 1 bulan Darriel menghilang. Tidak, lebih tepatnya Darriel mengabaikannya.
Arjuna tau jika Darriel selalu dirumah tapi dia juga tidak bisa memaksakan kehendak untuk menemui gurunya itu.

Remaja tampan itu menunduk merasa Darriel tidak benar-benar menyukainya, apalagi saat mengingat ucapan Fanny jika Darriel hanya menganggap hubungannya sebatas guru dan murid membuat Arjuna semakin sadar benteng yang membatasi mereka.

Arjuna menegakkan kepala saat mendengar suara pintu kamar terbuka dan dia menatap papanya yang berjalan mendekat lalu duduk disampingnya.

"papa liat satu bulan ini kamu selalu diam."
"ada apa?" tanya Mix dan Arjuna menggeleng.
"apa karna pak guru?"

Arjuna menoleh cepat menatap papanya dan Mix hanya tersenyum tipis.

"jadi bener?" goda Mix.

"darimana papa tau?"

"daddy sempat cerita sama papa." jelas Mix lembut.
"ada apa?"

"dia cuekin Juna paa.. dia gak mau balas chat Juna lagi karna salah paham lihat Arjuna sama Fanny." ungkap Arjuna menatap Mix.

"sudah coba ke rumahnya?"

"Juna udah bolak-balik kerumahnya tapi dia gak mau nemuin Juna."
"dan keluarganya selalu alasan KKN lah, keluar lah, ngerjain skripsi lah." jelas Arjuna sedikit sewot.

"mungkin dia memang sedang sibuk Juna..."
"mahasiswa semester akhir itu sangat sibuk, banyak yang harus diselesaikan, mungkin dia ingin fokus dengan semua urusan kuliahnya." jelas Mix.

"tapi paa... kenapa___" Arjuna tidak melanjutkan ucapan saat lengannya di tepuk pelan.

"jangan selalu mempertanyakan hal yang sudah jelas jawabannya Juna..."
"dia sebentar lagi sarjana, papa yakin dia punya banyak rencana untuk masa depannya."
"daripada terus mempertanyakan alasannya mengabaikan kamu, kenapa tidak berproses juga."
"belajar yang giat, capai cita-citamu, biarkan dia berproses di jalannya dan kamu berproses di jalanmu."
"jika kalian belum selesai, semesta pasti akan mempertemukan kalian kembali." Arjuna tersenyum mendengar wejangan Mix dan Mix segera memeluk Arjuna.

••••
1 Tahun kemudian

Proses panjang yang menguras tenaga dan pikiran telah berhasil Darriel lewati, ia baru menyelesaikan pendidikan S1nya dan kini tengah berkumpul di halaman universitas dengan keluarganya setelah prosesi wisuda selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Proses panjang yang menguras tenaga dan pikiran telah berhasil Darriel lewati, ia baru menyelesaikan pendidikan S1nya dan kini tengah berkumpul di halaman universitas dengan keluarganya setelah prosesi wisuda selesai.

Raut bahagia dan bangga terpancar di wajah semua anggota keluarganya.

"bunda bangga sama kamu nak." ucap bunda memeluk Darriel lalu disusul sang ayah dan selang beberapa detik Darriel berpindah memeluk neneknya.

"sudah?" tanya om Arman yang juga menghadiri acara Darriel sekaligus menjemput keponakannya itu untuk diajak ke kota.

"titip iel ya Man." ucap bunda menitikan airmata.

"jangan nangis, iel pasti bakalan sering ngabarin kok." ucap Darriel menenangkan.

"tenang aja kak, iel aman sama Arman... udah ada beberapa daftar sekolahan yang Arman loby untuk iel." jelas Arman dan bunda mengangguk.

"kalo gitu el berangkat dulu ya bun, ayah, nenek."
"salam buat Dina, Dimas." bunda mengangguk sembari mengusap airmatanya.

"jangan nangis bun." ucap Darriel memeluk dan mencium anggota keluarganya bergantian lalu berjalan memasuki mobil adik bundanya.

Mobil mulai melaju membawa Darriel pergi meninggalkan keluarganya untuk merajut masa depan, semua barang-barang Darriel telah berada dimobil omnya sebelum berangkat ke universitas.

"el..." panggil Arman sembari fokus kedepan.

"ya om?" jawab Darriel menengok kesamping.

"kalau ada apa-apa jangan sungkan buat ngomong sama om ataupun tantemu."
"om sudah siapkan apartemen dan kendaraan sederhana untuk kamu gunakan disana." jelas Arman melirik sekilas.

"trimakasih... maaf merepotkan om."

"nggak... kita kan keluarga." jawab Arman terkekeh sembari mengacak rambut Darriel.

Darriel bersandar dengan mata tertuju ke pepohonan yang dilewatinya, dia kembali teringkat dengan Arjuna yang hampir 1 tahun tidak menghubunginya.

Terkadang dia sedikit rindu tapi Darriel mencoba melupakannya perlahan karna dia sadar perbedaan mereka tidak bisa disejajarkan.

"aku buka lembaran baru dengan kisah yang baru pula." batin Darriel mencoba mengikhlaskan semuanya dan ingin memulai kehidupan baru.

Darriel kembali berbincang dengan omnya untuk mengikis rasa lelah karna perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 17 jam.













~°°~
TERIMAKASIH😍

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💛

SEE YOU NEXT CHAPTER🔥

ASYMMETRY [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang