18.00
Darriel baru saja menyelesaikan mandinya dan kini dia sedang mengeringkan rambut dengan handuk sembari menatap poster oppa Taehyung kesayangannya.
"oppa... oppa... tau gak hari ini banyak kejadian aneh."
"tapi anehnya cuman satu orang sih... masa tad___"Curhatan Darriel terhenti saat dering panggilan memenuhi kamarnya, dia melangkah menuju meja belajar menatap layar HPnya yang menampilkan nama Pasya.
"ya Sya..??"
"kak bisa anter Pasya gak?"
"kemana?"
"ke gramed."
"malem-malem gini?"
"gak boleh ya kak sama bunda?"
"boleh-boleh aja sih, cuman tumben aja dadakan."
"Pasya lupa kalo ada tugas kak, tadi chat Pandu gak di bales."
"yaudah nyoba ngajak kakak aja.""oh... yaudah jemput aja, aku tinggal ganti baju aja kok."
"oke kak... maaf ya Pasya ngrepotin."
"sans aja kek sama siapa aja kau ini..." Pasya terkekeh lalu panggilan mereka terputus.
10 menit kemudian.
Darriel keluar kamar bertepatan dengan datangnya Pasya.
"pas banget." ucap Darriel dan Pasya tersenyum.
"kok sepi kak? bunda ada?"
"ada tuh nonton sinetron, kalo Dina sama Dimas lagi di kamar."
Pasya berjalan menghampiri bibi nya yang sedang menonton sinetron.
"bunda."
"loh Pasya... bunda gak denger suara kamu dateng."
"sangking serunya ya bun?" keduanya tertawa ringan.
"bunda Pasya mau ajak kak iel ke gramedia ya? boleh gak?"
"berdua aja?" Pasya mengangguk.
"yauda gakpapa... hati-hati..."
"makasih bunda, Pasya pamit..." ucap Pasya dan Darriel menghampiri sang bunda untuk mencium kening dan pipinya lalu segera berangkat agar tidak kemalaman.
•••
18.00Seorang remaja tampan menggeliat dari tidurnya saat mendengar suara berisik di sekitarnya.
"kaki lo anj___" ucap Arjuna menghempaskan kaki Pandu yang tidak sengaja menyapa pipinya dan Pandu hanya mengerjap menatap Arjuna dan Esa yang duduk bersila bermain PS di bawah kakinya.
"hp lo dari tadi bunyi mulu Ndu." kata Esa melirik Pandu sekilas.
"curang anj main lo..." protes Esa pada Arjuna."siapa?" tanya Pandu dengan suara khas bangun tidur.
"cowok lo." Pandu segera terduduk mencari ponsel dan memeriksanya.
30 pesan dan 10 panggilan.
Pandu membuka satu persatu pesan dari Pasya lalu beranjak menuju kamar mandi.
"kenapa tuh anak?" tanya Esa menengok ke arah Arjuna.
"mana gw tau, ngambek kali cowoknya grgr dia ngebo mulu." Esa terkekeh dengan ucapan datar Arjuna.
Suara dering ponsel Esa menghentikan keasikan dua remaja yang sedang bermain game itu.
"siapa?"
"nyokap, gw angkat dulu." ucap Esa keluar dari kamar Arjuna dan Arjuna melanjutkan permainannya sendirian.
~
"gw balik Jun." ucap Esa yang baru memasuki kamar Arjuna.
"gak jadi nginep lo?"
"kapan-kapan aja, bokap gw balik dadakan." jelas Esa menyambar semua barang-barangnya.
"yauda tiati lo..." ucap Arjuna dan Esa mengacungkan jempol saat sampai di ambang pintu.
"mau kemana tu anak?" tanya Pandu yang baru keluar dari kamar mandi.
"balik, bokapnya pulang dadakan." jawab Arjuna tanpa menoleh.
"ikut gw Jun, gw pinjem baju lo." Pandu membuka lemari Arjuna mengambil kaos oversize warna hitam.
"mau keman___" ucapan Arjuna terhenti saat Pandu menarik lengannya keluar kamar.
"kemana anjir."
"udah ikut gw aja, boncengan." singkat Pandu.
Pandu berbalik arah saat sampai di ambang pintu kamar untuk mengambil kunci motor dan jaket mereka berdua dan segera melaju menyusul Pasya.
~~~
"ngapain kesini lawak?" heran Arjuna saat Pandu memarkirkan motor di depan gramedia.
"Pasya kesini, gw takut dia marah."
"bucin gob___" Arjuna tak melanjutkan ucapannya saat melihat Darriel berdiri disamping Pasya. Dia segera menarik kaos Pandu untuk masuk kedalam toko buku.
"sayang." panggil Pandu saat jarak mereka lumayan dekat.
"loh kok disini?" tanya Pasya sedikit terkejut dan kedua orang yang bersama mereka hanya diam.
"aku takut kamu marah makanya aku susulin."
"tadi aku ketiduran dirumah Juna." jelas Pandu dengan raut bersalah."oh.." singkat Pasya kembali memilih buku dan Pandu menarik pergelangan tangan pacarnya untuk sedikit menjauh dari Arjuna dan Darriel.
"dari tadi kak?" tanya Arjuna menggaruk tengkuk.
"30 menitan kayaknya." Arjuna mengangguk menyisiri sekitar.
"katanya gak suka anime kak, kok di rak komik?" tanya Arjuna mencairkan suasana.
"tadi ngikutin Pasya." Arjuna kembali mengangguk.
"emmm___"
"makan yuk." ajak Pandu membuat Arjuna mengurungkan pertanyaannya.
"boleh, gw juga laper." jawab Arjuna dan mereka melangkah menuju kasir menunggu Pasya membayar bukunya lalu pergi ke tempat makan siap saji yang tidak jauh dari gramedia.
Mereka mengobrol sembari menikmati makanan masing-masing dan hal itu sedikit mengikis rasa canggung Darriel pada Arjuna.
••••
21.20"makasih ya kak iel udah di temenin." ucap Pasya yang baru tiba di depan rumah Darriel.
"sama-sama, makasih juga udah di ajak jalan." keduanya terkekeh.
"yauda Pasya pulang ya..." Darriel mengangguk dan segera masuk rumah saat Pasya tidak terlihat lagi.
"belum tidur bun?" tanya Darriel melihat bundanya duduk di ruang tamu.
"belum, udah sana istirahat besok kan ngajar." Darriel mengangguk lalu berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci wajah dan kakinya.
~~
Pemuda cantik itu baru saja berganti pakaian tidur dan satu notifikasi pesan masuk terdengar. Darriel meraih HP diatas kasur.
Udah sampe rumah kak? jangan lupa cuci muka, cuci kaki dan istirahat.
sampai jumpa besok di sekolah kakak plastik.😁
selamat istirahat, have a nice dream.Darriel terdiam membaca pesan dari salah satu muridnya, sejak awal dia menyimpan nomor siswanya itu, Darriel selalu mendapat pesan dari Arjuna yang mengingatkannya untuk menjaga kesehatan dan tidur dengan nyenyak.
Entah kenapa Darriel merasa aneh dengan perasaannya setelah melihat perubahan sikap Arjuna.
Dia melempar tubuhnya keatas kasur memejam dengan senyuman terpatri apik di wajah cantiknya. Dia abaikan pesan dari siswanya itu untuk menikmati rasa aneh yang membuat dadanya berdebar-debar.
~°°~
TERIMAKASIH😍JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💛
SEE YOU NEXT CHAPTER🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
ASYMMETRY [BELUM REVISI]
FanfictionSeorang K-popers dan seorang wibu di pertemukan semesta dalam wadah sempit dan terbiasa, begitu membuai dan terlena, hingga lupa itu semua hanya bersifat sementara, hingga wadah itu terberai tak bersisa. pertemuan yang tak terencana mencoba merajut...