8. MENGAJAR

397 57 5
                                    

Seminggu kemudian.

"selamat pagi..." ucap Darriel yang baru memasuki kelas IPS, dia berjalan menuju meja guru di ujung.

"pagi pak sayang......" jawab para murid serempak.

Darriel meletakkan tasnya di lantai samping kursi guru mengabaikan jawaban sapaannya lalu bergeser menghadap para murid.

"siap mulai belajar dengan saya?" tanya Darriel ramah.

"nggak pak... lebih siap games kayak minggu lalu..." celetuk satu murid yang duduk di tengah-tengah.

"kalau game nya saya kasih soal, yang bisa jawab saya kasih hadiah gimana?" pancing Darriel.

"nggak pak... makasih..." sahut beberapa murid dan Darriel hanya menahan senyum.

"oke... kalau begitu kita mulai pelajarannya."
"materi yang di sampaikan pak Josep sampai mana?" tanya Darriel bergerak duduk membuka tasnya mengambil buku paket yang dipinjamkan guru matematika SMA Raikan.

"linier pak." sahut Fanny.

"terimakasih." ucap Darriel.

"sama-sama pak." balas Fanny dan Darriel segera membuka buku paketnya.

"pertidaksamaan linear dua variabel ya." ucap Darriel meraih spidol di meja lalu berdiri menatap para muridnya.

"iya pak...." jawab beberapa siswi.

"ada yang belum paham?"

"semua gak paham pak..." celetuk Pandu dan seisi kelas tertawa kecil.

"kalau begitu saya jelaskan dari awal." kata Darriel membuat kelas kembali hening.
"sebelum ke soal saya akan terangkan pengertian apa itu pertidaksamaan linear dua variabel." ucap Darriel mulai menjelaskan pelan-pelan agar para muridnya paham dengan materi yang dia sampaikan.

Semua murid memperhatikan penjelasan dari guru magang yang ada di depan, karna cara penyampaiannya yang mudah di cerna membuat para murid tidak sulit memahaminya dan satu siswa yang duduk di pojok depan dekat pintu menatap guru magangnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"gimana? ada yang ingin di tanyakan?" tanya Darriel setelah memberi dua contoh soal.

"pak..." satu siswi mengangkat tangannya.
"itu kan cara penyelesaiannya jika x=0 dan 8y=40 ya pak?"

"iya... lalu?" tanya Darriel menatap whiteboard.

"kalo soalnya jika Siska x Darriel sama dengannya kita gitu pak?" goda siswi centil yang bernama Siska dan Darriel menggeleng kecil.

"Huuu....." semua murid berseru ramai menyoraki teman sekelasnya.

"Siska, ya?" tanya Darriel.
"karna saya terkesan sama gombalan kamu, saya kasih soal coba selesaikan ya." lanjut Darriel menulis satu soal di papan.

"pak..." teriak Siska sedikit manja dibuat-buat.

"yuk maju." ucap Darriel tersenyum ramah menyodorkan spidol kedepan.

"maju, maju, maju...." sorak para siswi yang tak suka dengan Siska.

"pak saya gak bisa." rengek Siska.

"coba dulu, itu hadiah untuk kamu karna membuat gombalan yang bagus." balas Darriel dengan senyum tipis.

"maju lo gak usah lenjeh." teriak Fanny sinis.

"apa lo..!!" bentak Siska.

"sudah, sudah... Siska ayo maju." ucap Darriel dan Siska maju dengan gelagat  centilnya.

Siswi cantik itu mengambil alih spidol ditangan guru magangnya.

"pak ini gimana?" ucap Siska cemberut.

ASYMMETRY [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang