6. PERUSUH

446 54 8
                                    

18.00

Arjuna menggeliat dari tidurnya saat mendengar dering panggilan yang memenuhi kamar, matanya masih berat dan dengan malas dia meraba kasur disampingnya untuk membungkam panggilan telepon itu.

"hmmm" gumam Arjuna setelah menggeser gambar berwarna hijau.

"dimana lu?" tanya orang di sebrang panggilan dan Arjuna mengenal pemilik suara itu.
"gw udah setengah jam depan rumah lo anjir, di telponin gak diangkat-angkat." omel Pandu.

"sama siapa lu?" tanya Arjuna sembari duduk, masih dengan mata memejam.

"sama Esa."
"buruan gw capek pengen rebahan."

"hmmm" Arjuna bergumam lagi dan dia segera mematikan sambungan telepon bergegas membuka pintu untuk kedua sahabatnya.

Begitulah keseharian Arjuna, hanya sekolah, makan, tidur, main, dan hal itu lah yang sering kali membuat remaja tampan itu merasa bosan dengan kegiatan berulang-ulangnya bahkan tak jarang dia malas untuk berangkat sekolah.

Tapi semua berbeda saat seorang lelaki tampan sekaligus cantik datang ke sekolahnya untuk melakukan tugas magang.

Arjuna tidak tau pasti kenapa dia tertarik untuk mengganggu guru magangnya tapi dia merasa ada keseruan tersendiri ketika melihat Darriel memasang wajah kesal saat dipanggil plastik.

Remaja tampan itu membuka pintu dan kedua sahabatnya langsung nyelonong masuk tanpa permisi, tentu saja dengan wajah kesalnya tapi Arjuna tak perduli seolah itu hal yang sudah biasa terjadi.

"lama banget lu." gerutu Pandu melirik pemilik rumah dan Arjuna hanya diam.

Ketiga remaja itu berjalan menuju kamar kedua yang merupakan kamar Arjuna.

Kamar Arjuna tidak terlalu luas dan juga tidak begitu rapi tapi menjadi salah satu tempat ternyaman tiga sekawan itu untuk berkumpul, bahkan Pandu dan Esa juga sering menginap disana untuk menemani sahabatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar Arjuna tidak terlalu luas dan juga tidak begitu rapi tapi menjadi salah satu tempat ternyaman tiga sekawan itu untuk berkumpul, bahkan Pandu dan Esa juga sering menginap disana untuk menemani sahabatnya.

"kebiasaan banget lu, berantakan dimana-dimana." omel Esa mengambil kaos Arjuna di lantai lalu melemparnya ke keranjang dibalik pintu dan lagi-lagi Arjuna tak perduli, dia tetap melangkah menuju tempat tidur melemparkan badannya ke atas kasur disusul Pandu dan Esa duduk di kursi gaming milik Arjuna.

"malming anterin gw dong Jun, si Esa gak bisa." kata Pandu.

"kemana?" tanya Arjuna masih memejam.

"mau bucin kali." sahut Esa menyalakan PC milik sahabatnya.

"mending warung mang anto."
"push rank sampe subuh." ucap Arjuna datar.

"nah..... betul.. hahahahaha." sambung Esa dengan gelak tawa dan Pandu langsung melempar bantal ke arahnya.

"push Jun tapi gw di PC." ajak Esa.

"bawa colokannya kesini Ndu." suruh Arjuna menepuk-nepuk lengan Pandu yang rebahan di sampingnya.

"si anj nyuruh mulu kek Esa." Arjuna hanya cengingisan.

"kalo kata gw mah ngaca aja sih." sindir Esa.
Bukannya marah Pandu malah tertawa lantang dengan sindiran sahabatnya itu.

"menurut lu pak iel gimana, Ndu?" tanya Esa tiba-tiba sembari membuka aplikasi game di komputer sahabatnya dan Pandu yang sedang menarik colokan stop kontak untuk dibawa ke dekat ranjang seketika menengok ke belakang.

"apaan maksud lu?" selidik Pandu.

"ya nggak, gw cuma nanya aja... mang salah." jawab Esa tanpa menoleh.

"lu suka sama pak el?" tanya Arjuna dengan nada datar dan Esa menengok kearah ranjang.

"gila kali lo hahahahaha." bantah Esa dengan tawa besarnya lalu kembali fokus ke PC Arjuna.
"ya kali gw suka sama yang lebih tua anjir." lanjutnya dan Arjuna hanya diam.

"trus maksud lu nanya begitu kenapa?" sambung Pandu.

"ya gak ada, cuman kalo gw perhatiin pak iel tuh gak terlalu aktif tapi banyak yang kayak mau deket sama dia." Tawa besar Arjuna Pecah karna ucapan Esa yang mengatakan guru magangnya itu tidak terlalu aktif.

"kesambet lu?" selidik Esa.

"nggak." singkat Arjuna menggeleng.

"kalo di pikir iya juga sih, Sa."
"termasuk dia." Pandu menunjuk Arjuna dan remaja tampan itu hanya memasang wajah bodoh menatap kedua sahabatnya bergantian.

"lu kenapa sih Jun seneng deketin pak iel? suka lu?"
"mending jangan deh___" ucap Esa dengan wajah penasaran.

"seru aja godain pak guru yang suka mencak-mencak tiap di katain plastik." sela Arjuna santai sembari bermain game dan dua remaja lainnya hanya saling tatap.

••••
"AAAAAAAAA...." pekik Darriel karna lidahnya tak sengaja tergigit dan seketika semua anggota keluarga yang ada di meja makan tersentak menghentikan kegiatannya.

"apa sih el?" tanya bunda Darriel.

"tau nih mulutnya lebar banget, untung gw gak keselek" sewot Dina sedangkan Adimas tetap melanjutkan makannya.

"gw tampol pake paha ayam juga lu."
"ga ngerti lidah kegigit apa." protes Darriel menatap adik perempuannya.

"lo aja tiba-tiba teriak gak ngomong apa-apa, mana gw tau wleee." balas Dina menjulurkan lidah.

"udah, udah." ucap ayah Darriel menengahi.
"gimana magangnya kak?" lanjutnya.

"lancar yah, tapi ada satu murid ngeselin banget."
"masa ngatain oppa Darriel plastik." adu Darriel melanjutkan makannya.

"mungkin cuma bercanda biar akrab." sahut bunda Darriel.

"mungkin caper." sambung Adimas melirik kakaknya sekilas.

"gak usah ngada-ngada lu." sewot Darriel.

"yeeeeahh... yaudah gw mah cuma ngomong el."

"yah liat yah, gak sopan dia manggil iel cuma nama aja." ayah Darriel hanya menggeleng dengan perdebatan anak-anaknya.

"magangnya berapa bulan el?" tanya bunda Darriel.

"2 bulan bun, nanti pindah tempat lagi."

"udah semester 6 kan? mau kerja di kota nya eyang apa disini?" tanya ayah Darriel menatap putra sulungnya.

"belum tau yah, masih lama juga kan."

"ya kan harus di rencanakan dulu el, gak grasa-grusu aja." sambung bunda.

"paling ngelamar di kota trus ngekost aja."

"gak di sini aja el? ntar kalo gw ada PR gimana?" tanya Dina.

"kan ada HP Din, lagian masih lama juga." Dina mengangguk dengan jawaban kakaknya.

"iel duluan." ucap Darriel bangkit membawa piring kotornya ke kitchen sink untuk di cuci lalu berjalan menuju kamarnya.






~°°~
TERIMAKASIH💛

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💛

SEE YOU NEXT CHAPTER🔥

ASYMMETRY [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang