2 Hari kemudian
Darriel berdiri di depan cermin merapikan almamater yang ia kenakan, dia berbalik melangkah ke arah tempat tidur berniat memasukkan hoodie milik Arjuna ke dalam tasnya.
Dia ambil hoodie diatas kasur lalu menghirup aroma parfum yang masih melekat padahal sudah ia cuci.
"parfumnya enak banget anjrot padahal udah gw cuci."
"ini kalo gak gw balikin boleh gak sih?" Darriel terkekeh salah tingkah dengan ucapannya sendiri.Dia masukkan hoodie itu ke dalam
tas lalu menggendongnya di punggung, berjalan menuju poster oppa-oppa tercintanya."gilak lah makin ganteng aja oppa ini." ucapnya di depan poster Taehyung.
"berangkat dulu ya oppa-oppa kesayangan iel..."Darriel melangkah keluar kamar menengok kearah luar rumah melihat Bisma baru saja turun dari motornya.
"bunda.... iel berangkat." pamitnya sedikit lantang.
Selang beberapa menit bunda Darriel muncul dari arah dapur membawa bekal untuk putra sulungnya.
"bekalmu iel." ucap bunda dan Darriel tersenyum lebar.
"terimakasih bunda."
Darriel mengambil alih bekal di tangan bunda, mencium kedua pipinya lalu melangkah keluar rumah."yuk Ma, keburu hujan" ajak Darriel menatap langit yang sedang mendung dan mereka segera berangkat menuju tempat magangnya.
•••
Seorang siswa yang duduk di bangku pojok paling depan terlihat begitu gelisah dan sesekali melirik jam dinding yang ada di tembok paling belakang menunjukkan jam 09.25
"ini hari selasa kan?" bisik Arjuna menyondongkan badan ke samping.
"hmmm" singkat Pandu melirik sekilas lalu kembali fokus pada tugas yang di berikan guru sosiologinya.
Arjuna melipat kedua tangan diatas meja meletakkan kepala diatasnya menatap derasnya hujan lewat jendela sebrang dekat meja guru.
"lama amat 15 menit doang." keluhnya lirih.
"ngapa sih lo rewel amat daritadi?"
tanya Pandu sembari membolak-balikkan bukunya mencari jawaban dan sahabatnya itu tidak menjawab.Tiba-tiba Arjuna berdiri mengangkat tangan dan Pandu menoleh cepat sedikit kaget.
"kenapa Juna?" tanya pak Jumpol yang melihat gerakan Arjuna.
"pak izin ke toilet."
"tugasmu sudah selesai?" tanya pak Jumpol lagi menunjuk Arjuna dengan tusuk gigi di tangannya.
"sudah pak."
"oke." singkat pak Jumpol kembali menggigit-gigit tusuk gigitnya, salah satu kebiasaan aneh guru nyentrik yang mengajar di lokal IPS itu.
"alah si bangke diem-diem udah kelar aja." lirih Pandu sedikit kesal.
"minggir lo." perintah Arjuna dan Pandu merubah posisi duduknya menyerong lalu menyenggol pinggang Arjuna saat melewatinya dan Arjuna hanya menahan tawa. Dia tau betul Pandu sedang kesal.
Siswa yang tergolong pintar di lokal 11 IPS itu berjalan menuju meja guru, meletakkan tugasnya disana lalu berjalan keluar.
"kemana lo Jun?" tanya Esa saat Arjuna hampir sampai di depan pintu dan remaja tampan itu hanya tersenyum melambaikan tangan, tak ketinggalan wajah tengilnya sembari tetap melangkah keluar.
Arjuna tengok setiap kelas yang di lewati tapi tidak menemukan seseorang yang dicari dan dia memutuskan menuju perpustakaan.
"permisi." kata Arjuna menyembulkan kepala ke dalam ruang perpustakaan namun tak ada seorangpun yang terlihat.
Arjuna masuk dengar mata menyisiri sekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASYMMETRY [BELUM REVISI]
FanfictionSeorang K-popers dan seorang wibu di pertemukan semesta dalam wadah sempit dan terbiasa, begitu membuai dan terlena, hingga lupa itu semua hanya bersifat sementara, hingga wadah itu terberai tak bersisa. pertemuan yang tak terencana mencoba merajut...