34. DINNER

464 60 4
                                    

2 Minggu kemudian.

tak terasa dua minggu telah berlalu dan hubungan Darriel dengan Arjuna menjadi semakin dekat meskipun belum ada tanda-tanda peresmian status mereka.
Perlakuan Arjuna yang semakin manis dan Darriel yang mulai bisa menerima hal itu membuat rasa canggung keduanya mulai terkikis.

Seperti halnya sore ini, tiba-tiba Arjuna mengajak Darriel makan bersama dan kini lelaki cantik itu tengah menunggu Arjuna menjemputnya.

Darriel nampak gelisah dengan perasaan yang campur aduk, entah apa yang diharapkannya tapi ia merasa malam ini akan menjadi awal dari semua yang mereka rajut selama dua minggu ini.

tok tok tok

Terdengar pintu apartemennya di ketuk dan Darriel segera beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju pintu sembari merapikan kemeja putih yang ia kenakan.

"lama?" tanya Arjuna saat pintu barusaja terbuka dan Darriel hanya diam ketika lelaki tampan itu mengulurkan setangkai bunga matahari ke hadapannya.

Arjuna terkekeh kecil melihat ekspresi Darriel yang nampak lucu.

"untuk kakak." ucap Arjuna lembut.

Darriel beralih menatapnya dan Arjuna mengangguk kecil membuat lelaki cantik itu berani mengambil alih bunga tersebut.

Darriel mengunci pintu apartemennya dan mereka mulai berjalan menuju lift.

"kenapa bunga matahari?" tanya Darriel menatap bunga di genggamannya sembari berjalan.

"karna kakak menerangi hari-hariku." goda Arjuna.

"untungnya tidak terbakar." celetuk Darriel dan keduanya tertawa kecil.

Saat hampir sampai lift, tiba-tiba Arjuna mengambil langkah lebar dan berhenti di depan Darriel dengan tangan menahan dahi lelaki cantik itu, membuat Darriel mengerjap lucu menatap Arjuna.

"tembok." ucap Arjuna sedikit menyondongkan tubuhnya kesamping dan Darriel hanya diam mengalihkan pandangan.

Arjuna meraih pergelangan tangan Darriel untuk memasuki lift menuju mobilnya yang terparkir di basement.

~
Pria muda yang mengenakan kemeja putih dipadukan jas warna hitam dan celana bahan hitam itu  menghentikan mobilnya di sebuah restaurant tepi pantai.
Ia segera keluar memutari mobil untuk membuka pintu Darriel.

"terimakasih." ucap Darriel tersenyum tipis.

Mereka berjalan masuk dan tiba-tiba Arjuna meraih tangan Darriel tanpa izin untuk mengisi sela jemarinya dan Darriel yang mulai terbiasa dengan sikap Arjuna itu hanya pasrah.

"kenapa?" tanya Arjuna saat Darriel menengok ke arahnya dan Darriel hanya menggeleng, kembali fokus kedepan.

Mereka disambut beberapa waiters dan diarahkan menuju meja di tepi pantai.

Sorot senja ditambah dua lilin diatas meja membuat nuansa makan malam mereka menjadi semakin romantis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorot senja ditambah dua lilin diatas meja membuat nuansa makan malam mereka menjadi semakin romantis.

Arjuna menarik sebuah kursi, mempersilahkan Darriel untuk duduk dan dia duduk disebrang Darriel.

"apa tidak terlalu berlebihan?" bisik Darriel dan Arjuna menahan senyum.

"tidak sama sekali." ucap Arjuna dengan senyum manisnya.

Dua orang waiters datang membawa makanan pembuka.

"silahkan tuan." ucap waiters dan Darriel mengangguk tersenyum.

Mereka nampak begitu menikmati makanan demi makanan yang di sajikan dan Arjuna sesekali menyuapkan makanan miliknya pada Darriel.

~
"suka?" tanya Arjuna sembari mengelap bibirnya dengan sapu tangan yang disediakan.

"suka, senja dan lautnya terlihat indah."
"terimakasih." balas Darriel menatap lautan dan Arjuna mengikuti arah pandang Darriel.

"tapi yang duduk dihadapanku lebih indah." ucap Arjuna masih menatap lautan lalu beralih pada Darriel dan mata mereka bertemu.

Darriel menunduk menghindari tatapan dalam milik Arjuna.

"kak." panggil Arjuna meraih tangan Darriel yang ada diatas meja dan Darriel kembali mengangkat kepalanya.
"besok pagi Juna berangkat ke pusat militer diluar kota dengan komandan." terang Arjuna.

"besok?" tanya Darriel meyakinkan dan Arjuna mengangguk.

"karna itu Juna mengajak kakak makan malam bersama untuk perpisahan beberapa hari mendatang."

Darriel tersenyum tipis, entah mengapa ada rasa kecewa dibalik maksud Arjuna mengajaknya makan malam.
Harapnya yang terlalu tinggi membuat ia kembali merasa dijatuhkan untuk kedua kalinya.

"kakak tidak apa-apa kan jika harus berangkat sendiri? Juna tidak bisa antar jemput selama 3 hari mendatang."

"tidak masalah... dari awal kan selalu berangkat sendiri." jelas Darriel tersenyum.

Baru ingin berucap tiba-tiba Arjuna merasa ponsel disakunya bergetar.

"sebentar kak." ucap Arjuna merogoh saku celana tanpa melepaskan satu tangannya yang terus mengusap jemari Darriel.

"ya ndan..." ucap Arjuna setelah mengangkat telpon dari atasannya.

"....."

"siap ndan..."

"...."

"siap ndan... segera meluncur." ucap Arjuna lalu kembali mengantongi ponselnya.

"kakak sudah selesai kan?" Darriel mengangguk.

"maaf Juna harus menemui komandan untuk membahas perjalanan dinas besok." terang Arjuna.

"yasudah... mari pulang, aku sudah selesai." ucap Darriel.

"kakak marah?" selidik Arjuna dan Darriel menggeleng tersenyum.
"ayo..." ajak Darriel, mereka beranjak dari duduknya dan segera menuju G apartemen untuk mengantar Darriel pulang.

~~~

Disepanjang perjalanan Darriel hanya diam menatap keluar jendela dan sesekali memperhatikan jalanan sedangkan Arjuna yang peka dengan suasana hati Darriel hanya diam, tak ingin membuat perasaan lelaki cantik itu semakin buruk.

Arjuna menghentikan mobilnya didepan bangunan apartemen Darriel dan Darriel mencekal tangan Arjuna saat dia berniat keluar mobil.

"tidak usah, aku sudah aman."
"lebih baik kamu segera pergi menemui komandan." ucap Darriel.

"tidak apa-apa? kakak marah?" Darriel menggeleng.

"jangan ngebut, terimakasih untuk makan malamnya." ucap Darriel tersenyum manis dan Arjuna mengacungkan dua jempolnya.

"hati-hati saat naik ke atas."
"maaf tidak bisa mengantar kakak." ucap Arjuna dan Darriel mengangguk tersenyum lalu keluar dari mobil sedangkan Arjuna mengotak-atik ponselnya.

"aku berangkat besok pagi." ucap Arjuna menelpon seseorang lalu mengakhirinya dan segera malajukan mobilnya meninggalkan Darriel.

Lelaki cantik itu segera membawa langkah lunglainya memasuki gedung apartemen setelah mobil Arjuna pergi.

Darriel masuk unit apartemennya dan melangkah menuju kamar, menghempaskan tubuhnya keatas ranjang.

"apa yang kamu harapkan el...." lirih Darriel memejam dan airmata yang ditahannya sedari tadi jatuh begitu saja.

Dia merasa kecewa dan marah pada dirinya sendiri karna terlalu mengharapkan sesuatu secara berlebihan.











~°°~
TERIMAKASIH😍

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💛

SEE YOU NEXT CHAPTER🔥

ASYMMETRY [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang