Pagi yang cukup cerah dan seorang guru magang sedang berdiri di depan kelas 10 IPA 1 menjelaskan materi sesuai kurikulum yang di tentukan.
Wajahnya yang penuh dengan sirat ramah dan penyampaian yang mudah di pahami membuat para siswa senang berlama-lama memperhatikannya.
"ada yang di tanyakan?" tanya Darriel menghadap muridnya.
"nggak ada pak..." sahut seisi kelas.
Darriel berjalan menuju meja lalu membuka buku paketnya.
"coba buka halaman 62." ucap Darriel dan seketika suasana kelas di penuhi suara lembar demi lembar buku yang saling bersahutan.
"coba kerjakan pilihan ganda nomor 3, 6, 10, 14, dan 15." perintah Darriel mencari soal sesuai materi yang di sampaikan.
"plastik, pelastik..."
Darriel yang mengenali suara itu segera mengalihkan pandangan keluar kelas dan menemukan Arjuna berjalan pelan menatap ke dalam kelas menuju arah toilet yang memang berada di samping kelas 10 IPA 1.
"plastik.." ulang Arjuna sedikit lantang saat sampai di jendela terakhir lalu terdengar samar-samar gelak tawanya dan lagi-lagi hal itu membuat Darriel menahan kesal.
Bukan rahasia lagi jika k-popers dan wibu saling bertentangan tapi Darriel tidak menyangka jika salah satu muridnya adalah wibu garis keras yang sangat menjengkelkan.
"pak ini PR ya? sebentar lagi istirahat." ucap seorang siswi dan Darriel kembali menatap muridnya.
"tetap kumpulkan di meja pak Josep." singkat Darriel bergerak duduk.
"yaah..."
"tu anak lama-lama ngeselin banget."
"emang dasar wibu gak jelas." batin Darriel acuh pada keluh muridnya.••••
Kring kring kring.."baiklah kalau begitu kita sambung di pertemuan minggu depan." ucap pak Jimmy setelah mendengar bel tanda istirahat.
"iya pak.."
Pandu memutar badannya menghadap Arjuna yang duduk menyerong bersandar di tembok.
"main bola yok Jun." ajak Pandu.
"mager." singkat Arjuna merogoh laci meja untuk mencari Hpnya.
"bentar doang."
"lo mau main bola berduaan doang?"
"kan ada Esa." jawab Pandu menengok sahabatnya.
"bertiga doang? bener aja nggak."
"ya nanti pasti ada yang gabung."
"gak lah males." jawab Arjuna memiringkan Hpnya membuka aplikasi game mobile legend.
"ada yang mau main bola gak?" teriak Pandu pada teman sekelasnya saat pak Jimmy baru saja keluar.
"yok.." teriak beberapa remaja laki-laki.
Pandu dan Esa bangkit dari duduknya meninggalkan Arjuna yang sibuk mengotak-atik layar HP tanpa perduli sekitar.
5 menit kemudian.
Arjuna menyisiri ruang kelas dan hanya dia lah satu-satunya laki-laki yang ada disana.
Dia keluarkan aplikasi gamenya lalu bangkit dari duduk sembari mengantongi HP berjalan keluar kelas menatap teman sekelasnya yang bermain bola di halaman.Pandangannya beralih pada beberapa guru magang yang duduk di bawah pohon depan kelasnya lalu dia berlari menuju tengah lapangan untuk bergabung dengan Pandu dan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASYMMETRY [BELUM REVISI]
FanfictionSeorang K-popers dan seorang wibu di pertemukan semesta dalam wadah sempit dan terbiasa, begitu membuai dan terlena, hingga lupa itu semua hanya bersifat sementara, hingga wadah itu terberai tak bersisa. pertemuan yang tak terencana mencoba merajut...