Di dalam ruang BK, Angel pun telah selesai mengafal surat Al-Baqarah ayat satu sampai lima dengan lancar beserta artinya. Kini, giliran Brama. Usai Angel mundur dan duduk di sofa panjang tak jauh membelakangi Brama yang sedang berdiri di hadapan Pak Lukman.
“Mau hafalan apa kamu hari ini, Bram?” tanya Pak Lukman.
“Surat An-Nissa ayat satu sampai sepuluh berserta artinya, Pak. Selain buat mempertanggung jawabkan atas hukuman saya, saya juga ingin bacakan surat ini untuk Angelika Mentari,” jawab Brama.
“Mengapa untuk Angel?” tanya Pak Lukman penasaran. Pasalnya, hanya Brama yang terang-terangan mengutarakan tujuannya tepat di depan orangnya.
“Angel adalah seseorang yang istimewa bagi saya, Pak, dan surat ini juga kesukaannya.”
“Oke, silakan. Angel simak, ya, ini buat kamu juga,” pinta Pak Lukman.
Angel hanya mengangguk. Dia terkejut sebenarnya karena Brama melakukan hal tersebut. Pasalnya, hanya Rayyan yang tahu surat kesukaannya dalam Al-Quran. Angel penasaran, Brama tahu dari mana soal itu?
Akhirnya, beberapa menit kemudian Brama telah selesai menghafal. Angel pun usai berpamitan dengan Pak Lukman keluar ruang BK dan menyusul Brama yang mendahuluinya. Dia berjalan dengan wolker berusaha mengejar Brama. Baru ketika Angel sudah jauh dari ruang BK, dia memanggil Brama.
“Bram, tunggu!” teriak Angel.
Teriakan tersebut nyaring di gendang telinga Brama. Meski telah jauh, sang empunya nama pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang, tersenyum seraya menaikkan alis kanan sebagai respons. Paham dengan respons Brama, Angel menghela napas.
“Mengapa kamu melakukannya kepadaku? Kamu tahu dari mana aku suka surat itu, Bram?” teriak Angel lagi.
Mendapati teriakan Angel, Brama berbalik badan dan menghampirinya. Kini, Brama berdiri di depan Angel. Namun, dia malah melangkah mendekatinya hingga Angel menghindar dengan melangkah mundur menggunakan wolker dan punggungnya pun menabrak tembok.
Akhirnya, Angel sudah tak bisa bergerak lagi. Brama yang sudah berdiri di depannya itu dengan sekat wolker di tengah dia tersenyum. Tangan kanan itu bergerak menyentuh tembok dan mendekatkan wajahmya ke muka Angel. Sedetik kemudian, tangan kanannya beralih menyelipkan helaian rambut Angel ke belakang daun telinga.
“Karena kamu cewek istimewa untuk aku, Ly. Apa, sih, yang nggak aku tahu dari kamu?” ucap Brama masih dengan posisi yang sama.
“Bram, bisa nggak menjauh?” jawab Angel.
“Kenapa?” tanya Brama balik.
“Bahaya. Kamu cowok dan kita lagi di sekolah,” sanggah Angel.
Brama hanya terkekeh mendengar hal itu, dia masih belum menjauhkan dirinya dari Angel. Malah, Brama semakin memandang lekat wajah Angel.
“Kamu istimewa, Ly, dan keismewaan itu yang membuat aku menginginkanmu,” ucap Brama lalu dia menjauhkan wajahnya. Perlakuan itu membuat Angel bernapas lega.
“Nanti hati-hati, ya, check up-nya. Maaf, aku belum bisa menemani,” ujar Brama.
“Nggak pa-pa, Bram. Tidak usah minta maaf. Terima kasih, ya. Aku mau ke kelas dahulu,” pamit Angel. Namun, baru beberapa langkah Angel berjalan dengan wolkernya, Brama memanggil membuat dia berhenti tanpa menoleh.
“Izinkan aku menggantikan posisinya Danu, ya? Aku tahu, kamu menceritakan Danu kepadaku hanya untuk menghindariku padahal kamu sudah selesai sama dia,” sahut Brama seraya memandang punggung Angel yang tak jauh berdiri darinya. Kedua tangannya pun dia masukkan ke dalam saku celana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Waktu Bersamamu
Ficção Geral"Aku paham. Namun, kamu butuh pelukan itu. Kenapa menghidariku setelah pulang dari luar kota sampai sekarang, Ngel?" tanya Brama. Deg! Mendengar pertanyaan Brama, Angel memejamkan mata dia merasakan guyuran hujan yang semakin deras jatuh ke kepala d...