15. Boleh Lagi?

65.5K 2.1K 65
                                    

Jangan lupa vote😋

Kata hiatusnya udh ilang loh, ayo bantu dukung penulis lewat vote dan komen kalian😊

Lagi baik nih, seminggu udh 2 kali up🫶

Mau up kapan lagi?

Komentar kalian di Part ini?

oOo

"Kalian hati-hati pulangnya, gak usah ngebut biasa aja, inget itu lagi bawa anak."

Ibu Sarminah yang ikut mengantar sang anak dan menantu ke depan rumah kini beseru ala khas Ibu-ibu, mengingatkan dengan nada yang khawatir kala anak dan menantu sudah siap untuk pulang.

Iya setelah tadi berbincang hangat namun sayang tidak bisa lama kerena mengingat Arina, Gayatri sangat mewanti untuk pulang cepat, karena belum lagi pesanan anak gadisnya itu, sungguh demi apapun wanita itu khawatir kalau Arina akan kelaparan menunggu mereka.

"Iya Bu ih! Astaga kalau ditahan gini mulu kapan jalannya? Kasian Arina udah nunggu dirumah." Gayatri meregut kesal karena sang Ibu masih tetap menahan, padahal mereka sudah sangat siap untuk pergi, sayangnya karena terusan berbicara Ndoro Harsya jadi tidak berani untuk menjalankan motornya.

Segan karena mertuanya masih mengingatkan bahkan rela untuk mengantar keluar rumah, jadi lelaki itu tidak nyaman kalau dirinya lansung menjalankan motornya.

"Ck! Kamu ini kalau dibilangin ya, kasian itu lo cucu ibu dingin kena angin malam." Decakan keluar dari Ibu Sarminah kesal melihat sang putri membantah ucapannya, wajahnya juga sangat khawatir melihat sang cucu yang bahkan sangat anteng di atas motor dan berada ditengah-tengah sang Rama dan Bunda.

Jadi angin malam itu tidak langsung terkena pada tubuh sang anak, ada tubuh besar sang Ndoro yang menjadi pelindung bagi tubuh sikecil Sena, pun Gayatri tidak lepas tangan begitu saja bahkan gadis itu memakaikan jaket sangat tebal ditubuh sang anak lelaki.

Ibu Sarminah saja yang menurut Gayatri sangat berlebihan, tapi apa Ndoro Harsya merasa risih? Tentu tidak, lelaki itu malah senang karena benar sangat mendapat perhatian dari sang mertua.

"Uwes, sana jalan saja, kasian sama Arina di rumah, hati-hati ya." Pak Darto menengahi, tidak akan selesai kalau sang istri dan putri bungsunya sudah berebut perkataan, bisa-bisa tidak jadi pulang sang anak dan menantu!

"Yasudah, pamit pergi ya Pak Bu, Assalamualaikum." Ndoro Harsya juga mau tak mau menjalankan motornya ketika pingganya sudah diberikan kode untuk cepat berjalan, tidak mau juga membuat  sang anak gadis menunggu di rumah dengan menahan lapar.

"Astaga Ibu ya, gitu banget heran." Keluhan sang garwa bisa didengar oleh Ndoro Harsya, lelaki itu tertawa yang bisa didengar oleh sang wanita, Gayatri yang mendengar itu sedikit merasa heran karena mendengar sang Ndoro malah tertawa sendiri begitu, padahal tidak ada yang lucu.

"Kenapa ketawa? Kangmas baik 'kan?" Mendengar itu Ndoro Harsya makin tertawa, melihat wajah heran serta nada sang garwa yang sangat membuat dia merasa lucu, demi apapun sangat menggemaskan.

"Kamu mikir saya ditempeli dedemit nanya begitu?" Sebuah tepukan keras dipunggungnya yang sama sekali tidak sakit Ndoro Harsya terima dengan baik, Gayatri pelakunya.

"Kangmas ya! Jangan ngomong gitu dong, lewat jalan sepi nih." Tubuh Sena yang berada di depannya semakin dimajukan oleh Gayatri, kedua tangan sang garwa juga meremas jaketnya dengan sangat kuat seakan benar-benar takut.

"Astaga, kamu takut Nimas?" Gayatri tidak menjawab pertanyaan sang suami yang bernada sangat jahil, perempuan itu makin maju sambil tangannya meremas kuat pinggang sang Ndoro. "Nimas jangan terlalu dekat, kasian anaknya kegencet."

Ini Gayatri, Istri Kangmas [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang