45. Kemarahan Sang Ndoro

23.9K 1.5K 150
                                    


Terimakasih yang kemarin mau beli dan follow akun Karyakarsa Ka Neo yang baru, makasih banget orang baik😭🫶

Terus yang nanya "Kak kok gak bisa akunya?" Bisa kok insyaallah, lewat link di bio Ka Neo ya, pasti bisa kok insyaallah, Ka Neo tunggu ya😙🫶

Mau cerita nih, akhir-akhir ini minat tulis Ka Neo turun, boleh bantu naikin lewat dukungan kalian? Vote sama komennya ayo🙏

Btw, mau nanya juga deh, kalau semisal satu Karya Ka Neo ada yang di pindahin ke Fizzo kalian ada yang mau baca gak sih?

Bantu jawab ya penduduk! Terimakasih:)

Semoga suka ceritanya dan jangan lupa vote sama komen ya!

Selamat Menikmati🪶

oOo

Tujuan sang Ndoro sekarang adalah ke kebunnya.

Wajahnya mengeras menahan semua amarah yang dia punya di sana, ketika mendengar langsung bagaimana ancaman pria bernama Baskara itu sampai pada garwanya, oh tentu saja Ndoro Harsya tidak akan bisa menahan diri kalau sudah begini.

Apalagi ketika dia juga mengantongi beberapa nama yang sudah menghianati dirinya dalam sebuah pekerjaan, lelaki ningrat itu tidak akan melepaskan semuanya yang ikut bermain api dalam lingkarannya, hukuman yang paling pas adalah mereka berhadapan langsung dengan sang Ndoro.

Jadi di sinilah Ndoro Harsya berada, di kebunnya sambil menatap pada Pak Takim dengan pandangan tajamnya.

"Kumpulkan semua orang tanpa terkecuali, dan suruh berhadapan dengan saya di kantor ruangan." Perintah itu terdengar sangat mendominasi seakan sudah ditebak mau apa lelaki itu mengumpulkan semuanya, wajah yang mengeras dan juga aura yang tidak nyaman, sudah menjadi hal yang Pak Takim tahu.

Itu bukan pertanda yang baik.

Jadi dengan sangat hormat lelaki itu menundukkan tubuh dan juga kepalanya siap merima perintah sang Ndoro, Lelaki ningrat itu sendiri tidak melirik sama sekali tetap berjalan lurus menuju ruangannya di kebun yang seluas itu, masih sibuk menenangkan pikirannya yang kacau.

Sial! Kalau saja tidak ada sang garwa yang bercerita semuanya, tidak mungkin Ndoro Harsya di sini dengan kemarahannya, lelaki itu duduk di kursi kebesarannya dengan pandangan yang sangat lurus begitu tajam seakan mampu membelah pintu kayu diruangannya, kalau ditanya apakah Ndoro Harsya baik-baik saja? Jawabannya tidak, lelaki itu sudah dikuasai dengan amarah yang sangat besar.

Bahkan mungkin tidak bisa menahan dirinya ketika menunggu semua pekerjanya untuk berkumpul, dia akan selesaikan hari ini, semuanya tanpa terkecuali, tidak akan dia lepaskan orang yang sudah mengusiknya terutama Pria bernama Baskara itu.

Cih, lihat saja.

"Ngaputen Ndoro, semuanya sudah berkumpul di sini." Pak Takim mengetuk pintu ruangan Ndoro Harsya dengan pelan, mengatakan perintah yang sudah ia lakukan di hadapan sang Ndoro yang saat ini terus menatap tajam ketika kakinya masuk.

Lima belas menitan menunggu akhirnya apa yang dia inginkan berkumpul juga, para pekerjanya yang berbaris di depan ruangannya dengan keadaan menunduk takut, tidak tahu apa yang membuat mereka sampai di kumpulkan di hari biasa seperti ini, tidak biasanya.

Tapi Ndoro Harsya tidak menjawab hanya menatap Pak Takim dengan pandangan yang sangat tajam tidak bersuara sama sekali, padahal tadi menyuruh dengan sangat berdesak lalu kenapa sekarang justru masih diam di kursinya?

Ini Gayatri, Istri Kangmas [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang