42. Malam Di Balai Desa

19.7K 1.4K 92
                                    

Halow Ka Neo balik, siapa yang udh Nungguin?

Thankyou udh terus komen buat Ka Neo ya🫶

Dan yang buat kemarin² nanya tentang Karyakarsa maaf banget, Ka Neo juga gak begitu paham, maaf banget🙏

Soalnya masih baru, kalian lebih baik liat di tiktok atau Yotube ya, di sana lebih jelas, maksih udh mau dukung Ka Neo🫶

And pssst! Di KK Partnya udh sejauh itu loh, yakin gak penasaran?

Yaudah ayo vote dulu sebelum baca, boleh di komen juga🫶

Ayo² jangan jadi pembaca gelap🙏

Siap buat ketemu sama Kangmas sama Nimas?

Yaudah ayo langsung baca, vote dulu yaa!❤

Terimakasih:)

Selamat Menikmati🪶

oOo

Tiga bulan berlalu dan semua kini berjalan sedikit normal dari terakhir kali ada masalah, Ndoro Harsya senang namun juga sedikit takut.

Takut pada hal tabu yang bisa mencelakai orang-orang yang dirinya sayang, terutama anak dan garwanya, Ndoro Harsya sangat mencemaskan mereka dan juga calon anaknya yang berada di perut sang garwa yang sudah siap menyapa dunia, kemungkinan beberapa waktu lagi sudah melahirkan.

Itu yang membuat Ndoro Harsya sangat gelisah bukan main, ditambah segala ancaman yang dirinya terima dari orang tak di kenal datang mengacau isi kepalanya yang berantakan bukan main, dia takut bukan karena keselamatan dirinya sendiri atau bahkan untung kebunnya bukan sama sekali, tapi lebih ke khawatir dengan segala ancaman itu yang menyebut nama garwanya.

Orang itu terlalu pandai dalam melangkah sampai Ndoro Harsya yang biasanya sangat gampang menemukan apapun yang dirinya cari dengan sangat mudah, kini mendadak tergugu ditempat ketika sang lawan mempunyai taktik sendiri untuk menjatuhkan sang Ndoro, sialan memang dan tidak seharusnya.

Mengusik seorang Ndoro Harsya itu untuk apa? Padahal Ndoro Harsya saja sama sekali tidak mengganggu siapapun, lalu apa masalah orang itu sampai mengusiknya sampai sejauh ini?

Untungnya keluarganya sedikit aman, ketika penjagaan di rumahnya makin di ketatkan, adanya Lek Sungo semakin membuat rumah sang Ndoro terjaga, terimakasih pada seorang Nyai di hutan getih itu yang mengingatkan dan membantu memberikan sebuah petunjuk untuknya, setidaknya banyak langkah yang sudah sang Ndoro ambil demi keselamatan keluarga kecilnya.

"Kangmas." Kepala sang Ndoro menoleh ketika satu suara memanggil dari balik tubuhnya yang sedang duduk sendiri di sofa ruang tamu, lalu ketika menoleh ada Gayatri Mandanu dengan perutnya yang sangat besar datang dengan langkahnya yang cukup kesulitan dan tertatih, Ndoro Harsya tersenyum tipis sambil mengulurkan tangannya agar sang garwa berpegangan padanya.

Gayatri menerima dengan senang hati sambil satu lagi memegang perut besarnya sendiri, hembusan nafas wanita itu menderu keras seakan menunjukkan kalau jalan dari belakang sampai ruang tamu sungguh melelahkan, padahal jaraknya tidak jauh-jauh amat tapi karena ukuran perut yang bisa dikatakan sangat besar.

Itu sedikit menyulitkan.

"Kenapa? Mau apa?" Dua pertanyaan itu sudah biasa terdengar ketika sang garwa sudah memanggilnya secara tiba-tiba, bisa lelaki itu tebak memanggilnya pasti tidak akan jauh-jauh dari apa yang wanita hamil itu inginkan, sudah biasa.

Ini Gayatri, Istri Kangmas [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang