17. Mau Berenang? .

53.4K 2.2K 139
                                    

Ternyata banyak dari kalian yang lebih suka up lama ketimbang dikasih pilihan up 2 kali seminggu.

Okey, Ka Neo turutin😋

Selamat Menikmati Penduduk! Ini Bakal jadi up terakhir ya sebelum Lebaran😌

Dan juga, di Karyakarsa udh Part 21 loh, yakin gak penasaran?

oOo

Benar dugaan Ndoro Harsya tentang siapa yang bertamu sepagi ini.

Gusti Raden Mas Pangeran Dewandaru Sadewa, putra kedua dari Kanjeng Gusti Prabu Terdahulu, adik dari Kanjeng Gusti Prabu Aditiya yang sekarang menjabat menjadi pemimpin Keraton Deapura Geageng.

Bertamu ke kediamanya dalam waktu sepagi ini, Ndoro Harsya sudah tau apa yang akan lelaki muda itu bahas dengannya.

"Selamat pagi Raden Mas Pangeran, maaf membuat menunggu." Sapaan itu terdengar sangat sopan ditelinga siapapun yang mendengar, apalagi ini dari seorang Ndoro Harsya langsung.

Namun respon orang penting dari Keraton itu sangat sombong menyebalkan di mata sang Ndoro, kalau saja tidak ingat lelaki muda itu salah satu orang penting Keraton, Ndoro Harsya mungkin tidak akan sudi untuk menganggapnya tamu!

"Sudah tau ada tamu penting, bukannya disambut oleh sang Ndoro, malah abdi dhalem yang disuruh, itu sebuah tindakan kurang ajar bukan?" Raden Mas Pangeran Dewandaru memiringkan kepalanya dengan tatapan yang sangat mengejek.

Lelaki muda itu sepertinya senang kalau disuruh untuk membuat sang Ndoro kesal, namun syukurnya Ndoro Harsya adalah tipikal pria sabar, tidak mudah tersulut oleh lelaki yang lebih muda darinya.

"Ada hal penting apa sampai Raden Mas Pangeran datang ke sini? Rasanya kalau ini hal receh Pengeran tidak mungkin datang ke kediaman saya yang sederhana ini." Mengabaikan pertanyaan mengejek sang Raden Mas Pangeran.

Ndoro Harsya lebih memilih untuk bertanya tentang hal utama lelaki itu datang ke rumahnya, walaupun di awal san Ndoro Harsya sudah tau asalan dibalik kedatanganya sang Raden Mas Pangeran Dewandaru Sadewa kerumahnya untuk apa.

Sangat bisa ditebak dari gelagatnya.

Tawa menjengkelkan Raden Mas itu keluar, Ndoro Harsya tetap dalam pandangan datarnya tidak terusik sama sekali.

"Aku datang karena kau sudah bertindak terlalu jauh Ndoro Harsya, beraninya kau menolak untuk Kinara menjadi penari utama Keraton? Ku dengar orang yang paling menentang adalah kau Ndoro Harsya, ck! Berani sekali." Benar dugaannya, kedatangan orang penting itu tidak akan jauh-jauh dari soal adik perempuannya.

Kinara, yang diminta oleh sedherek dhalem untuk menjadi penari utama Keraton, namun penolakan keras dari Ndoro Harsya kemarin membuat mau tidak mau para sederek dhalem harus kembali berpikir ulang, sibuk mencari cara agar bisa membujuk Ndoro Harsya untuk menerima permintaan itu.

Yang sialnya tidak akan mudah.

"Benar, saya yang menolak dan menentang permintaan itu, ada masalah Raden Pangeran? Saya rasa tidak, kurang ajar? Letaknya dibagian mana? Saya punya kuasa untuk menolak bahkan sangat mampu untuk menentang itu." Perkataan itu memang terdengar sangar tenang, tapi juga menusuk memberitahukan posisi sang Ndoro di mana.

Untuk apa takut? Ketika semua memang sudah berada di tangan sang Ndoro? Lelaki itu punya kuasa jelas sangat mampu untuk menolak dan menyeruakan pendapatnya sekalipun banyak yang tidak setuju, tapi apa Ndoro Harsya akan takut? Jelas tidak sama sekali!

Sudah dibilang apa yang menurutnya benar dan dipilih akan sulit ditentang siapapun itu, sekalipun harus berlawanan dengan sederek dhalem.

"Waah tidak menyangka, seorang Ndoro Harsya yang terhomat membicarakan kuasa yang di dapat dengan sangat tidak sah, kau tidak tau malu ya? Kuasa itu tidak berlaku untukmu padaku, jelas sampai ini pria rendahan?" Mendengarnya tangan sang Ndoro sudah terkepal karena rasa kesalnya.

Ini Gayatri, Istri Kangmas [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang