20. Makan Malam Keluarga

34.1K 2.1K 72
                                    

Terimakasih yang sudah menunggu cerita ini🫶

Ini panjaaang banget, hampir 5k kata, jadi boleh komennya?

Pelan-pelan ya biar ngefeelnya dapet😋

Hadiah karena dapet semangat kalian, maaf ya telat post soalnya kemarin nurut banget minat buka wp, tapi pas baca salah satu komenan jadi balik, tar Ka Neo spill ya🫶

Selama Menikmati, jangan lupa vote dan komen🤸‍♀️

oOo

"Kamu ndak menunda anak 'kan Nduk?"

Tubuh Gayatri menegang untuk sesat, pertanyaan sang Ibu yang secara tiba-tiba bertanya dengan nada sangat penasaran, membuat Gayatri sangat gugup entah kenapa.

Wanita yang sedang menggoreng ikan itu berdiri dengan canggung, amat sangat tidak nyaman untuk menjawab.

Di dapur siang itu ada tiga orang yang Gayatri sangat kenal, sebenarnya untuk membahas hal seperti ini juga tidak masalah karena juga tidak ada yang harus ditutupi, maksudnya orang-orang di dalamnya sudah sangat Gayatri kenal luar dalam, jadi sah-sah saja bila ingin memberitahukan semua.

Namun rasanya masih tidak nyaman, karena Gayatri sendiri pun tidak tau keputusan yang dirinya buat itu tepat atau tidak, terkadang tidak satu pemikirkan membuat perdebatan bisa saja terjadi.

"Mending jangan nunda loh Dek, biar kamu sama Ndoro Harsya ada pengikatnya juga, jadi kalau suatu saat ada hal yang tidak di inginkan terjadi kamu bisa antisipasi duluan loh Dek." Ucapan dari Mbak Gayatri itu sedikit mengusik di telinga garwa sang Ndoro.

Yang tadinya mencoba untuk fokus kini berganti menatap dengan tatapan yang sedikit tajam. "Maksudnya Mbak Anisa apa? Kok ngomong gitu, Mbak doain aku sama suamiku bertengkar gitu?"

Mendengar nada tajam sang adik, Anisa yang tadi memotong dengan perut buncinya karena tengah hamil itu ikut menatap sang adik dengan tatapan tidak menyenangkan.

"Loh dibagian mananya? Mbak cuman ngasih kamu saran aja biar posisi kamu nanti kuat, ndak usah pura-pura nutupin, semua juga udah tau kalau mertuamu itu masih ndak seneng sama kamu, kalau ada Ndoro Harsya ya pasti di lindungin, tapi kalau ndak ada? Dari pada terus sakit hati mending buat pembelaan dari sekarang, siapa tau mertuamu mau buat kamu sama suami pisah karena rasa ndak sukanya sama kamu, jadi anak itu jadi senjata buat kamu, giamanpun mereka bukan darah daging kamu jelas tanpa kehadiran kamu pun mereka tetap punya Ibu yang bisa kapan aja datang loh, pikir ke depannya kalau misal Ndoro Harsya udah bosen sama kamu dan pas mantan istrinya datang minta balikan, bisa jadi loh mereka balik karena nurutin Ibunya."

"Mbak!" Gayatri menyentak dengan keras, bukan bermaksud tidak sopan tapi perkataan sang Mbak sungguh sedikit kasar menrutnya, sangat tidak cocok bila itu dari seorang Kakak untuk adiknya yang baru menikah.

Anisa yang dibentak begitu jela tidak terima, wanita hamil itu meletakkan pisau yang dirinya pegang dengan keras, menatap tajam sang adik yang ikut menatap dirinya dengan kesal, wanita hamil itu tersingggung dengan hal itu.

"Heh! Berani banget kamu bentak Mbak! Mbak yang lebih tua ya! Jangan mentang-mentang suamimu punya pangkat tinggi sampai kamu lupa sopan santu begini!" Alis Gayatri menekuk tajam mendengarnya, kenapa jadi bahas pangkat begini?

"Eh sudah, apasih sudah dewasa begini kok ya malah bertengkar, ndak liat ada Ibu di sini?" Ibu Sarminah menengahi, menatap kedua anak perempuannya dengan tajam, wanita sudah berumur itu menghela nafas dengan pelan.

Ini Gayatri, Istri Kangmas [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang