04. Hurt Without Blood

2.1K 224 7
                                    


Brak!

Pharita menuruni tangga dengan langkah di hentak-hentak, pertanda gadis itu amat kesal.
Harusnya dia pulang dengan tenang dan bahagia tadi, tapi hal itu pupus tatkala saat akan pulang bersama adik-adiknya, seseorang tiba-tiba memanggil dan menyuruh dia menghadap ke ruang guru bersama Chiquita.

Moodnya benar-benar rusak akibat ulah adik bungsunya, jadi dia amat marah hari ini. Seumur-umur baru kali ini dia menghadap guru demi mendengar ceramah tentang adiknya yang sengaja membolos, dan baginya itu memalukan.

Saat tangga yang dia pijak hampir habis, terlihat Ahyeon juga berjalan ke arahnya dengan langkah cepat. Bahkan dia bisa mendengar nafas gadis bermata cantik itu yang terengah-engah.

"Dimana Chiki?" Itu pertanyaan yang keluar begitu saja dari mulut Ahyeon saat mereka kini saling berhadapan, Pharita sampai menatap heran padanya karena itu.

"Unnie tidak melakukan apa-apa padanya, kan?" Gadis itu bertanya lagi karena kakaknya tidak menjawab. Jangan lupakan raut wajah Ahyeon yang kentara menampakkan ke khawatiran.

Pharita terkekeh dengan tangan kiri yang bertolak pinggang.

"Kenapa tiba-tiba kau peduli padanya? Biasanya kau tidak seperhatian ini."

"Dilihat dari tingkah mu sekarang, sepertinya kau memang khawatir ya? Padahal kau tau dia baru saja berbuat salah, jadi bohong jika aku mengatakan tidak melakukan apa-apa padanya."

Ahyeon mengepalkan tangan diam-diam, memilih meninggalkan Pharita tanpa menjawab ucapan menyebalkan kakaknya itu lebih dulu.
Dia bahkan tak peduli ketika Pharita memanggilnya, yang ada di pikirannya sekarang dia harus segera melihat Chiquita untuk memastikan adiknya baik-baik saja.

Pharita yang sengaja di abaikan seperti itu mendengus kesal.
Tidak biasanya Ahyeon mengabaikannya, apalagi hanya karena Chiquita.

Daripada pusing memikirkannya, dia segera melanjutkan langkah yang semula tertunda.
Dia ingin segelas minuman dingin untuk menyegarkan kepalanya yang panas sekarang juga.

Sementara itu sesampainya di depan pintu kamar Chiquita, Ahyeon langsung mengetuk pintu berwarna coklat itu berkali-kali. Takut terjadi sesuatu pada adiknya, karena tadi dia sempat mendengar saat Pharita membanting pintu cukup keras.

Tok-tok-tok!

"Chi? Buka pintunya! Ini Ahyeon Unnie!"

Tok-tok-tok ~

Cukup lama sampai sang adik membukakan pintu untuknya entah karena apa. Dan setelah terbuka, dia bisa melihat jelas wajah pucat berantakan itu sedang memaksakan senyuman untuknya.

"Chi.. kau baik-baik saja?" Ahyeon mengikis jarak diantara mereka, jemarinya terulur untuk menyentuh wajah Chiquita yang mulai terasa hangat di telapak tangannya.

"Apa yang Rita Unnie lakukan padamu? Dia menyakitimu?"

Chiquita masih tersenyum, lalu menggeleng pelan dengan menatap sang kakak. Di turunkannya perlahan tangan gadis cantik itu untuk dia genggam erat.

Ahyeon benar-benar khawatir, dia yakin Chiquita tidak baik-baik saja sekarang. Dengan melihat penampilannya saja, dia langsung tau jika Pharita memang telah melakukan sesuatu sebelumnya.
Tapi Chiquita seperti tak berniat memberitahunya karena malah diam saja.

Tadi saat pulang sekolah dia bersama dengan Ruka, Rami dan Asa, sedangkan Chiquita bersama Rora dan Pharita di mobil lain seperti hari-hari biasanya.

Ketiga gadis itu sampai ke rumah lebih dulu karena mobil mereka tadi ada sedikit kendala dalam perjalanan, jadi pulang terlambat.
Dan dia melewatkan sesuatu yang telah terjadi diantara adik dan kakaknya.

IM HERE, UNNIE...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang