Ruang makan itu pagi ini terisi penuh, semua anggota keluarga berkumpul kembali setelah sekian lama. Jika hari-hari sebelumnya suasana di meja makan itu hening dan suram, kali ini tidak lagi. Semuanya wajah-wajah disana terlihat cerah dan bahagia.
Jaehyun dan Jisoo tersenyum senang melihat putri-putri mereka kembali ceria, bahkan nampak lebih hangat satu sama lain sekarang.
Pharita dan Ruka juga telah berhenti perang dingin sejak kejadian buruk menimpa keluarga mereka, dua gadis tertua itu telah berubah.
Mereka sadar jika membutuhkan satu sama lain."Kasihan, mata Ruka Unnie sampai tidak bisa terbuka." Rora baru saja selesai dengan makanannya, dan langsung berkomentar ketika melihat kakak tertuanya yang terkantuk-kantuk.
Pharita yang kebetulan berada di samping Ruka terkekeh, mulai menjauhkan piringnya karena selesai juga. Sebelum ikutan meledek dia minum lebih dulu.
"Salah siapa juga tidak tidur, alasan saja takut hantu. Mana ada hantu di rumah ini,"
"Berisik!"
Ruka menatap Rora dan Pharita dengan delikan sebal. Dua kakak beradik itu sejak tadi terus saja me- roasting dirinya karena kejadian tadi malam. Jika dia tau lebih cepat itu Pharita, mungkin dia juga tak akan takut.
Dia baru tau ketika Pharita mendatangi kamarnya dan menceritakan jika semalam dia memasak mie di dapur karena lapar. Gadis itu tak menyangka bisa membuat Ruka sampai tak bisa tidur karena berpikir ada hantu di dapur.
"Harusnya jika Unnie takut, bangunkan saja aku. Aku akan mengantarmu," Asa ikutan, sedari tadi dia diam karena harus menyelesaikan sarapannya.
"Cih. Bangunkan katanya, kau tidur saja seperti mayat!" Semprot Ruka pada Asa, Asa tertawa kecil.
"Benarkah?"
"Binirkih.. " cibirnya lagi dengan wajah julid.
Rora ikut tertawa sambil menepuk paha Chiquita yang duduk di sebelahnya. Chiquita juga tengah asyik memperhatikan drama pagi kakak-kakaknya dengan senyuman kecil.
"Makan lagi, Chi." Gadis berambut pirang sebahu itu menoleh, mulai membuka mulutnya lagi ketika Ahyeon menyuapinya.
Kebiasaan Ahyeon tidak berubah, dia selalu suka ketika menyuapi Chiquita. Chiquita juga terlihat lebih santai jika bersamanya di bandingkan jika dengan kakak-kakak yang lain.
Meski sedih semalam tidak bisa bersamanya, Ahyeon cukup senang karena sekarang bisa merawat gadis itu tanpa penolakan.
Beberapa waktu berselang, semuanya telah menyelesaikan sarapan mereka.
Jaehyun juga pergi lebih dulu karena harus ke kantor untuk bekerja, sementara anak-anak kecuali Chiquita pun bersiap berangkat untuk pergi sekolah.Di Mansion hanya ada Jisoo yang akan menemani Chiquita sampai kakak-kakaknya pulang dari sekolah nanti, dia juga harus bekerja meski berangkat sore hari.
"Kenapa harus sekolah? Padahal aku ingin di rumah saja menemani Chiquita." Itu Rami, mengeluh.
Dia duduk di kursi belakang bersama Pharita."Chiquita juga tidak mau kau temani jika sengaja membolos, dia tak akan suka." Rami menatap kakaknya lesu.
"Benarkah?"
Pharita mengangguk. "Meski dia tidak ingat apapun tentang kita, sifatnya masih sama. Dokter bilang, alam bawah sadarnya tidak akan pernah lupa."
"Pantas saja dari caranya menatap kita sangat berbeda. Jika pada Ahyeon, dia terlihat nyaman dan tidak takut. Jika padaku dia seperti canggung,"
Pharita tersenyum tipis. "Kau benar, sepertinya perlakuan buruk kita padanya sangat melekat makanya seperti itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
IM HERE, UNNIE...
Teen FictionBagaimana rasanya ketika kau ada tapi keberadaan mu tidak pernah di anggap ada? "Unnie, aku disini.... " Chiquita/Canny.