32. Schedule

1.6K 227 16
                                    

Hari yang cerah, untuk awal segala rutinitas yang kembali di mulai.
Cuaca baik semoga hari-hari yang di lalui juga lebih baik

Libur pun telah usai, sekarang sudah waktunya untuk kembali pada kebiasaan lama seluruh anak-anak di dunia. Yaitu pergi sekolah, dan belajar.

Dari wajah-wajah yang terlihat sekarang, dominan yang memasang wajah malas. Hanya beberapa yang terlihat senang karena kembali bersekolah.
Salah satunya yang senang tentunya adalah Chiquita, sejak pagi dia begitu bersemangat karena akhirnya bisa memakai seragam lagi setelah sekian lama.

Kakak-kakaknya terlihat senang juga karena adik mereka senang, jika menurutkan keinginan, inginnya mereka masih berlibur dan bersantai saja di rumah.
Apalagi Ruka dan Pharita, satu semester lagi mereka akan lulus dan berpisah dengan adik-adiknya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah.

"Canny, besok jangan pakai seragam ini lagi. Lihat, sudah kekecilan."

Rora bicara sembari menyentuh beberapa bagian seragam sang adik.
Mungkin karena sudah lama tidak di pakai, di tambah Chiquita juga tumbuh menjadikan pakaiannya mengecil.

Saat ini mereka sedang berjalan di koridor, sudah ada beberapa murid yang sepertinya juga baru tiba.

"Benarkah?" Chiquita sepertinya tidak merasa masalah. Dia merasa nyaman-nyaman saja dengan pakaiannya.

"Kamu cepat tumbuh tingginya Chi, jadi pakaianmu akan cepat tidak terpakai. Jika saja seperti Ruka Unnie, pakaianmu bisa awet. Hehehe." Ucap Rami sambil melirik jahil kakaknya.

"Apa maksudmu heh?" Ruka melotot, kenapa gadis tiang itu bicara sambil melirik-lirik dirinya. "Kau meledekku?"

"Tidak kok." Rami menggeleng dan langsung menutup mulutnya.

"Kau benar, Mi. Ruka tumbuh tingginya lama, makanya seragam dia awet. Hahaha... " Pharita menimpali, membuat mereka sontak tertawa.

"Yak! Jahat sekali kalian!"

Ruka memasang wajah kesal, membuatnya semakin terlihat lucu.
Chiquita menahan tawa sambil merangkulnya, tidak tega kakak tertuanya di jahili.

"Tidak apa Unnie, kau terlihat awet muda jadinya. Jadi jangan kesal karena itu pujian." ucap Rora dengan memasang wajah serius.

"Pujian matamu dua! Yang ada kalian tidak akan berhenti meledekku! Kemari kau Rora!" Ruka bersiap mencubit Rora yang tertawa puas, namun gadis itu sudah lebih dulu lari.

"Rora tunggu aku!"

Chiquita tak ingin di tinggalkan jadi dia ikut lari. Kakak-kakaknya berbeda kelas, mereka berjalan ke arah berbeda. Ruka tidak mengejar karena Ahyeon merangkulnya cukup erat.

"Biarkan saja Unnie, namanya juga anak-anak."

"Iya terus saja bela adikmu."

Ruka mengerling jengah atas ucapan Ahyeon. Ahyeon terkekeh gemas.

Sesampainya di kelas, Chiquita di sambut oleh tiga gadis yang dulu sering membully-nya.
Tapi sekarang situasinya sudah berbeda, mereka bukan lagi orang yang akan menyakitinya, karena mereka memiliki utang Budi pada gadis itu.

Rora merangkul posesif lengan sang adik, kurang suka pada tiga gadis itu.
Meski sudah berubah, tetap saja dia tak akan pernah lupa jika dulu Eunchae dan teman-temannya pernah membuat Chiquita sampai jatuh sakit.

"Hai Chiquita." Eunchae menyapa lebih dulu baru di ikuti Leeseo dan Kyujin.

"Hai." Chiquita tersenyum, dia tetap ramah seperti biasa. Masalah yang lalu sudah gadis itu lupakan, sekarang dirinya fokus untuk masa depan.

IM HERE, UNNIE...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang