21. Realize

2.2K 278 51
                                    

Matahari semakin menampilkan sinarnya, tidur seseorang pun mulai terganggu di ranjangnya.
Perlahan kelopak mata itu bergerak hingga akhirnya bisa terbuka sempurna.

Rora mengerjap, butuh beberapa detik baginya untuk sadar setelah terbuai dari alam mimpi.
Ketika kilas balik ingatannya semalam lewat, gadis itu segera bangkit tiba-tiba.

Pharita dan Asa yang memang menungguinya terkejut melihat Rora yang tiba-tiba bangun seperti itu.

"Rora," Asa menyentuh bahu Rora, membuat dia kini beralih menatap lekat padanya.

"Dimana Canny?"

"Rora... Itu .." Pharita terlihat gugup menjawabnya.

"Aku bertanya, dimana Canny? Bukankah Appa bilang sudah menemukannya?" Rora menatap kakaknya itu dengan penuh harap.

"Dia di bawa ke rumah sakit ini? Atau pulang ke rumah?" Lanjutnya sembari memegang lengan sang kakak.

"Rora, dengarkan aku."

Asa memegang bahu Rora, membuat gadis itu kini kembali fokus padanya.
Gadis itu baru saja terbangun dari tidur, dia tidak bisa langsung memberitahukan yang sebenarnya sekarang.

Rora masih setia menunggu apa yang kira-kira akan kakaknya itu katakan.

"Karena hari ini kau sudah di perbolehkan pulang, nanti kau akan tau setelah tiba di rumah. Kami akan mengatakan sesuatu setibanya disana,"

Kening Rora mengerut. "Apa maksudmu, Unnie?"

Dia nampak kebingungan dengan ucapan ambigu Asa.

"Aku hanya bertanya dimana Canny sekarang, tapi kau sangat berbelit-belit. Padahal tinggal katakan saja,"

Asa melirik Pharita yang nampak gusar.

"Apakah terjadi sesuatu? Kalian membuatku khawatir jadinya."

Rora memejamkan mata, mulai berpikir kemana-mana apalagi melihat tingkah dua gadis di hadapannya aneh sekarang.
Dia merasa kedua orang itu sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Unnie! Kalian tidak akan menjawabku?" Rora kali ini berseru kesal. Dua kakaknya sampai terlonjak di tempat, terkejut akan suara kerasnya.

"Ah, maaf. Tapi Ra... Itu.. " Pharita menelan ludah, begitu kesulitan untuk sekedar bicara tanpa gemetaran. Padahal dia tak pernah merasa se gugup ini selama hidupnya.

Klek~

Bertepatan dengan itu, pintu ruangan terbuka dan menampilkan kedua orangtuanya datang bersama dokter dan perawat.
Jaehyun dan Jisoo menampilkan senyuman palsu mereka di hadapan Rora, dan Rora tau itu.

"Kau sudah bangun, sayang?" Jisoo bertanya dan mengusap kepala Rora pelan.

"Dokter akan memeriksamu, setelah ini kita pulang." Ucap Jaehyun yang kini menggenggam tangannya.

Rora mengangkat tangannya, menahan gerakan dokter yang bersiap melakukan pemeriksaan padanya.

Jaehyun dan Jisoo menatapnya bingung.

"Ada apa sayang?" Jaehyun bertanya, apalagi baru saja putrinya itu menepis tangannya.

"Dimana Canny? Bukankah semalam Appa bilang menemukannya?"

Sorot mata gadis itu berbeda, kali ini terlihat tajam dan dingin.

"Atau kau berbohong padaku?"

Jaehyun mengerjap, kemudian menggeleng. "Aniya. Rora, Appa memang menemukannya. Hanya saja... Itu .. "

"Lalu mana dia sekarang?!" Rora berseru marah. Kedua matanya bahkan mulai berair karena menahan amarah.

"Sejak tadi aku merasa ada yang tidak beres. Ternyata memang iya,"

IM HERE, UNNIE...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang