34. Left to right

1.4K 232 17
                                    

Jam menunjukkan pukul 5 sore, Asa dan Pharita baru saja selesai memasak untuk makan malam mereka. Orangtuanya tidak akan pulang cepat karena sudah memberi kabar sebelumnya jika sedang sibuk dengan pekerjaan.

Rora dan Ahyeon bertugas menata meja, menyusun piring, gelas dan sendok untuk setiap orang.

"Ra," panggil Pharita. Rora menoleh, segera dia ambil mangkuk berisi potongan paha ayam kecap itu dari sang kakak.

"Hati-hati panas."

Rora mengangguk.

Ahyeon beranjak ke dekat Asa, membantu kakaknya membawa masakan lain untuk di simpan pada meja. Tak lama kemudian, meja makan pun mulai terisi penuh.
Semua yang tertata disana terlihat lezat.

Tiga anggota lagi belum datang dan Rora berinisiatif untuk memanggil mereka. Tadi Chiquita masih membersihkan diri di kamar mandi karena bangun terbangun, mungkin sekarang sudah selesai.

Gadis berambut hitam tebal itu berjalan menuju kamarnya, ketika akan membuka pintu, pintunya sudah terbuka lebih dulu dari dalam.

"Rora?"

"Sudah mandinya?" Rora tersenyum juga balik bertanya.
Chiquita pun mengangguk, menunjukkan rambutnya yang baru saja kering.

"Kalau begitu ayo turun, kita makan."

"Eum."

"Kau duluan, aku mau memanggil Rami dan Ruka Unnie."

"Oke."

Chiquita mulai menuruni tangga, melirik Rora sebentar yang terlihat menuju kamar kakak tertua mereka baru kemudian melanjutkan langkah kembali.

Ketika sudah berada di ruang makan, mata hazel-nya terbelalak, dia terkejut dan langsung bersemangat melihat ada banyak makanan enak di depan matanya.

Ahyeon menyadari tingkahnya, membuatnya jadi tertawa gemas.

"Kemarilah, air liurmu nanti menetes."

Chiquita tersenyum lebar hingga menampilkan barisan gigi rapinya. Dia bergegas mengambil duduk diantara Ahyeon dan Pharita.

"Makanannya banyak sekali, Unnie. Sepertinya lezat."

"Tentu saja, siapa dulu yang memasaknya." Pharita berucap sombong sambil menyimpan potongan ayam pada piring si bungsu.

"Bukan kau saja Unnie, aku juga ikutan ya." Asa menimpali, tak mau kalah. Gadis berkulit seputih salju itu juga memberikan Chiquita masakan buatannya.

"Cobalah, masakan ku pasti yang paling enak."

Chiquita mengangguk dan terkekeh. Lagi-lagi kakaknya itu pamer di depannya, tapi tidak masalah karena masakan mereka berdua memang selalu enak.

Tak lama berselang, Rora akhirnya datang bersama Rami, mereka duduk di kursi yang masih kosong. Tak ada Ruka, si kakak tertua tidak ikut bersamanya.

"Dimana Ruka?"

"Dia masih mengerjakan tugas, katanya nanti akan menyusul."

Pharita mengangguki penjelasan Rora. Dia juga menyuruh adik-adiknya agar segera makan karena tidak perlu menunggu Ruka.

"Tugas kelas XII mulai banyak ya Unnie. Apakah karena sebentar lagi kalian lulus?"

Di sela makan mereka, Ahyeon mengajukan pertanyaan. Selain itu agar makan malam mereka tidak terkesan sunyi, makanya dia memulai pembicaraan.

"Iya, ujian akhir adalah yang paling berat. Kami harus sering belajar untuk mengerjakan beberapa tugas agar ketika ujian nanti tidak terlalu sulit."

"Kelas XII juga baru bisa bebas jika seluruh ujian sudah selesai, dan tinggal menunggu hasilnya. Selain itu, Ruka juga masih harus fokus pada organisasi karena belum ada penggantinya. Banyak yang tidak mau," jelas Pharita panjang lebar.

IM HERE, UNNIE...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang