17. Run!

1.5K 248 39
                                    

"Jangan takut anak-anak, jika kalian menurut kami tak akan menyakiti kalian." Pria dengan topi hitam itu berjalan maju, mendekat sedikit demi sedikit.

"Jadi serahkan diri kalian baik-baik, mengerti?" Rekannya juga maju, di tangannya dia memegang sebuah pisau kecil.

Chiquita mendecih, tak sudi sekali.
Rora di sampingnya semakin memeluk erat lengannya. Mereka juga mundur perlahan, tak ingin diam saja.

"Seo, sepertinya kita harus lari. Kita bisa mati jika tertangkap." Kyujin sudah menangis, membuat Leeseo jadi semakin panik.

"Diamlah. Akan lebih buruk jika kita lari begitu saja."

"Tapi Seo.. aku takut... "

"Kau pikir aku tidak?!"

Chiquita menoleh, melirik perdebatan dua gadis itu. Kemarin malam, mereka berdua bersama Eunchae bersiap merundungnya di hutan ini. Tapi kedatangan dua orang jahat itu meruntuhkan niat mereka karena mereka harus bekerja sama untuk bisa kabur dengan selamat.

Ada sedikit perkelahian kecil kemarin, makanya mereka babak belur. Selain karena kejadian kemarin cukup dekat dengan pemukiman, dua orang jahat itu tak berani mengejar mereka lagi. Tapi sekarang berbeda, mereka berada jauh di tengah hutan yang tidak ada siapa-siapa.
Akan sulit meminta pertolongan.

"Hei, sebaiknya kita berpencar. Akan lebih aman jika kita berpisah. Kalian teruslah berjalan ke Utara, lihat bintang di langit sebagai patokan."

Mendengar bisikan Chiquita, Leeseo menggeleng tak setuju. Bagaimana mungkin mereka harus berpisah, bisa-bisa mereka akan tertangkap dengan mudah nantinya.

"Kau gila?!"

"Lalu apa rencanamu? Kita semua bisa tertangkap jika terus bersama."

Chiquita greget sendiri. Ini sudah pilihan rasional jika mereka semua ingin selamat.

"Kalau begitu, aku akan mengalihkan perhatian mereka sementara kalian lari. Tapi bawa Rora bersama kalian,"

Rora yang mendengarnya langsung memberikan cubitan kecil, membuat sang adik meringis.

"Kau gila?! Bagaimana mungkin aku meninggalkanmu!"

"Tapi Ra... "

"Aku akan bersamamu, apapun yang terjadi." Gila saja, Rora kabur dengan orang lain sedangkan adiknya berjuang sendirian. Dia tidak mau semakin menjadi orang jahat bagi Chiquita.

"Sudah bisik-bisiknya?" Suara si penjahat memutus fokus mereka.

Kali ini Leeseo dan Kyujin sudah membulatkan tekad untuk mengikuti rencana Chiquita. Setidaknya rencana gadis itu kemarin malam berjalan cukup baik, mereka harap sekarang juga berjalan lancar.

"Dalam hitungan ketiga, kalian lari ke arah kiri. Usahakan kalian kembali ke tempat berkumpul atau setidaknya sampai menemukan orang lain. Oke?"

Dua gadis itu mengangguk faham.

"Bersiaplah. Ra, kau juga pegang tanganku dengan erat ya. Kita harus lari secepat mungkin,"

Rora mengangguk, genggaman tangan mereka semakin erat.

"Satu... Tiga! Cepat lari!!"

Kyujin dan Leeseo berlari tepat setelah Chiquita menghitung, salah seorang penjahat dengan topi dan tambang di tangannya tak tinggal diam dengan langsung berlari mengejar mereka.

Chiquita dan Rora juga langsung bergerak, mereka berlari ke arah berbeda. Penjahat dengan pisau di tangannya tak langsung berlari mengejar, malah dia terkesan santai dengan senyum menyeramkannya.

IM HERE, UNNIE...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang