"Katakan, atau aku akan marah."
Asa menatap Rora yang kini memasang wajah serius. Cukup merinding karena mendapatkan tatapan tajam dan dingin darinya.
Tak hanya Rora, Ahyeon juga mulai mendekat ke arahnya. Wajah sang adik benar-benar penuh rasa penasaran. Mereka hanya ingin tau apa penyebab Asa menangis sekarang.
"Unnie, cepat katakan sesuatu. Jangan diam saja." Desak Ahyeon karena Asa masih bungkam.
Karena tak punya pilihan lain, akhirnya Asa menyerah. Dia meminta kedua adiknya itu untuk duduk di sofa dan mendengarkan apa yang ingin dia katakan.
Harusnya dia menahan diri sampai besok, tapi perasaannya tidak bisa lagi di tutupi. Dia sangat senang karena mendapatkan kabar baik dari Ruka sebelumnya meski Ruka belum mengatakan yang sebenarnya.
Mendengar jika Chiquita masih hidup dan baik-baik saja sudah cukup baginya, hanya itu keinginan mereka.
"Dengarkan aku, dan jangan memotong sebelum aku selesai."
Asa bersuara setelah membuang ingusnya yang membuat dia cukup sulit bernafas.Ahyeon dan Rora juga menurut, mulai fokus memperhatikan ke arah sang kakak yang bersiap bicara.
"Sebenarnya sejak beberapa hari lalu..... "
Gadis berkulit putih bak porselen itu mulai menceritakan satu persatu hal yang sengaja di tutupi dari mereka berdua, di mulai dari rencana pencarian Chiquita yang tidak melibatkan Ahyeon dan Rora, lalu sampai di point utamanya yaitu tentang Chiquita yang telah di temukan.
Bisa di tebak bagaimana respon Ahyeon dan Rora, semula mereka berdua protes dan kesal karena tidak di libatkan, dan ketika mendengar kabar baik tentang si bungsu, kedua gadis itu sontak diam dan langsung menangis haru.
Asa yang habis menangis pun ikut menangis lagi karena kedua adiknya.
Mereka bertiga menangis karena bahagia karena belum tau hal yang terjadi sebenarnya, mungkin besok ketika mereka tau faktanya mereka akan memberikan respon berbeda."Chiquita, aku yakin anak nakal itu pasti belum meninggal. Tidak mungkin dia pergi begitu saja... Hiks.. "
"Canny.... Adikku... Hiks... Dia.. dia masih hidup.. hiks... Eomma gomawo, karena tidak membawanya dari sisiku.."
Rora menangis dan sangat bersyukur atas hal itu, dia pasti akan benar-benar gila jika Chiquita pergi dari sisinya begitu saja.
Dia tak akan pernah rela sampai kapan pun jika sang adik pergi lebih dulu darinya, terlebih dia belum menjadi kakak yang baik untuk Chiquita.Jika bisa memilih dia lebih rela pergi lebih dulu daripada harus adiknya.
Asa memeluk mereka berdua erat-erat, Ahyeon pun menangis kencang untuk pertama kalinya karena rasa sesaknya selama beberapa hari terakhir ini akhirnya bisa di luapkan.
Mereka sudah tidak sabar menunggu hari esok, hari dimana adik bungsunya akan kembali pulang ke rumah.
********************
"Chiquita! Akhirnya kami menemukanmu!"
"Chiquita? Kau benar-benar Chiquita kan?!"
"Kalian siapa? Chiquita? Aku bukan Chiq--"
"Jangan bercanda hey, itu tidak lucu Chi!"
"Ayo pulang, kita harus pergi dari sini."
"Tidak mau. Kalian jangan menggangguku! Aku tidak kenal kalian!"
"Hey Chiquita! Ada apa denganmu!"
"Chiquita... Hmm."
Gadis kecil itu bergumam dan menggelengkan kepalanya, lalu tangannya bergerak untuk memeluk kedua lutut erat. Ingatan itu muncul lagi membuat dia segera menggeleng agar berhenti memikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM HERE, UNNIE...
Teen FictionBagaimana rasanya ketika kau ada tapi keberadaan mu tidak pernah di anggap ada? "Unnie, aku disini.... " Chiquita/Canny.