"Stop,"
Chiquita baru saja akan berbelok untuk masuk ke kelasnya, namun karena seseorang tiba-tiba menarik tas punggungnya, dia tak jadi masuk karena langkahnya tertahan.
Kini gadis itu tengah menatap si pelaku dengan menampilkan wajah bingung.Tadi dia sempat mengira jika yang melakukannya adalah Ahyeon, tapi ternyata bukan. Karena mereka memang berpisah di koridor sebelumnya akibat tiba-tiba ada panggilan untuk gadis itu dari anggota organisasi.
"Waeyo, Asa Unnie?"
Asa tak bicara, namun menunjukkan sebuah botol air minum berwarna pink di tangannya yang sedari tadi dia bawa. Kemudian gadis berkulit putih itu menyerahkannya ke tangan Chiquita yang bebas.
Chiquita awalnya bingung, namun akhirnya menyadari jika yang kakaknya berikan adalah botol minum miliknya yang memang selalu dia bawa ke sekolah. Tapi karena tadi dia di seret Ahyeon untuk berangkat lebih dulu, jadi dia melupakannya.
Chiquita tersenyum kecil menatap Asa, berterima kasih atas perhatian kecil yang cukup jarang kakaknya itu lakukan padanya. "Gomawo,"
Asa balas tersenyum tipis kemudian beranjak pergi.
Meski terkesan cuek dan tidak dekat dengan adik bungsunya, nyatanya Asa peduli. Hanya saja dia lebih dekat dengan Rora, karena gadis itu membutuhkan perhatian khusus karena penyakitnya. Jadi membuat dirinya tidak bisa terlalu dekat dengan Chiquita.Setelah kakaknya menjauh, dia pun kembali melanjutkan langkah untuk memasuki kelas.
Dan ketika sedikit lagi akan sampai ke tempat duduknya, kaki seseorang sudah lebih dulu menghalangi jalannya dengan sengaja.Chiquita menatap orang itu yang kini tengah memperhatikannya bersama ketiga temannya.
"Siapa yang membukakan pintunya kemarin? Atau kau keluar sendiri dari sana?" Eunchae bertanya dengan senyuman menyebalkan khasnya.
"Tidak mungkin Chae, pasti ada yang membukakan pintunya saat istirahat." Kyujin menggeleng, mengatakan pemikirannya untuk menjawab Eunchae. Sepertinya dia berpikir jika Chiquita tidak mungkin bisa keluar sendirian dari toilet karena terlihat susah.
Chiquita diam-diam mengepalkan tangannya, karena sekarang dia jadi tau siapa yang telah menguncinya di toilet kemarin dengan iseng.
Inginnya marah untuk menyikapi kejahilan mereka, tapi dia tidak bisa melakukannya."Kau meninggalkan pelajaran Pak Namjoon, apakah kau di hukum?"
Chiquita menatap Leeseo yang baru saja bertanya dengan wajah penasarannya yang riang. Sangat menyebalkan melihatnya sekarang, seolah menantikan jika dia memang seharusnya mendapat hukuman.
"Tidak,"
"Yahh. Aku kira kau di hukum," sekarang gadis itu terlihat lesu karena tak mendapati jawaban yang di inginkan.
Beruntung kemarin dia menemui guru galak itu bersama kakaknya, jadi dia tidak di hukum dan hanya mendapatkan teguran. Ya, meski di rumah dia mendapatkan tamparan manis dari kakaknya setidaknya di sekolah dia tidak kenapa-napa.
"Jangan marah ya, kemarin kita hanya bermain dan tidak sengaja melakukannya. Kau tau, kami kelupaan membuka kuncinya karena tiba-tiba bel berbunyi." Eunchae bicara lagi, mau tak mau dia harus menatapnya.
"Mau kan kau memaafkannya?" Lanjut gadis itu.
Chiquita tersenyum tipis dan mengangguk samar. Meski dia kesal, dengan tidak memperpanjang masalah semoga dia bisa terbebas dari gadis-gadis itu.
"Hm."
Eunchae tersenyum dan mulai menarik kaki panjangnya. Chiquita sudah di perbolehkan lewat kali ini.
Ketika baru satu langkah dia berjalan, Eunchae tiba-tiba bersuara hingga membuatnya menghentikan langkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM HERE, UNNIE...
Teen FictionBagaimana rasanya ketika kau ada tapi keberadaan mu tidak pernah di anggap ada? "Unnie, aku disini.... " Chiquita/Canny.