Prak!
Pharita mengepalkan tangan penuh kekesalan, menatap nyalang pada gadis yang baru saja menabrak bahunya hingga membuat ponsel dari genggaman tangannya terjatuh ke lantai.
Meski tidak sampai rusak, tetap saja dia sangat marah apalagi tau jika pelakunya itu sengaja melakukannya.
Dia sedang lelah, dan Sullyoon mengusiknya sekarang."Ups."
"Kau sudah gila?! Sullyoon!"
Sullyoon tersenyum tipis, kedua bahunya terangkat sedikit.
"Aku tidak sengaja."
"Yak!"
Pharita menggeram, dengan cepat tangan gadis itu meraih kerah seragam Sullyoon dan mencengkram nya cukup kuat. Sullyoon melawan, dia menepis lebih kuat lagi hingga tangan Pharita menjauh dari lehernya.
Sullyoon menatap tajam Pharita.
"Kau ini kenapa sih?!"
Pharita mendengus, tatapannya tak kalah menghunus. "Kau yang kenapa, sialan!"
Sullyoon mengembuskan napas, tak lupa matanya mengerling jengah.
"Sebelumnya kau bilang tak akan menggangguku, tapi ini apa?! Kau sengaja membuatku kesal lagi, Sullyoon!" Pharita berteriak, tak peduli meski kini mereka tengah berada di pintu masuk ke dalam kelas.
Beberapa murid juga nampaknya mulai memperhatikan mereka karena terdengar keributan.
Sullyoon menggertakan giginya. Senyuman sinis juga mulai nampak di wajah cantiknya.
Namun hanya bertahan beberapa saat, karena di detik berikutnya gadis itu langsung merubah mimik wajahnya menjadi lugu."Maaf." Sullyoon bahkan mengambilkan ponsel Pharita yang sebelumnya terjatuh di bawah kaki mereka.
"Aku benar-benar tidak sengaja,"
Pharita melongo, terlalu terkejut dengan perbuatannya barusan. Biasanya gadis itu akan balas marah bahkan mengamuk, tapi sekarang? Sullyoon bahkan bersikap seperti dia adalah gadis baik-baik.
Oh, pasti karena mereka sedang jadi bahan tontonan, makanya Sullyoon bertingkah seperti sedang pencitraan.
Sekarang jadi kesannya Pharita yang menyebalkan, dan Sullyoon adalah di gadis baik di mata orang-orang.Sebelum Pharita sempat bicara lagi, Sullyoon langsung pamit pergi dari hadapannya. Seketika orang-orang mulai berbisik-bisik di sekitarnya.
"Dasar gadis gila. Awas saja kau Sullyoon..."
Pharita menolehkan kepalanya, menatap penuh kekesalan pada Sullyoon yang masuk ke kelas dengan bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa. Entah apa masalah gadis itu, padahal dia sudah menuruti ucapannya tapi Sullyoon tetap bertingkah menyebalkan.
"Riri, sedang apa?" Yunah tiba di hadapan Pharita, dia sedikit heran kenapa temannya malah berdiri di pintu kelas. Dia baru saja kembali dari perpustakaan dan kini penasaran kenapa di depan kelasnya ramai.
"Tidak ada. Sebaiknya kita masuk," Pharita hanya tersenyum tak berniat mengatakan yang sebenarnya, kemudian ia masuk bersama Yunah.
Yunah menggedikan bahu pelan, memilih mengabaikannya."Ayo."
Sementara itu di kelas lain, Rora terlihat termenung di kursinya.
Hyein yang berada di sampingnya terus bicara meski di abaikan.
Karena ia yakin, Rora pasti mendengarkan juga.Setelah Rora menceritakan jika dirinya sedang merasa kecewa pada adiknya, Hyein berusaha bicara agar Rora tidak boleh berpikir seperti itu.
Karena yang dia tau, Chiquita tak mungkin sengaja melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM HERE, UNNIE...
Teen FictionBagaimana rasanya ketika kau ada tapi keberadaan mu tidak pernah di anggap ada? "Unnie, aku disini.... " Chiquita/Canny.