08. Like That

1.8K 220 16
                                    


Pagi ini semua orang rumah sudah duduk rapi di meja makan untuk sarapan kecuali Chiquita, gadis itu sengaja Ahyeon biarkan karena harus istirahat dan jangan masuk sekolah dulu hari ini.

Padahal sebelum tidur tadi malam, gadis berponi tipis itu sudah berpesan agar sang kakak membangunkannya karena tak ingin bolos sekolah, dia juga meyakinkan dirinya baik-baik saja agar tak perlu khawatir.

Ahyeon mengangguk saja sebagai respon meski pada akhirnya dia tetap membiarkan Chiquita agar tidur lebih lama pagi ini.

"Dia tidak bangun?"

Asa menoleh, menatap Rora yang bertanya dengan nada pelan padanya.
Posisi mereka berdampingan sekarang.

"Dia tidak enak badan, sengaja tidak di bangunkan."

Rora mengangguk dan kembali menyuapkan sarapannya.
Asa barusan menjawab atas usulan Ahyeon kemarin, karena Chiquita yang meminta agar kakak-kakaknya jangan tahu yang sebenarnya terjadi.

Di seberang, Pharita terlihat memperhatikan Ahyeon yang fokus dengan makanannya.
Dia sendiri sepertinya sudah selesai meski jatahnya hanya berkurang sedikit, jadi sekarang dia cukup senggang memperhatikan adik Ruka itu.

Merasa di perhatikan, Ahyeon akhirnya mengangkat kepala.
Benar saja, kakak sulung Chiquita itu menatapnya cukup lekat.

"Kenapa?" Ahyeon bertanya langsung, membuat hampir semua yang ada disana memperhatikannya.
Pharita berdehem pelan dan mulai duduk dengan tegap.

Cukup terkejut sejujurnya karena gadis di hadapannya akan langsung to the point seperti itu.
Sungguh Ahyeon yang sekarang berbeda sekali dengan Ahyeon yang biasanya.

"Jika ingin bertanya tentang Chiquita, dia sekarang tidak enak badan.
Dan aku sengaja tidak membangunkannya agar dia bisa istirahat hari ini." Lanjut Ahyeon karena Pharita diam saja setelah beberapa lama.

"Alasan."

Meski pelan, Ahyeon yang telinganya sensitif bisa mendengarnya.
Dia menatap Rami yang duduk di samping Pharita dengan alis naik sebelah.

"Alasan? Kau serius mengatakan itu?"

"Uhuk!"

Rami yang sedang mengunyah sampai tersedak. Dia menatap gadis di hadapannya dengan mata mengerjap beberapa kali, tak menyangka gumaman nya akan terdengar.
Pharita juga kini meliriknya sembari memberikan air minum.

"Adikmu sakit, bisa-bisanya kau mengatakan hanya alasan. Aku tidak habis pikir, sungguh."

Ahyeon kesal, entah kenapa jika menyangkut Chiquita dia jadi sensitif.

"Y-ya! Aku mengatakannya bukan tanpa sebab. Dia kemarin baik-baik saja, dan aneh jika sekarang dia sakit," Rami membela diri, karena yang dia tau kemarin adik bungsunya memang terlihat baik-baik saja.

"Karena sekarang kau memanjakannya, dia jadi bisa seenaknya. Bisa saja dia pura-pura sakit karena tidak ingin pergi sekolah,"

"Ya!" Ahyeon marah kali ini. Dia sampai bangkit dari duduknya menatap kesal Rami.

"Ahyeon, sudah." Asa menggenggam sebelah tangan adiknya, mencoba menahan agar Ahyeon tidak hilang kendali. Ruka di ujung sana juga memperhatikan sembari menghela nafas panjang.

"Unnie, dia keterlaluan!" Ahyeon menyentak kakaknya, memberikan tatapan tajam. Asa hanya bisa menghembuskan nafas, jika sedang marah Ahyeon memang selalu seperti ini.

"Aku mengerti, dia hanya tidak tau yang sebenarnya. Sebaiknya kau tenangkan dirimu, hm?"

Ahyeon menyurai rambutnya kebelakang dengan kasar, setelahnya gadis itu meraih tas sekolahnya dan segera pergi dari meja makan.
Moodnya buruk sekali pagi ini, dia tak akan tahan jika terus berada disana.

IM HERE, UNNIE...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang