37. Cloud On

1.5K 227 37
                                    

Klek~

Iroha langsung berdiri dari duduknya ketika temannya itu keluar dari dalam ruangan. Cukup lama dia menunggu sejak tadi, membuatnya juga penasaran dengan hasilnya.

Chiquita tersenyum melihat ekspresi Iroha. Gadis berponi itu sepertinya penasaran dengan hasil pemeriksaannya.
Dia pun duduk di kursi yang kosong, membuat Iroha mengikutinya.

"Apa kata dokter? Kau baik-baik saja kan? Tidak ada yang serius?" Iroha mengajukan pertanyaan.

Chiquita mengangguk dan mulai menatapnya. "Aku baik-baik saja. Katanya, aku mimisan karena kelelahan. Aku hanya perlu mengkonsumsi beberapa vitamin."

"Syukurlah." Iroha mendesah lega.

Beberapa waktu lalu, dia kira Chiquita akan mengajaknya pergi untuk membeli hadiah karena sebentar lagi berulang tahun.
Tapi ternyata gadis itu mengajaknya untuk menemani ke Rumah sakit.

Gadis itu juga meminta agar dirinya tak memberitahu kakak-kakaknya karena tak ingin membuat ke khawatiran. Dan untungnya, Chiquita baik-baik saja, tidak ada yang serius.

"Karena waktu belum terlalu sore, bagaimana jika kita pergi jalan-jalan sebentar? Aku ingin membelikan mu sesuatu karena sudah menemaniku."
Ucap Chiquita sembari beranjak.
Dia melirik jam di ponselnya yang masih menunjukkan pukul setengah lima sore.

"Kau tidak ingin langsung pulang? Bukankah kau seharusnya berisitirahat, Chi." Iroha sebenarnya ayo-ayo saja, tapi dia khawatir pada kondisi temannya.

"Nanti saja, aku belum mau pulang. Ayo, tapi sebelum itu aku harus ke resepsionis lebih dulu untuk membayar dan mengambil obat."

"Baiklah."

Iroha tersenyum dan akhirnya mengangguk. Dia pasrah saja ketika temannya itu menarik erat lengannya.
Chiquita tersenyum cerah, saat ini dia tak lagi memiliki ke khawatiran berlebih.

Setelah bertemu dengan dokter dan berkonsultasi, dia merasa lega, apalagi mengetahui kondisinya baik-baik saja. Dia hanya kelelahan karena terlalu memforsir tubuhnya selama beberapa hari ini.

Sayangnya, Chiquita tak menjelaskan jika sebelumnya dia pernah mengalami kecelakaan berat pada kepalanya. Dia hanya mengeluhkan, jika sesekali merasa sakit kepala dan mimisan pada dokter yang memeriksanya tanpa memberitahu penyebab pastinya.

*********************

Jam menunjukkan pukul 6 sore, Ruka dan Pharita baru saja pulang dari sekolahnya. Mereka berdua benar-benar di sibukkan dengan tugas selama berjam-jam.

Ada kabar baik juga, Ruka sekarang sudah berhenti dari organisasi jadi bisa fokus pada ujiannya.
Itu semua berkat Minji yang mengajukan langsung pada kepala yayasan, karena jika hanya pada kepala sekolah, mustahil akan di setujui begitu saja.

"Kau mau makan apa?" Pharita bertanya ketika Ruka datang dengan pakaian santainya.
Gadis itu sepertinya langsung membersihkan diri sepulang dari sekolah.

Pharita masih mengenakan seragamnya, dia masih ingin bersantai karena tubuhnya benar-benar terasa lelah.
Jadi rasanya malas untuk pergi ke kamar.

"Terserah." Jawab Ruka, dia duduk di sofa seberang Pharita.

Pharita mengangguk. Dia menawarinya karena ingin memesan jasa pesan antar, agar sekalian.
Jika memasak, akan butuh waktu lama. Harusnya mereka tadi singgah sebentar di restoran, tapi lagi-lagi malas karena terlalu lelah.

"Aku pesan ayam goreng saja ya."

"Beli Pizza juga,"

"Oke."

IM HERE, UNNIE...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang