38. Up It Down

1.5K 230 32
                                    

Chiquita beranjak dengan cepat untuk kembali ke kamarnya, setelah berdiam diri cukup lama di dapur dan berusaha mengingat sesuatu yang dia lupakan, ia terburu-buru pergi sampai nafasnya tersengal.

Kehadiran kakaknya beberapa waktu lalu seolah membuatnya tersadar jika dirinya sedang berada di dapur itu untuk melakukan sesuatu.
Dan sayangnya dia melupakannya.

Gadis itu mengingat apa yang  sebenarnya harus ia lakukan setelah beberapa saat berlalu, sekarang ia  berniat untuk segera menemui Rora dan meminta maaf karena melupakan untuk mengambilkannya air minum.

Dia juga khawatir karena telah meninggalkan Rora terlalu lama, apalagi sebelum dia pergi kembarannya itu tengah kambuh.

"Kau benar-benar bodoh, Chiquita." Gumamnya sembari berjalan cepat meniti anak tangga.

Ketika sudah berdiri di depan pintu dan bersiap masuk, Rami ternyata keluar lebih dulu dari dalam sana.
Membuat langkah mereka terhenti dan saling berpandangan.

Chiquita mundur satu langkah ketika kakaknya malah menutup pintu.

"Unnie."

"Rora sudah tidur, Ruka Unnie akan bersamanya malam ini. Kamu tidur dengan Unnie saja, ayo."

"Tapi aku---"

"Tadi sepertinya Rora kambuh saat kamu pergi ke dapur, Chi. Tapi sekarang dia sudah baik-baik saja."

Lidah Chiquita mendadak kelu, ucapan Rami barusan membuatnya merasa bersalah.
Rora juga nampaknya tak mengatakan yang sebenarnya pada mereka.

Karena jika Rora mengatakan Chiquita pergi untuk mengambilkannya air minum namun tak kunjung kembali, pastinya Rami tak akan bersikap seperti ini.
Kedua kakaknya pasti akan marah karena dia ceroboh dan bisa saja membuat Rora dalam bahaya.

Chiquita jadi membayangkan, apa jadinya jika kedua kakaknya itu tidak datang pada Rora saat dia pergi tadi, bisa saja terjadi sesuatu yang buruk padanya. Dan itu semua gara-gara dirinya.

"Hahh... "

Ia sendiri heran kenapa bisa melupakannya begitu saja.

"Hey Chi... "

"Chiquita?! Kenapa malah melamun?"

Rami mengibaskan tangannya di depan wajah sang adik yang ternyata malah melamun sambil menatap kosong.

"Ayo tidur, sepertinya kamu melindur karena sekarang masih tengah malam."

"Huh?"

"Ayo pergi, aku juga mengantuk."

Chiquita mengerjap, kakinya bergerak ketika Rami menarik tangannya. Dia ingin sekali menemui Rora sekarang, namun katanya gadis itu sudah tidur.

Mungkin besok saja, dia akan meminta maaf atas keteledorannya.

Keesokan harinya, semua orang sudah berkumpul di meja makan. Rora juga berada disana, katanya kondisinya sudah lebih baik dan dia bisa pergi ke sekolah hari ini.

Pharita sedikit menentang pada awalnya, namun Rora tetap kekeuh jika dia tidak apa-apa hingga akhirnya mau tak mau Pharita mengizinkan untuk pergi sekolah.

Sebelumnya Ruka dan Rami telah menceritakan tentang kejadian semalam, hal itu membuat kakak-kakaknya khawatir dan menyuruhnya berisitirahat saja.

Tapi Rora tidak menurut, dia merasa tidak perlu berisitirahat hanya karena tadi malam asmanya kambuh.
Lagipula sekarang dia sudah baik-baik saja jadi tak ada yang perlu di khawatirkan.

"Sepertinya Rora kambuh karena kemarin terlalu kelelahan." Ucap Ahyeon setelah menelan roti selainya.

"Hari ini kau jangan sampai kelelahan lagi, dan jangan lupa bawa obatmu juga." Lanjut Ahyeon.

IM HERE, UNNIE...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang