35. Small Wishes

1.4K 214 11
                                    

"Sayang, simpan dulu HP-nya. Kan kamu sedang makan,"

"Iya nanti Unnie."

Pharita menegur ketika adik bungsunya masih memainkan ponsel, padahal mereka sekarang sedang makan siang bersama di Cafetaria sekolah.

Ahyeon memang menyuapinya, namun karena gadis itu terus fokus pada ponsel, makannya jadi terkesan lama dan sedikit karena terus menolak.

"Canny, dengarkan Unnie." Rora ikut bicara, mulai tidak nyaman juga karena adiknya itu sejak beberapa hari lalu selalu saja fokus pada ponselnya.

Awalnya mereka tak masalah karena biasanya Chiquita memang tidak seperti itu, tapi lama kelamaan adiknya seperti mulai kecanduan. Entah apa yang membuatnya jadi demikian.

"Chiquita, kau tidak mendengar aku bicara?"

Mendengar Rora mulai memanggil namanya seperti itu, baru akhirnya dia menurut. Cukup takut tatkala melihat tatapan dingin kembarannya.

"Maaf."

"Sekarang selesaikan makan siangmu, nanti lagi bermain ponselnya."

Chiquita mengangguk, sekali lagi meminta maaf pada kakak-kakaknya.
Ahyeon tidak perlu berkomentar, dia tetap menyuapi adiknya tanpa keberatan.

Rora sejujurnya tidak ingin marah, namun dia merasa Chiquita mulai kelewatan. Bahkan akhir-akhir ini gadis itu jarang bercengkrama dengannya karena sibuk sendiri.

Dia terkesan di abaikan, perhatian penuh Chiquita yang biasanya mulai terbagi sekarang. Dia tidak suka.
Kakak-kakaknya mungkin tidak merasa keberatan dengan itu, karena mereka tau jika Chiquita mungkin mulai menemukan kesukaannya.

Tapi karena sekarang Rora yang lebih dekat dengannya, dia cukup merasakan adanya perubahan pada kebiasaan Chiquita.
Dan itu menurutnya kurang bagus.

Setelah semuanya menyelesaikan makan siang masing-masing, Chiquita terlihat ingin mengatakan sesuatu. Ahyeon menyadari gerak-geriknya, makanya dia bertanya.

"Kenapa? Ada yang ingin kamu katakan?"

Chiquita tersenyum. "Iya Unnie."

"Apa itu?"

Chiquita mengusap lehernya lebih dulu, mendadak dia merasa gugup.
Sekarang semua atensi kakaknya terarah padanya.

"Sebenarnya, aku ingin ikut Ekskul Dance. Kemarin aku sempat mencobanya bersama Iroha, dan cukup menyenangkan Unnie. Menurut kalian, apakah aku boleh bergabung?"

Pharita dan Ruka saling bertatapan sejenak. Asa dan Rami juga terlihat terkejut mendengarnya, tidak menyangka Chiquita akan menyukai klub tersebut.
Padahal menurut mereka, kelas Dance cukup melelahkan seperti yang terlihat.

Rora diam, namun tatapannya tak lepas dari wajah ceria adiknya.

"Kamu yakin sayang? Bukankah jika menari membuatmu akan kelelahan."

Pharita bicara hati-hati, takutnya menyinggung perasaan Chiquita. Masalahnya ini adalah pertama kalinya gadis itu mengungkapkan keinginannya.

"Selain itu, waktumu di sekolah bisa bertambah karena ikut kelas tambahan."

Chiquita tersenyum dan menggeleng pelan. "Aku tau Unnie khawatir, tapi aku akan baik-baik saja. Selain itu, aku juga bisa mendapat teman-teman baru. Dan rasanya menyenangkan bagiku,"

Pharita tersenyum mendengarnya. Jujur, dia akan merasa senang jika adiknya itu senang. Namun dia juga sedikit tak rela karena nantinya Chiquita akan ikut sibuk seperti dirinya dan Ruka.

IM HERE, UNNIE...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang