41. All Those

1.6K 229 34
                                    

Brak~

Rora menutup pintu mobil secara kasar, dia tak peduli meski Rami masih berada di dalam sana dan meneriaki dirinya agar menunggu.
Dia tak bisa menahan diri lagi karena ingin segera melihat adiknya.

Sesampainya di dalam rumah pun gadis itu mengabaikan kakak-kakaknya yang berada di ruang
tengah, menunggu dirinya dan Rami karena pulang terakhir.

Dia berjalan cepat untuk menuju kamarnya, karena sebelumnya dia bertukar pesan dengan Asa yang mengatakan jika Chiquita sudah di kamar mereka sejak tadi.

Rora sudah merasa campur aduk, khawatir dan kesal menjadi satu sekarang. Mendengar gadis kesayangannya sakit tanpa dia tau di sekolah, dia jadi tak bisa berpikir jernih.

Klek~

"Canny!"

Chiquita terlonjak di tempat duduknya, seruan Rora barusan cukup kuat hingga membuatnya terkejut. Saat ini dia tengah mengeringkan rambutnya dengan hairdryer karena baru saja selesai mandi.

Melihat kakak kembarnya berjalan ke arahnya, dia menaruh benda itu di atas meja.

"Rora. Kau sudah pulang?"

Rora melempar ranselnya asal, lalu berjalan cepat menghampiri Chiquita.
Wajah gadis berambut hitam itu terlihat murung ketika berhadapan dengan adiknya.

"Rora ... "

"Kau baik-baik saja?" Rora bertanya dengan menatap dalam hazel itu, mengabaikan pertanyaan Chiquita sebelumnya.

"Aku---"

"Kenapa tidak bilang jika kau sakit, Can? Kenapa selalu membuatku khawatir?"

Rora langsung memeluk tubuh kurus itu erat. Tangisnya yang sejak tadi dia tahan akhirnya tumpah juga.
Chiquita jadi ikut sedih melihat Rora seperti ini sekarang.

"Rora mianhae... "

Mendengar permintaan maaf itu, Rora menggeleng keras.

"Aniya... Aku yang salah Canny. Maafkan aku."

Chiquita menggeleng, mulai terisak dan membalas pelukan Rora tak kalah erat. Sekarang dua gadis itu terlarut dalam perasaannya masing-masing.
Rora dengan rasa bersalah karena sempat menaruh kecewa pada adiknya, dan Chiquita yang merasa bersalah karena telah mengecewakannya.

Sejujurnya mereka berdua tidak bersalah, hanya saja semuanya terjadi di waktu yang kurang tepat. Menjadikan beberapa kesalahpahaman diantara keduanya.

"Apa yang terjadi padamu sebenarnya? Kenapa bisa sampai pingsan dan mimisan hm?"

Setelah tangis mereka reda, Rora melepas pelukannya dan mulai menguap air mata di wajah Chiquita penuh perhatian.

"Jika sakit, harusnya kau bilang padaku Canny. Kau tau? Aku benar-benar merasa tidak enak hati sejak pagi asal kau tau."

"Ternyata, memang terjadi sesuatu padamu. Dan bodohnya aku tidak tau."

Chiquita menggeleng, masih dengan sisa isakannya dia juga mengusap wajah sang kakak penuh kelembutan.
Melihat Rora menangis karenanya, dia lagi-lagi merasa bersalah.

"Aku baik-baik saja. Maaf karena selalu membuatmu khawatir,"

"Aku berjanji, tidak akan membuatmu khawatir lagi Ra. Ini yang terakhir."

Rora menatap Chiquita yang tersenyum manis setelah mengatakan itu. Namun entah kenapa melihat senyumannya malah membuat Rora merasa sesak tanpa alasan.

"Cann... "

IM HERE, UNNIE...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang