Ahyeon duduk seorang diri di kursi tunggu rumah sakit.
Dia tak ikut masuk dengan saudara-saudaranya yang kini berada di ruang rawat Rora.Dia tau adiknya itu sudah sadar, namun dia masih enggan untuk menemuinya. Kepalanya masih di penuhi dengan pemikiran tentang adik bungsunya, Chiquita.
Sudah hampir lewat tiga hari adiknya itu belum ada kabar juga, membuat Ahyeon tak bisa untuk tidak khawatir.
Rasanya ingin sekali dia masuk ke dalam hutan dan mencarinya sendiri, tapi hal itu tak bisa di lakukan.
Jadi dia hanya bisa menunggu tanpa kejelasan seperti orang bodoh disini."Sayang... Kenapa diluar sendirian?"
Ahyeon sedikit tersentak, suara sang ibu memecah lamunannya. Dia tak menyadari kehadirannya karena asyik melamun.
"Eomma."
Jisoo tersenyum, ikut duduk di sampingnya. Tangan jenjangnya bergerak memberikan usapan pada kepala sang anak.
"Bukankah Rora sudah bangun. Kenapa belum menemuinya hm?"
Ahyeon menunduk, lalu menghela nafas. "Nanti saja, aku masih ingin disini Eomma."
"Kenapa? Rora pasti menunggumu sayang. Yang lain sudah disana bukan?"
"Hm."
Jisoo membujuk sembari menyelipkan helaian rambut Ahyeon pada telinganya karena menghalangi wajah cantik itu dari pandangannya.
Beberapa waktu lalu, dia mendapat kabar dari Ruka jika Rora sudah sadar. Ketika itu dia bersama suaminya berada di kantor polisi, dia bergegas kemari sedangkan suaminya masih disana karena ingin ikut melakukan pencarian Chiquita.
"Ayo, Eomma juga ingin melihatnya."
"Eomma.. "
Ahyeon menatap ibunya lekat, diam-diam tangannya saling meremas gugup. Jisoo masih menunggu apa yang akan putrinya katakan.
".. Chiquita pasti pulang kan?"
"Anak nakal itu, pasti baik-baik saja sekarang kan Eomma?"
Ahyeon meraih tangan ibunya, dengan suara bergetar dia berharap ibunya menjawab Iya agar rasa khawatirnya bisa hilang.
Entah sudah berapa kali dia menangis dalam tiga hari ini, yang jelas jika membahas adik kesayangannya dia pasti menangis.
"Ahyeon... "
"Dia membuatku hampir gila Eomma. Aku bahkan tidak bisa makan dan tidur dengan baik karena memikirkannya. Dia harus bertanggung jawab." Ahyeon bicara dengan air mata berderai kali ini.
Semakin dia tahan, tenggorokannya seperti tercekik."Aku tidak pernah merasakan sesuatu yang menyakitkan seperti ini... Ini kali pertama ada seseorang yang membuatku sangat takut kehilangannya Eomma... "
Jisoo tak mengatakan apapun, memilih menarik putrinya kedalam dekapan hangatnya.
Ketika dulu Ayahnya pergi meninggalkan mereka, Ahyeon bahkan tidak menangis.Tapi sekarang, karena Chiquita yang hanya berstatus sebagai adik tirinya hilang bisa membuat Ahyeon terpukul seperti ini.
Pasti karena rasa sayang gadis itu lebih besar padanya."Unnie. Sedang apa?"
Asa terkejut, segera menutup kembali pintu ruangan itu dan berbalik menatap Rami yang baru saja bertanya padanya. Dia hampir saja ketahuan sedang memperhatikan Ibu dan adiknya di luar sana.
Rami menatap gadis berkulit putih itu heran. "Katanya mau keluar, kenapa diam saja?"
Asa terkekeh. "Nanti saja, ayo kesana lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
IM HERE, UNNIE...
Teen FictionBagaimana rasanya ketika kau ada tapi keberadaan mu tidak pernah di anggap ada? "Unnie, aku disini.... " Chiquita/Canny.