Sore ini semua orang pergi ke rumah sakit, mereka ingin ikut mengantar Chiquita melakukan pemeriksaan menyeluruh. Rora juga akan menjalani pemeriksaan ringan karena asmanya.
Beberapa waktu lalu, Jaehyun bahkan sempat di telepon oleh orangtua dan saudaranya yang ingin memastikan jika Chiquita sungguhan di temukan, Jaehyun mengiyakan dan mengatakan agar mereka tidak perlu berkunjung dulu karena di Mansion tidak ada orang. Semua anggota keluarganya sedang berada di rumah sakit.
"Maaf, pihak keluarga silahkan untuk menunggu di luar."
Seorang perawat tersenyum di balik maskernya, menahan para kakak-kakak Chiquita yang ingin ikut ke dalam menemaninya untuk menjalani pemeriksaan.
Karena itu ruangan khusus, tidak sembarang orang boleh masuk ke sana. Bisa di tebak, Rora yang paling pertama protes karena tidak dibiarkan ikut.
"Kenapa tidak boleh? Aku Kakaknya. Kakak kembarnya jika anda ingin tau...." Gadis itu menekankan pada kalimat terakhirnya.
"Maaf Nona," si perawat tidak luluh, masih tersenyum ramah.
"Tap--"
"Aku hanya sebentar, tunggulah."
Chiquita memberikan senyuman manisnya, cukup ampuh agar mereka tidak perlu khawatir apalagi Rora yang misuh-misuh karena kesal tidak di perbolehkan ikut masuk.
"Mereka pelit sekali, padahal aku juga akan diam disana tidak akan mengganggu." Rora terus mengomel, membuat Chiquita terkekeh.
"Sabar, Ra." Pharita menyentuh bahu sang adik. Dan setelah itu Chiquita pun segera di bawa masuk dengan pakaian khusus berwarna abu-abu.
Sebelum benar-benar masuk, gadis itu melambaikan tangan.Rora mau tak mau membalasnya dan juga beranjak untuk memperhatikan Chiquita di dalam sana dari kaca transparan. Pharita dan yang lainnya juga ikut, mereka berdiri di depan kaca tebal.
Di dalam sana, Chiquita mulai menaiki sebuah alat, lalu tubuhnya yang terbaring bergerak masuk ke dalam alat aneh dengan perlahan.
"Jangan bilang Chiquita di oven," celetukan Ruka membuat mereka semua menatapnya. Bukan tanpa alasan, hanya saja di matanya Chiquita seperti sebuah adonan kue yang di masukkan ke dalam Oven.
"Unnie... " Ahyeon mendengus.
"Apa? Kan hanya seperti... " Ruka mengerjap, merasa tak melakukan kesalahan.
"Yang benar saja. Pemikiranmu memang selalu di luar nalar, ckck." Asa kali ini yang menggeleng, kesal dan gemas pada kakaknya itu.
Ruka terkekeh hingga matanya hilang.
Pharita dan Rami memilih mengabaikannya, mereka berdua berdiri di samping Rora yang begitu fokus melihat ke dalam sana.
"Unnie, ingatannya pasti kembali kan?"
Suara Rami membuat Pharita menatapnya, Rora juga sedikit bergerak untuk melirik kedua kakaknya.
"Maksudku, semua ingatannya akan pulih seperti sebelumnya kan?" Ucap Rami lagi sambil menatap sang kakak.
Pharita tersenyum dan mengangguk yakin. "Tentu saja, meski cukup butuh waktu."
Bukan tanpa alasan Pharita se percaya diri itu, karena ketika tadi menemui Dokter, dia ikut bersama orangtuanya menemani Chiquita, jadi dia mendengarkan penjelasan awalnya.
Mungkin setelah selesai pemeriksaan disini, Dokter akan segera memberitahu mereka tentang hasil menyeluruh nya.
"Kenapa kau bertanya?" Tanya Pharita pada Rami, dia cukup penasaran kenapa adiknya tiba-tiba bertanya seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM HERE, UNNIE...
Teen FictionBagaimana rasanya ketika kau ada tapi keberadaan mu tidak pernah di anggap ada? "Unnie, aku disini.... " Chiquita/Canny.