MPTA || 28. Perubahan

732 55 1
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri, selagi nyawa belum sampai di kerongkongan maka pintu taubat masih sangat terbuka lebar, untuk mereka yang ingin kembali kepada Allah.
— Ira_Lskr

— Ira_Lskr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Sebulan sudah semenjak Huma kecelakaan, saat ini dirinya sedang membereskan baju-baju nya karena saat ini tubuhnya sudah kembali pulih, dan dokter sudah mengizinkan nya untuk pulang. Saat ini ia hanya sendiri karena Umi Fatimah dan Abi Khalil sedang ada urusan, ia juga sebenarnya tidak enak jadi terus merepotkan keduanya.

Semenjak dirinya berada di rumah sakit, ia tidak masuk ke sekolah dan Abi Khalil yang ke sekolah untuk mengizinkan nya. Abi Khalil dan Umi Fatimah bagaikan malaikat penolong menurut nya, karena di saat orang-orang meninggalkan ia sendiri, mereka datang untuk membantunya. Entah apa yang akan terjadi jika dulu Huma tidak bertemu dengan Umi Fatimah.

Dan setelah Huma sempat mati suri, dan diperlihatkan tentang siksa neraka untuk wanita yang tidak mau menutup auratnya, dirinya menjadi lebih banyak diam dan sesekali dirinya menangis tanpa sebab, pikirannya terus dipenuhi dengan itu bahkan dirinya pun takut jika harus berbuat ini dan itu, semenjak itu Huma selalu berpikir jika ingin melakukan sesuatu, dirinya memikirkan konsekuensinya.

"Kangen Abang," ucap Huma seraya berjalan ke luar ruangan dan ia akan mencari taksi untuk kembali pulang ke rumah nya.

Setelah beberapa menit ia menunggu akhirnya taksi datang, tanpa pikir panjang ia segera memasuki nya. Hanya keheningan yang menyelimuti suasana di dalam mobil, tanpa terasa akhirnya ia pun sampai di depan rumahnya yang terlihat sangat kumuh dan kotor, wajar saja karena rumahnya tidak ada yang merawat nya.

"Mba, mba," panggil sang sopir kepada Huma yang hanya melamun.

"K-kenapa mas?" tanya Huma setelah tersadar dari lamunannya.

"Sudah sampai."

"O-oh terimakasih ya mas," ucap Huma seraya memberikan uang dan ia pun turun untuk memasuki rumah nya.

"Kotor banget," gumam Huma mengedarkan pandangannya untuk meneliti seluruh rumah nya yang terlihat kotor, Huma menghela napas lega ketika ia melihat ternyata dalam rumah tidak terlalu kotor, hanya perlu dibersihkan beberapa saja.

My Promise To Allah [END-Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang