MPTA || 17. Sebuah amanah

959 97 2
                                    

Assalamu'alaikum...
Tolong bantu tandain typo. Terimakasih

“ Jika nasehat yang baik tidak memberikan pengaruh bagi perubahan seseorang, maka ketahuilah bahwa hatinya itu kosong. ”

—  Ali bin Abi Thalib

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

****

— بسم الله الرحمن الرحيم —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— بسم الله الرحمن الرحيم —

— اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ✨

.
.
.

"WOY HUMA BANGUN!" Teriak seorang gadis yang berada di samping Huma, gadis itu adalah Ura.

"HUMA BANGUN!" Teriak Ura lagi tepat di samping telinga Huma, yang membuat Huma terperanjat kaget.

"Apa-apaan sih lo!" Ucap Huma ketus seraya mengelus telinga nya yang berdengung. Akibat teriakan maut itu yang membuat tidur nya terganggu.

"Ini disekolah bukan dirumah. Jadi, ngapain lo tidur di sini." Ucap Ura dengan tampang watados nya.

"Terserah gue! Gue ngantuk." Ucap Huma lalu berniat kembali merebahkan kepalanya di atas meja. Tetapi sebelum itu, dengan cepat Ura menahan kepala Huma. Sehingga membuat Huma harus duduk tegap karena Ura memegang nya dengan sangat kencang.

"Salah lo sih! 'kan tadi malem juga gue udah bilang! jangan balapan, jangan mabuk. 'Kan Ujung-ujungnya malah kayak gini, lo ngantuk terus tidur di kelas terus—"

"Nabrak, kalo terus terus mah." Ucap Huma memotong ucapan Ura.

"Aih dengerin gue dulu!"

"Iya-iya"

"Terus—"

"Nabrak."

"Diem! Gue mau nasehatin elo dulu, gue mau jadi orang yang bijak dulu." Ujar Ura dengan wajah yang di buat sok serius.

Ekhem

"Terus—"

"Nabrak."

"Gue gampar ya lo Hum, bikin emosi aja heran gue." Ucap Ura dengan nada kesal nya.

My Promise To Allah [END-Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang