My Promise To Allah [END-Revisi]

MPTA || 48. Hasil dari Penantian

- بسم الله الرحمن الرحيم -

- اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

ما أجمل الانتظار، إذا كانت النتيجة أنت.

Betapa indahnya menunggu, jika hasilnya adalah kamu.

.
.
.

"Ya Bintara Mumtadz Junias Al-ghozi bin Khalil Aslam uzawwijuka 'ala ma amarollohu min imsakin bima'rufin au tasriihim bi ihsanin, ya Bintara Mumtadz Junias Al-ghozi bin Khalil Aslam."

"labbaik," jawab Bintara tegas dengan tangan yang sudah saling bertautan dengan penghulu.

"Washolatu wassalamu ala rasulillah, usikum.. wanafsi bitaqwallah. Ankahtuka wa zawwaj-tuka makhthubataka Adeeva Humaira Laskar Khaizuran binti Aditya bi mahri mushaf alquran wa alatil 'ibadah haalan."

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkuur haalan."

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAH!"

"Alhamdulillah."

"Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jama'a bainakumaa fii khoir."

Ketika suara sah menggema di situlah air mata Bintara menetes, penantian yang selama ini ia tunggu akhirnya tidak sia-sia. Gadis yang selama ini ingin ia miliki kini sudah sah menjadi istrinya. Rasa cinta yang selama ini ia simpan rapih-rapih kini tidak berakhir dengan kecewa. Seindah itu menunggu jika kita yakin dengan takdir Allah.

Ya Allah, Alhamdulillah. Terimakasih atas takdirmu yang begitu indah, batin Bintara seraya menghapus air matanya.

Mata Bintara kembali berkaca-kaca, perasaan senang dan rasa syukur meletup-letup di dalam hatinya. Entah berapa juta milyar rasa syukur yang harus ia ucapkan karena takdirnya yang begitu indah.

Terimakasih atas takdirmu ya Allah. Hamba berjanji akan selalu menjaga dan mencintai istri hamba dengan sepenuh hati. Bantu hamba untuk menjaga salah satu bidadari surga-Mu ya Allah, batin Bintara yang lagi dan lagi meneteskan air matanya dengan sedikit terisak.