MPTA || 05. Cemburu

1.4K 166 12
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Assalamu'alaikum janlup Vote and komennya. Ingin di hargai orang lain kan? Maka hargailah terlebih dahulu oleh mu orang lain.
Jadi Vote and komen lah untuk menghargai tulisan ini🤍.

“Jika cinta dengan memandang fisik, lalu? Bagaimana cara kamu untuk mencintai Allah?”

“Jika cinta dengan memandang fisik, lalu? Bagaimana cara kamu untuk mencintai Allah?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Tuh liat orang yang lo suka, dia bahagia sama cowoknya. Lo yakin mau ngerebut dia?" tanya Dana yang sedari tadi melihat interaksi Huma dan Ansel.

"Gue nggak niat buat ngerebutnya, dia bahagia gue juga ikut bahagia," jawab Bintara dengan mata yang terus menatap mereka.

"Alah sia boy gaya-gayaan lo, dia bahagia lo juga ikut bahagia? Bohong banget bohong," celetuk Wira.

"Biar itu jadi urusan gue, kalian jangan ikut campur," ucap Bintara sambil melangkahkan kakinya, melewati Huma dan Ansel.

Gue emang suka sama lo, tapi nggak mungkin juga kan gue rebut kebahagiaan yang lo punya, batin Bintara yang sekilas bertatap mata dengan Huma.

Gue suka lo, tapi nggak mungkin juga buat gue ngelepas Ansel. Gue sayang Sama Ansel, tapi gue juga sayang sama lo, apa hati gue terlalu luas? Sampe gue bisa mencintai dua orang dalam satu hati, batin Huma juga menatap kepergian Bintara.

"Sayang, kamu kenapa? Dari tadi aku panggil nggak nyaut-nyaut, ngeliat apa sih?" tanya Ansel membuat Huma terkejut.

"O-oh Kamu manggil? Maaf ya aku nggak denger."

"Iya nggak papa, emang kamu ngeliatin apa sih?" tanya Ansel yang mengikuti arah pandang Huma.

"E-eh nggak kok hehe, aku nggak ngeliat apa-apa."

Huma menggandeng tangan Ansel, membuat Ansel menatapnya. "Yuk ke kelas," ucapnya lalu menarik tangan Ansel.

Mereka berjalan menyusuri koridor untuk sampai ke kelasnya masing-masing.

"Bye sayang, aku masuk duluan," pamit Huma melambaikan tangannya.

"Iya, yang bener belajarnya biar pinter."

Huma mengangkat tangannya seperti sedang hormat. "siap kapten!"

"Nanti istirahat aku jemput."

"Iya."

My Promise To Allah [END-Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang