MPTA || 44. Sakit

1K 58 2
                                    

— بسم الله الرحمن الرحيم —

— اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Sekuat apapun lelaki, ia akan tetap menetaskan air matanya ketika ia merasakan bahwa hatinya sakit. Apalagi jika menyangkut tentang pujaan hatinya.

 Apalagi jika menyangkut tentang pujaan hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

.

Dua hari setelah kejadian di mana Bintara yang salah paham kepada Huma, semenjak hari itu dan sampai saat ini Huma sudah tidak pernah melihat Bintara. Biasanya laki-laki itu akan muncul setiap waktu untuk membujuknya agar ia mau menjadi Ning nya, tetapi Huma terus menerus menolak.

"Kok sekarang nggak pernah kelihatan? Kemana ya?" gumam Huma memandang langit-langit asramanya.

"Hayoo ngelamunin apa nih!" seru Shanum membuat Huma sedikit terkejut.

"Galau dia," sahut Bira yang sedang membereskan bajunya.

"Mana ada, saya enggak galau," jawab Huma.

Huma merogoh saku abayanya dan mengeluarkan ponselnya, yang ia pinjam sebentar untuk menghubungi sahabatnya yang sudah lama tidak berkomunikasi.

"Lho? Kamu boleh ngambil ponsel?" tanya Fanny ketika Huma mengetik sesuatu di layar ponselnya.

Huma menaruh ponselnya sebentar. "Iya, tadi saya minjem ke pengurus sebentar, dan Alhamdulillah dibolehin."

"Mau nelpon siapa Hum?" tanya Bira yang sedang memperhatikan Huma, yang sedang menempelkan ponselnya di telinga.

"Ura, saya kangen sama dia."

"Iya udah lama juga kita nggak tau kabar dia."

"Assalamu'alaikum Faizuran Khumaini," ucap Huma ketika sambungan telponnya sudah dijawab di sebrang sana.

"AAAA HUMAA GUE KANGEN BANGET IH! LO JAHAT UDAH NGGAK PERNAH NGABARIN GUE LAGI!"

Huma menjauhkan ponselnya ketika telinganya terasa berdengung ketika mendengar suara cerewet Ura dan diakhirinya dengan sebuah tangisan.

"Maaf ya Ura, kan saya di pondok jadi susah buat main ponsel."

"Kangen ih ketemu kamu."

"Sini atuh."

"Nggak bisa, kan gue jauh dari lo."

My Promise To Allah [END-Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang