MPTA || 57. Ungkapan Cinta

1K 65 18
                                    

- بسم الله الرحمن الرحيم -

- اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Kamu itu mahal, masa pacaran? Kan nggak lucu ><

Kamu itu mahal, masa pacaran? Kan nggak lucu ><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"A' aku mau ke asrama ya?" tanya Huma kepada Bintara. Huma sudah pulang beberapa hari yang lalu, tetapi sampai saat ini Bintara masih belum memberikannya izin untuk menemui teman-teman di asramanya.

"Nggak, aku nggak ngizinin kamu buat keluar dari sini. Nanti kamu terluka lagi, sayang," jawab Bintara sambil mengelus punggung Huma yang lukanya sudah mulai mengering.

"Aa' ih!"

Bintara terkekeh lalu mengecup pipi Huma. "Maafin aku ya, sayang. Karena aku udah lalai jagain kamu, kamu terluka karena mereka. Pasti sakit ya lukanya? Maafin aku, aku nggak rela kamu terluka karena mereka."

"A' kenapa sih minta maaf terus? Aku aja dengernya sampe bosen, stop nyalahin diri Aa' sendiri karena yang salah itu aku. Karena aku nggak mau terbuka tentang masalah pernikahan ini, udah ya? Kan luka aku juga udah mulai kering," tutur Huma mengusap rahang tegas milik Bintara.

"Biar kamu sedikit lupa tentang masalah ini, jalan-jalan naik sepeda sama aku yuk. Aku ada sesuatu buat kamu," ajak Bintara membuat mata Huma berbinar-binar, lalu menganggukan kepalanya antusias membuat Bintara gemas lalu mengecup hidung Huma dan menggeseknya dengan hidung mancungnya.

"Gemes banget aku tuh sama kamu," gumam Bintara masih menggesekkan hidungnya dengan hidung Huma.

"Ayo cepetan, aku udah nggak sabar mau naik sepeda!" seru Huma seraya meloncat-loncatkan tubuhnya di depan suaminya. Yang membuat Bintara menggigit bibir bawahnya gemas, lalu langsung mengangkat tubuh Huma ke dalam gendongannya yang membuat sang empu terkejut.

"Aa' ih, akunya jadi kaget," gerutu Huma di dalam gendongan Bintara.

"Mau di gigit pipinya, boleh nggak?"

"Enggak!" cegah Huma menutup kedua pipinya.

Bintara terkekeh lalu mengambil dua sepeda, dan memberikannya kepada Huma.

"A' nggak mau lewat depan, mau lewat belakang ndalem aja," cicit Huma dengan pandangan yang memohon, agar Bintara mau menuruti keinginannya.

Bintara menghela napas pelan, lalu mengangguk ia paham apa yang dirasakan oleh istrinya. Setelah berdo'a Bintara dan Huma dengan cepat melajukan sepedanya.

"A' kejer aku kalo bisa," tantang Huma kepada Bintara, lalu kembali menggoes sepedanya dengan lebih cepat.

"Bisa, aku kejer kamu, sayang," balas Bintara yang mengejar Huma dengan sepedanya, membuat Huma menjerit lalu tertawa.

My Promise To Allah [END-Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang