27. Ini Hari Kita

664 52 15
                                        





بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ






🕊️🕊️🕊️
____________________________________________

𝘼𝙠𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙚𝙢𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙞𝙣𝙙𝙖𝙝, 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙖𝙠𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙖𝙗𝙞𝙨𝙠𝙖𝙣 𝙬𝙖𝙠𝙩𝙪 𝙗𝙚𝙧𝙙𝙪𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣𝙢𝙪.

____________________________________________

🕊️🕊️🕊️















Gus Ali sedang menceklis kertas daftar belanja yang diberikan Umi Halimah, ada beberapa bahan makanan yang sudah mereka masukkan ke dalam troli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gus Ali sedang menceklis kertas daftar belanja yang diberikan Umi Halimah, ada beberapa bahan makanan yang sudah mereka masukkan ke dalam troli. Kini ia dan Kirana sedang berada di tempat buah-buahan. Gus Ali sedang sibuk memilih beberapa buah apel yang bagus. Sedangkan Kirana, gadis itu hanya memperhatikan pergerakan suaminya, seraya memandangi wajahnya.

Kirana bergeser untuk lebih mendekat dengan Gus Ali, kemudian menghirup wangi parfum yang Gus Ali pakai. "Gus Ali wangi banget, wanginya sama kaya waktu dia pinjemin sorbannya buat aku, bikin candu deh." batin Kirana seraya senyum-senyum sendiri.

"Kirana." ucap Gus Ali tiba-tiba. Gadis itu tersadar dari lamunannya kemudian menghentikan senyumnya.

"Hm, iya?" jawabnya spontan.

"Kamu bisa minggiran dikit? Saya mau ambil buah di belakang kamu." ucap Gus Ali dengan wajah datarnya.

"Oh, bisa kok." jawab Kirana dengan wajah polosnya, ia menggeser tubuhnya sedikit ke kanan. Kirana benar-benar seperti anak kecil yang sedang ikut ayahnya berbelanja, hanya menurut dan tidak membantu apa-apa.

"Kirana, dari tadi saya perhatikan kamu cuma liatin saya, sama mainin rok gamis kamu aja. Kamu nggak ada niatan buat bantu saya cari buah yang segar-segar?" tanya Gus Ali tanpa menghentikan aktivitasnya yang sedang memilih apel.

"Eee—aku takut salah pilih, entar malah pilih buah yang busuk lagi, soalnya aku nggak terbiasa." Kirana menjawab apa adanya. Gadis itu menggaruk kepalanya yang tak gatal seraya menunjukkan cengiran khasnya.

"Kalau kamu takut terus, nantinya malah nggak bisa-bisa, karena terbiasa kamu jadi bisa, dan harus mau mencoba." Gus Ali mencoba memberi motivasi agar Kirana mau mencoba, laki-laki itu tersenyum manis ke arah Kirana.

A dan KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang