40. Ana Uhibbuka Fillah

564 46 38
                                    




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ




بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Sore itu, langit berwarna jingga kemerahan menyambut para santri yang baru keluar dari masjid. Mereka baru saja selesai mengikuti kajian kitab yang rutin dilakukan di pesantren. Di waktu senggang seperti ini, biasanya mereka akan di bebaskan melakukan kegiatan yang mereka sukai asal tidak merugikan orang lain, seperti membaca buku, berolahraga, atau hanya sekadar mengobrol bersama teman.

Sedari tadi di dalam masjid, Tasya menyadari jika Kirana tidak banyak bicara, wajahnya juga terlihat murung. Mereka berdua duduk di kursi panjang yang tersedia di sana, banyak para santri juga di sekeliling mereka yang sedang melakukan aktivitasnya masing-masing. 

Setiap santri putri yang lewat di depan Kirana, pasti akan membungkukkan punggungnya kemudian menyapanya sopan, hal itu mereka tunjukkan untuk menghormati Kirana sebagai istri dari Gus mereka. Namun, gadis itu sangat merasa tidak enak, apalagi dipanggil dengan sebutan Ning', ia tidak terbiasa di panggil seperti itu dan merasa tidak pantas. Kirana menanggapinya dengan senyuman ramah, karena mood nya sedang tidak bagus hari ini.

"Kir, lo udah belajar buat ujian?" tanya Tasya lebih dulu, mencoba membuka obrolan.

"Hm," jawab Kirana singkat, netranya terfokus pada kitab yang berada di tangannya.

Melihat respon sahabatnya yang terlihat datar, membuat Tasya mengerutkan dahinya bingung.

"Ck, Kiranaaaa." Tasya menggoyangkan lengan Kirana, hal itu membuat Kirana menghentikan aktivitasnya yang sedang membaca.

"Apa, Sya?" Kirana menoleh pada Tasya.

"Lo kenapa sih? Biasanya juga kalo ngomong panjang kaya kereta, sekarang kenapa jadi pendiam?" ucap Tasya heran.

Kirana menghembus napas panjang. "Sya, menurut lo, apa gue ini orang yang nggak tau diri?"

Tasya mencoba mengerti arah pembicaraan ini, namun ia tidak bisa. "Maksud lo gimana? Gue nggak ngerti, jangan setengah-setengah kalo ngomong, Kir."

A dan KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang