19. Bunga Terakhir

477 37 4
                                    




بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ












️🕊️🕊️🕊️
_________________________________________

𝗦𝗲𝗯𝗮𝗶𝗸-𝗯𝗮𝗶𝗸𝗻𝘆𝗮 𝗻𝗮𝘀𝗶𝗵𝗮𝘁 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗸𝗲𝗺𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻.

- 𝐒𝐚𝐲𝐲𝐢𝐝 𝐀𝐥𝐰𝐢 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐠𝐚𝐟

_________________________________________

🕊️🕊️🕊️















• ☁️  𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔  ☁️ •














Suasana di kediaman keluarga Arga sudah sangat ramai, bendera kuning terpasang di depan gerbang rumahnya. Banyak juga rekan kerja Arga yang mengirimkan karangan bunga sebagai tanda kesedihan.

Gus Ali memberitahukan kabar duka ini kepada abinya. Kyai Ahmad dan Gus Ali yang mengurus jenazah Arga, Nabila, dan juga Alana.

Semua orang duduk melingkari ketiga jenazah itu untuk dibacakan surah Yasin. Kyai Ahmad merasakan duka yang mendalam, mengingat bahwa Arga dan Nabila merupakan sahabat lamanya. Dimata Kyai Ahmad, Arga dan Nabila adalah orang yang sangat baik.

Gus Ali tidak sanggup untuk mengatakan tentang kematian Arga dan keluarganya langsung kepada Kirana, ia meminta uminya untuk berbicara dengan Kirana dari hati ke hati, agar gadis itu tidak terlalu sedih. Toh perempuan akan lebih mengerti perasaan perempuan lainnya bukan?

"Ali, Abi tidak bisa bayangkan tentang perasaan Kirana, gadis itu telah kehilangan semua keluarganya" ucap Kyai Ahmad dengan akhir kalimat yang melemah.

Gus Ali yang sedari tadi menunduk pun kontan menoleh ke arah sang abi.

"Ali tau ini pasti berat buat Kirana, bi. Tapi kita harus bisa menguatkan hatinya"

.
.
.

Kirana berlari memasuki rumah yang sudah lama sekali ia tidak pulang. Air matanya sudah luruh di pipinya, dengan napas yang tidak beraturan.

Gus Ali dan Kyai Ahmad yang melihat ada seseorang yang masuk dari arah pintu pun, mengalihkan arah pandangnya pada Kirana.

Gadis itu duduk bersimpuh di hadapan jenazah papah, mamah, dan adiknya. Ia menyingkap kain yang menutupi mereka. Dunianya seketika hancur, sedetik kemudian tangisnya pecah, rasa sesak di dadanya seperti menjalar ke setiap inci tubuhnya.

"Mamaahh"

"Papaahh"

"Alanaaa"

"Hiks hiks hiks"

Tangisnya terdengar pilu, membuat siapa pun yang mendengar akan ikut merasakan sedihnya. Semua orang yang berada disana merasa iba kepada Kirana, takdir yang Allah tetapkan pada dirinya begitu tragis.

"Bangun mah, mamah janji akan merayakan ulang tahun aku kan? kenapa mamah ingkar?"

"Papah, papah mau kasih hadiah buat aku kan? tapi aku engga mau pah, aku cuma mau kalian ada di hari ulang tahun aku"

"Alana, Alana mau main sama kakak kan? sekarang kakak ada disini dek, Alana bangun ya sayang, Alana mau main apa?"

"Alana sudah masuk SD ya, kakak seneng dengernya. Ayo dong ceritain sama kakak, katanya kamu punya banyak teman ya?"

A dan KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang