15. Jangan Pergi

787 60 18
                                    




بسم الله الرحمن الرحيم












🕊️🕊️🕊️

_________________________________________

𝗝𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝘂𝗱𝗮𝗵 𝘁𝗲𝗿𝘁𝗶𝗽𝘂 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘂𝗻𝗴𝗸𝗮𝗽𝗮𝗻 𝘀𝗮𝘆𝗮𝗻𝗴, 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝘀𝗮𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗹𝘂𝗺 𝘁𝗲𝗻𝘁𝘂 𝗰𝗶𝗻𝘁𝗮.

_________________________________________

🕊️🕊️🕊️
















• ☁️  𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔  ☁️ •















Kedua mata Bryan membulat sempurna, ia tidak menyangka akan menembak orang yang ia cintai.

"Kirana" ucap Bryan lirih

Semua antek-antek Bryan pun terkejut kerena suara tembakan itu, mereka semua menghampiri Bryan dengan tergesa-gesa.

"Bry apa yang lo lakuin, kita bisa masuk penjara goblok!" sarkas Roy, salah satu teman se-geng Bryan.

"Mendingan sekarang kita cabut dari sini!" Roy menarik kasar tangan Bryan untuk melarikan diri dari tempat itu. Bryan hanya menurut saja.

.
.
.
.

"KIRANA!" suara teriakan itu terdengar dari Ali.

Laki-laki itu langsung menghampiri Kirana yang sudah tak berdaya, mengangkat kepala gadis itu untuk diletakkan ke pangkuannya.

"Kirana buka mata kamu!" ucapnya seraya menggoyangkan tubuh lemah gadis itu.

Kedua mata gadis itu mulai terbuka perlahan, namun penglihatannya buram.

"Sakit Gus" ucap Kirana dengan suara lirih yang hampir tidak terdengar.

"Iya Kirana, kamu tolong bertahan ya" jawab Gus Ali dengan suara lembut.

"Gu-gus sa-saya minta maaf untuk semua ke-kesalahan yang saya lakukan" ucap Kirana dengan terbata-bata. Ia merasakan sakit yang luar biasa di bagian dada kirinya, rasanya sangat perih dan panas.

"Saya sudah memaafkan kamu, Kirana, jauh sebelum kamu minta maaf"

"Saya harap kamu bertahan ya, kita akan ke rumah sakit sekarang"

"Gus, to-tolong sampaikan maaf sa-saya sama semua orang di pe-pesantren ya, sa-saya udah ba-banyak salah sama me-mereka" Kirana masih melanjutkan ucapannya dengan menahan sakit yang mulai menjalar ke sekujur tubuhnya.

"To-tolong bilangin ke ma-mah dan pa-pah kalo Kirana nya sa-sangat menyayangi me-mereka"

"Kamu bisa mengungkapkan rasa kasih sayang kamu ke orang tua kamu sendiri Kirana, tanpa perantara saya"

Gadis itu menggeleng pelan "Saya takut, sa-saya engga bi-bisa ketemu mereka la-lagi" perlahan kedua mata Kirana mulai tertutup rapat, bibirnya mulai memucat, cairan merah pekat tak henti-hentinya mengalir.

A dan KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang