35. Cemburu Tapi Gengsi

402 38 19
                                    



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ





بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Kirana," panggil Gus Zidan saat melihat Kirana berjalan di lorong kelas pesantren. Sang empu yang merasa namanya dipanggil kontan menoleh ke sumber suara. Langkah Gus Zidan berjalan ke mendekat pada Kirana.

"Iya?" Kirana menanggapi seadanya.

"Kamu baik-baik aja?" tanya Gus Zidan dengan raut wajah yang tampak khawatir.

Kirana tersenyum tipis, "seperti yang Anda lihat, saya baik-baik aja."

"Alhamdulillah, bagus kalo gitu," jawab Gus Zidan merasa lega.

Kirana mengerutkan dahinya bingung, kenapa tiba-tiba Gus Zidan menanyakan keadaannya? Ia merasa tidak terlalu kenal dengan kakak dari Ning Naya ini.

"Kirana, saya ingin meminta maaf atas nama adik saya, Naya. Karena ucapannya kemarin sudah sangat keterlaluan, dia seharusnya engga bicara seperti itu sama kamu, saya benar-benar minta maaf." Gus Zidan merasa tidak enak hati kepada Kirana.

"Oh yang itu. Sebenernya saya kesel sama adik situ, mulutnya jahat banget," jawab Kirana dengan sedikit ketus.

"Tapi udah saya maafin," lanjutnya. Kirana menghargai permintaan maaf Gus Zidan.

Senyum merekah terbit di wajah menawan Gus Zidan, "terimakasih, Kirana."

"Ternyata Gus Zidan baik, beda banget sama adiknya, yang selalu bikin orang naik darah!" monolog Kirana dalam batinnya.

"Udah nggak ada yang mau di omongin lagi kan?" tanya Kirana memastikan, karena melihat Gus Zidan hanya diam saja.

Laki-laki itu menggeleng canggung dibarengi dengan senyuman, "engga ada."

"Yaudah," ucap Kirana cuek. Kirana melanjutkan jalan nya.

Baru dua langkah gadis itu berjalan, pijakan kaki kanannya tergelincir karena ada air di lantai, hal itu membuat tubuhnya tidak seimbang dan terhuyung ke belakang.

"Aakhhh!" Kirana memekik spontan.

Dengan sigap Gus Zidan memegang tangan Kirana, tindakan itu berhasil membuat tubuh Kirana tidak jadi membentur lantai. Gus Zidan terpaku melihat paras cantik milik Kirana. Gus Zidan tidak bisa berbohong, dia memang mencintai perempuan yang ada di dekatnya sekarang, tapi cinta ini salah, karena Kirana sudah menjadi milik orang lain, terlebih lagi orang lain itu adalah sahabatnya.

A dan KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang