43. Menjalin Hubungan

496 41 26
                                    



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ








بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari yang dinanti-nantikan telah tiba. Di pesantren, suasana penuh kegembiraan memenuhi setiap sudut. Pernikahan antara Gus Alan dan santriwatinya, Tasya, akan segera berlangsung. Acara ini dipenuhi dengan kehadiran keluarga besar, sahabat, dan santri-santri lain yang turut berbahagia.

Di dalam sebuah kamar yang dihiasi dengan bunga melati dan taburan kelopak mawar, Tasya sedang bersiap-siap dengan bantuan kedua sahabatnya, Kirana dan Amel. Gaun pengantin berwarna putih yang ia kenakan begitu anggun, memancarkan kecantikan yang alami. Namun, di balik senyumnya yang manis, terlihat jelas kegugupan di wajahnya.

"Tenang aja, Tasya. Semua akan berjalan dengan lancar," ucap Kirana sambil tersenyum.

Tasya menatap cermin di depannya, menarik napas panjang. "Gue gugup banget, Kirana. Gue takut nggak bisa menjadi istri yang baik untuk Gus Alan."

Amel menimpali, "Lo pasti bisa, Tasya. Gus Alan sangat mencintai lo. Beliau udah milih lo buat jadi istrinya, itu artinya lo yang terbaik di antara banyaknya perempuan di luar sana."

Kirana mengangguk setuju. "Iya, betul kata Amel. Lagipula, Gus Alan itu orang yang sabar dan pengertian. Lo nggak perlu khawatir, Sya."

Namun, kegugupan Tasya tidak hanya sebatas itu. Dengan suara yang sedikit ragu, ia bertanya, "Kirana, gue mau tanya sesuatu. Gimana rasanya malam pertama?"

Pertanyaan itu membuat Kirana terdiam sejenak, tampak terkejut. "Malam pertama?" tanya Kirana memastikan.

Tasya mengangguk, wajahnya semakin merah. "Iya, gue nggak tahu apa yang harus dilakukan. Gue khawatir gue nggak siap."

Kirana menarik napas dalam-dalam, lalu menjawab dengan jujur, "Tasya, gue belum punya pengalaman soal itu. Gue dan Gus Ali, kita... belum melakukannya."

Mata Tasya dan Amel membesar, terkejut mendengar pengakuan Kirana. "Serius?" tanya mereka bersamaan.

"Iya serius, kalian kenapa kaget gitu sih? Emang ada yang salah?" balas Kirana seraya menatap Tasya dan Amel bergantian.

"Ya pasti kaget lah, suami lo puasa lama banget gila. Nih anak dari SMP emang kelewatan polosnya. Lo tau nggak Sya, pas kelas kita lagi belajar Biologi tentang Pembuahan, guru nanya bagaimana proses pembuatan bayi, Kirana nyaut katanya bikin bayi pake tepung dan telur, langsung di katawain satu kelas," cerocos Amel. Amel dan Kirana memang sudah bersahabat dari mereka masih duduk di bangku SMP, namun harus berpisah di masa SMA karena Kirana di masukkan ke pesantren.

A dan KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang