"Oppa maaf aku merepotkanmu. Aku mengganggu waktu istirahatmu," ucap Sang Hee melalui sambungan telepon. Dia sedang bicara dengan Jimin yang sedang bersama Dae Jung di Dorm.
Semalam Taehyung langsung menghubungi Jimin untuk menjemput Dae Jung agar Ibu Sang Hee datang. Untung Dae Jung tidak rewel, apalagi di Dorm banyak yang menemani.
"Sudah jangan bilang begitu. Apa aku ini tidak kau anggap keluarga lagi?" tanya Jimin.
"Tetap saja, Oppa."
"Ke mana suamimu. Dia tidak membalas pesanku, jadi aku menghubungimu. Maaf aku mengganggu waktu istirahatmu. Aku hanya khawatir tentang kondisimu," jelas Jimin.
"Tidak apa-apa. Oppa sedang tidur. Kasihan dia belum sempat tidur saat membawaku ke rumah sakit. Apa ada yang penting, Oppa?" tanya Sang Hee.
"Sampaikan saja suruh buka pesanya setelah dia bangun. Ya sudah, istirahatlah, bukankah Hani nanti menjemput Dae Jung. Nanti aku akan kabari lagi," ujar Jimin.
Setelah menutup sambungan teleponnya, terdengar ponsel Taehyung yang kali ini berdering. Awalnya dia tidak terusik karena suara ponselnya, namun tak lama dia mengambil ponsel yang sengaja dia letakkan di bawah bantal.
"Bukankah kata Sejin Hyung tidak ada jadwal hari ini?" Suara khas bangun tidur terdengar saat Taehyung menjawab telepon yang masuk.
"Aku akan bersiap sekarang," jawab Taehyung.
Taehyung coba untuk duduk dan memejamkan mata sejenak sambil memijat pelipisnya saat kepalanya terasa sakit. Dia benar-benar lelah, tapi dia harus pergi. Dia belum melihat Sang Hee yang menatapnya khawatir, matanya sudah berkaca-kaca. Takut jika Taehyung akan marah karena kebodohannya.
Saat sepenuhnya mata Taehyung terbuka, dia menatap Sang Hee dan tersenyum. Segera berjalan menghampiri Sang Hee di atas brankar rumah sakit.
Belum sampai bicara, Sang Hee sudah menangis dalam pelukan Taehyung. "Aku sungguh tidak tau jika aku hamil, Oppa. Aku berani bersumpah," ucap Sang Hee dengan sesegukan.
"Sudahlah, tidak perlu bicara seperti itu. Aku saja yang tidak becus menjagamu. Relakan saja, mungkin memang ini karena efek mabuk waktu itu. Maafkan aku sudah membuatmu terluka lagi. Aku mohon jangan menangis. Cukup pulihkan kondisimu, agar bisa kembali beraktivitas," jelas Taehyung.
Sang Hee pikir suaminya akan sangat marah padanya, teryanta dia tidak marah. Malah merasa bersalah atas apa yang dia terima juga karena Taehyung.
"Aku harus ke kantor sebentar, setelahnya aku akan kembali," ujar Taehyung.
"Bukannya Sejin Sunbae bilang jadwal Oppa kosong. Apa terjadi sesuatu?" Sang Hee yang mulai tenang setelah meluapkan pada Taehyung.
"Hanya sebentar saja. Bukan sesuatu yanh serius, tapi aku harus tetap ke kantor. Ke mana Ibu?" tanya Taehyung.
"Ibu pulang untuk istirahat. Setelah ini Hani akan menjemput Dae Jung dan membawanya bermalam bersama. Tidak apa-apa kan?" Sang Hee sungguh berhati-hati saat bertanya pada Taehyung. Dia merasa takut dan khawatir.
"Iya." Taehyung memegang ujung kepala Sang Hee dan mencium keningnya lama.
Bukan hanya Sang Hee yang kehilangan calon janin mereka, melainkan Taehyung juga. Walau masih sangat dini, tetap saja itu buah cinta mereka.
"Biar Jungkook menemanimu. Kebetulan dia sedang di jalan sekarang. Sengaja akan ke sini, tidak apa-apa kan?" Sebelum pergi, Taehyung pamit pada Sang Hee yang sendiri di ruang rawatnya.
"Tidak, Oppa. Kasihan Jungkook jika dia ke sini. Kalian pasti sangat lelah. Aku akan baik-baik saja sendiri, Dokter juga bilang besok sudah bisa pulang setelah aku bisa turun ranjang," jelas Sang Hee.
KAMU SEDANG MEMBACA
So Far Away
Fanfictionkisah cinta pertama seorang Idol papan atas. 11/04/2020 By: nyemoetdz