"Sayang, sudah siap belum? Aku kesulitan untuk mengikat tali sepatu," gerutu seorang ibu hamil yang sejak tadi sulit untuk mengikat sepatunya. Karena terhalang perut yang kian membesar
"Kesal sekali, susah untuk diikat," ucapnya lagi.
Seseorang yang dia panggil tak lama datang dengan menenteng sepatu tanpa tali agar sang istri tidak kesulitan karena perutnya yang sudah membesar.
"Pakai ini saja. Kamu akan terjatuh nanti jika pakai sepatu ini." Dengan duduk di hadapan ibu hamil itu, dia memasangkan sepatu yang dia bawa.
"Eomma, Appa, kenapa lama sekali. Ayo--" Kali ini anak kecil usia 7 tahun berjalan masuk memanggil orang tuanya yang belum juga selesai bersiap.
Sang Appa menatap sambil tersenyum. "Appa masih membantu Eomma. Bantu pasangkan di kaki satunya." Bagai seorang Ratu, wanita itu diperlakukan baik oleh kedua pria kesayangannya. Mereka tampak seperti keluarga harmonis, siapapun akan merasa iri melihat kedekatan mereka.
Setelah siap, mereka segera pergi ke mana mereka bertiga akan bertemu dengan orang dari masa lalu mereka. Walau sedikit gugup, tapi dia sudah berjanji untuk memberikan kejutan pada mereka yang sedang melakukan konser di Selandia Baru.
Beberapa tahun lalu, mereka sangat ingin bertemu dengannya, tapi saat itu dia merasa menjadi masalah mereka. Dia lebih memilih pergi dan tak ingin ada yang datang menemuinya. Tidak memberi kabar kurang lebih 4 tahun lamanya, dia sudah cukup untuk melihat mereka bisa tanpa dia. Begitu juga dia bisa menjalani hidup dengan baik bersama keluarga kecilnya.
Meski awalnya mereka pergi ke Paris, tapi setelah dipikirkan lagi, mereka pindah ke Selandia Baru. Di mana sang istri pernah tinggal di sana. Sekarang selama beberapa tahun menunggu, tahun ini mereka diberikan kepercayaan Tuhan, istrinya hamil setelah keguguran beberapa kali.
"Eomma, apa adik bayi tidak bergerak lagi. Kenapa dia selalu mengganggu tidur Eomma," ucap anak kecil dengan paras tampan seperti ayahnya.
"Kalau jam segini adikmu sedang tidur, apalagi saat Eomma mengajaknya bergerak. Dia pasti tenang di perut." Di perjalanan, mereka asyik bercanda. Mengurangi rasa gugup yang ingin bertemu dengan kawan seperjuanganya dulu.
Sampailah mereka di tempat mereka konser. Kabarnya mereka sudah ada di dalam sedang persiapan untuk acara. Sebelum keluar dia menarik nafas panjang dan menghembuskan perlahan. Melihat itu, sang istri memegang tangan sang suami untuk memberikan kekuatan agar tidak gugup. Sekian lama tidak bertemu setelah memberi mereka masalah membuatnya malu untuk bertemu. Namun, dia begitu ingin bertemu karena berpikir masalahnya sudah mereda. Segera dia turun dari mobil dan membantu istri dan putranya.
"Kim Taehyung," panggilan seseorang membuat pria tampak itu menoleh ke arah mantan manajernya dulu.
Senyum manisnya itu tergambar jelas dibibir Taehyung, seseorang yang selama hampir 4 tahun tidak ada kabarnya. Secara tiba-tiba dia menghubungi Sejin agar bisa bertemu dengan para member sebelum konser.
"Hyung, apa kabar." Taehyung memeluk tubuh seseorang yang dulu sering dia repotkan dan mendapatkan balasan pelukan hangat.
"Kabarku baik. Kau tampak sama, tidak menua sedikitpun. Ah ya, apa kabae Sang Hee ssi," sapa Sejin pada wanita hamil yang tak lain istri Taehyung itu.
"Baik, Sunbae. Dae Jung aa, beri salam pada Samchon." Dengan sopan Dae Jung membungkukkan tubuh seperti yang orang tuanya ajarkan.
"Ayo masuk. Mereka pasti sangat senang melihatmu di sini. Dan berapa usia kandungan istrimu, Tae?" tanya Sejin sambil mengajak mereka berjalan ke ruang para member.
"Jalan 7 bulan. Apa Hyung bilang aku akan datang?" tanya Taehyung.
"Tidak. Seperti permintaanmu." Mereka kemudian berjalan ke ruang VVIP di mana member BTS sedang bersiap untuk tampil 3 jam lagi.
Langkah kaki Taehyung terhenti ketika Sejin membuka pintu ruang VVIP BTS. Hal seperti ini membuatnya rindu dengan masa lalunya. Namun, tujuannya datang untuk menyapa mereka. Taehyung sudah cukup menyendiri, dia ingin membuat hatinya lega dengan bertemu mereka.
"Ada tamu untuk kalian. Aku harap kalian senang melihatnya datang," ucap Sejin pada para member dan mereka langsung menatap ke arah pintu tak ada siapapun di sana.
"Masuklah." Mendengar Sejin memanggil, Taehyung diikuti anak dan istrinya berjalan masuk. Tatapan terkejut tergambar jelas dari raut wajah mereka.
Seseorang yang mereka cari dan mereka rindukan ada dihadapannnya sekarang. Tanpa menunggu, Jimin langsung berlari ke arah Taehyung dan memeluk sahabatnya itu.
"Akhirnya kau datang, Tae. Tapi kenapa kau di Selandia Baru, bukannya di Paris," tutur Jimin.
"Apa kabar, Jimin aa. Apa kabar semua." Taehyung menatap para sahabat dan juga keluarga keduanya itu. Akhirnya dia bisa bertemu dengan mereka.
"Kau sudah bisa memaafkan kita bodoh!" Suara itu membuat Taehyung sumber suara, ternyata dia Suga yang berbaring di sisi kanannya. Suga beranjak dan memukul kepala Taehyung pelan karena kesal.
Suga menyesali sikapnya, dia orang pertama yang hancur setelah tau Taehyung memilih pergi tanpa kabar dan tidak ingin mereka menemuinya. Suga yang paling sering mencaci dan menyudutkan Taehyung, bahkan dia juga memukul Taehyung waktu itu.
"Apa ini Dae Jung? Sudah besar sekarang," sahut Jungkook. Dia melihat Dae Jung bersembunyi dibalik tubuh ayahnya.
"Apa kabar." Dae Jung membungkuk sopan menyapa teman-teman ayahnya. Dia ingat, tapi dia malu karena beberapa tahun tidak bertemu.
"Kemarilah, kau sering menggangguku dulu. Apa kau lupa? Dan Noona apa kau hamil?" tanya Jungkook.
"Senang bertemu dengan kalian. Ya, aku hamil 7 bulan. Boleh aku duduk, rasanya tidak nyaman sekali," pinta Sang Hee. Dia mudah lelah, dan dia tidak tahan untuk berdiri.
Mereka kemudian berbicara, kesedihan itu berganti gurauan dan juga senyuman dari bibir mereka. Taehyung juga seperti sangat bahagia, akhirnya dia bisa bertemu dengan para member dengan kondisi dia mampu memaafkan dirinya sendiri atas masalah yang dia berikan pada member.
"Ada apa, Oppa?" tanya Sang Hee ketika menatap para member sudah akan bersiap.
"Tidak. Sebaiknya kita pulang. Kamu pasti sangat lelah," jawab Taehyung.
"Appa tidak ikut perform mereka? Apa Appa tidak rindu melakukan hal seperti mereka?" Pertayaan Dae Jung membuat Taehyung tersenyum padanya.
"Tidak juga. Aku sudah cukup bahagia seperti ini. Ada kamu, Eomma dan sebentar lagi ada adik bayi. Ini semua cukup untuk Appa." Taehyung dengan susah payah bisa menerima semua ini, walau awalnya memang dari rencana dia. Tapi dia menikmati kebahagian bersama keluarganya, apalagi akan bertambah anak ditengah-tengah keluarga mereka.
Biarkan apa yang sudah terjadi menjadi pembelajaran untuk Taehyung. Semua bukan tentang nafsu, cintanya pada seseorang bukan hanya tentang nafsu. Meski nafsu yang Taehyung lakukan karena kebodohannya, tapi dia cukup hebat karena bisa bertahan dan hidup bahagia cinta pertamannya.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
So Far Away
Fanfictionkisah cinta pertama seorang Idol papan atas. 11/04/2020 By: nyemoetdz