💐25💐

22 3 1
                                    

"Apa Taehyung sudah datang?" Sejin yang baru masuk langsung menanyakan Taehyung yang memang telat.

Mendengar hal itu Sang Hee yang sempat membentak Taehyung untuk kejelasan langsung menyeka air matanya kasar, melepaskan tangan Taehyung yang memegang lengannya.

Saat pintu ruangan itu terbuka, para member menatap ke arah Sang Hee yang keluar lebih dulu. Dia berpapasan dengan Jimin yang berdiri tak jauh dari pintu.

"Sang Hee aa, aku--"

"Maaf, Sunbae." Sang Hee bukannya berhenti, dia berjalan keluar ruang meeting dengan kondisi menangis. Dia mengenakan jaket Taehyung dan scraf yang menutupi lehernya.

"Ada apa?" tanya Sejin pada Taehyung yang hanya menghela nafas tanpa ingin menjawab. Para member menatapnya penuh pertanyaan. Kenapa mereka bertengkar saat sampai.

Sang Hee berjalan ke kamar mandi, mengunci pintu toilet dan menangis. Hatinya sakit, tapi Taehyung masih saja bersikap dingin padanya tanpa alasan yang jelas. Dengan kegilaan yang Sang Hee lakukan sekarang seakan membuktikan jika dia ingin melakukan apa yang menjadi kemauan Taehyung.

Dirasa puas menangis, Sang Hee membasuh wajahnya dan sedikit merapikan riasan wajah sebelum dia kembali ke ruang meeting karena Sejin ingin bicara dengannya. Dia merapikan scraf yang dikenakan sampai tanda merah itu tidak terlihat. Membuka jaket Taehyung dan merapikan kemeja yang dikenakan. Dirasa tidak terlihat lagi tanda cinta dari Taehyung, dia berjalan keluar menuju ruang meeting.

Saat membuka pintu secara perlahan, mereka menatap ke arah Sang Hee yang masuk sambil menenteng jaket milik suaminya. Meski sudah membasuh wajahnya, matanya terlihat jelas kalau dia habis menangis.

Sang Hee segera duduk dan mendengarkan apa yang sedang mereka bahas. Perlahan dia duduk di ujung ruang meeting. Menatap ke arah Jessie yang sedang menjelaskan. Dia sama seperti Sejin, bisa dikatakan yang membantu Sejin di kantor.

"Tentang costum yang akan kalian pakai, biar Sang Hee yang menjelaskan. Bisakah menjelaskan ke depan, Sang Hee aa." Segera Sang Hee maju sambil membawa laptop. Sambil mendengarkan Jessie membisikkan sesuatu, dia menyiapkan apa yang akan dia bahas. Tak peduli jika Taehyung menatapnya.

"Baik, Sunbae," jawabnya setelah Jessie membisikkan sesuatu.

Tanpa banyak bicara lagi, Sang Hee mulai menjelaskan tema costum yang akan mereka kenakan untuk album baru mereka. Dia memberikan beberapa pilihan untuk mereka pilih seperti keinginan. Tidak sulit untuk Sang Hee membuat desain pakaian karena memang itu keahliannya.

"Jika kalian ingin tema maskulin itu bagaimana saja. Aku memberi kalian pilihan dan tugasku untuk menyiapkan saja," jelas Sang Hee. Sekacau apa pikirannya, dia tetap bisa fokus saat berurusan tentang pekerjaan.

Tema maskulin yang Sang Hee buat bukan yang biasa, melainkan bagaimana otaknya menemukan ide dan sepertinya memamg itu yang akan mereka gunakan. Setelah mendapatkan jawaban dari mereka Sang Hee kembali duduk. Tak lama ada beberapa dancer yang datang bersama Sejin, ada Liza di sana. Senyumnya mengembang saat menatap Taehyung.

Sang Hee yang melihatnya hanya bisa membuang pandangannya. Tak ingin hatinya semakin sakit. Dia merasa sikap Liza berbeda, seperti seseorang yang suka. Terlihat dari gastur tubuhnya.

"Sang Hee, aku butuh bicara denganmu," ucap Sejin pada Sang Hee yang fokus pada pekerjaannya.

"Ba-baik Sunbae." Sang Hee segera keluar menyusul Sejin yang berdiri di ambang pintu. Sekilas menatap Taehyung yang duduk di samping Liza. Meski mata Taehyung menatapnya, tapi Sang Hee tidak fokus pada Taehyung.

Diluar ruangan Sejin mengajak Sang Hee bicara tentang tugasnya menjadi Asisten Taehyung. Mau tidak mau, Sang Hee harus melakukannya, karena dia juga pernah membantu Taehyung sebelumnya.

So Far AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang