💐49💐

13 1 0
                                    

Berita tentang Taehyung kian memanas. Klarifikasi sudah agensi keluarkan, menyatakan Kim Taehyung memang sedang menjalin kasih dengan seorang wanita dan mundur dari grup yang melambungkan namanya. Permintaan maaf juga sudah Taehyung berikan, tapi beritanya masih saja menjadi topik utama. Trending di mana-mana, tidak turun dalan sepekan ini.

Apalagi mereka mencurigai anak yang Taehyung gendong adalah putranya, tapi Taehyung tidak dengan jelas mengatakan statusnya yang sudah menjadi suami seseorang.

"Dae Jung aa, jangan ganggu Appa mu." Sang Hee berjalan masuk kamar untuk mengajak putranya pergi.

Taehyung beberapa hari ini sakit, dia tidak mau dibawa ke rumah sakit. Demannya naik turun, baru kemarin dia merasa enak, hari ini dia kembali demam. Dan seharian ini dia hanya tidur, tak beraktifitas apapun karena kurang enak badan.

"Biarkan saja. Dia tidak menggangguku," tutur Taehyung lirih. Setelah berhasil membangunkan ayahnya, Dae Jung berbaring di sampingnya. Tak melakukan apapun, hanya menemani ayahnya saja. Dengan menceritakan banyak hal. Usianya hampir 4 tahun, tapi dia sudah pandai berbicara. Banyak kata yang dia mengerti, dan itu mengisi kesedihan Taehyung, mendengarkan celoteh putranya.

"Demam Oppa masih saja tinggi. Kita ke rumah sakit ya?" Sang Hee coba mengajak Taehyung memeriksakan kondisinya, tapi tetap saja dia tidak mau.

Taehyung menggeleng pelan. Menolak ajakan Sang Hee, karena beban pikiran dia tumbang. Sang Hee sampai harus mematikan semua media sosial Taehyung agar tidak merasa sedih membaca komenan jahat fans yang merasa kecewa padanya. Walau berusaha kuat, tetap saja beban itu semakin berat.

"Aku baik-baik saja. Sudah jangan menangis." Jari Taehyung menyeka air mata yang mengalir di pipi Sang Hee.

"Kenapa Eomma menangis, Appa. Apa mata Eomma terkena debu?" Dengan polosnya, Dae Jung bertanya.

"Iya, sedikit perih. Bisa bantu meniupkan mata Eomma," pinta Taehyung.

"Terima kasih, sayang." Bukannya diam, Sang Hee malah menangis. Melihat itu, Taehyung coba untuk duduk dan memeluk tubuh mereka berdua. Mengusap punggung Sang Hee pelan.

"Kenapa tambah menangis?" tanya Dae Jung.

"Ah, sudahlah, sebaiknya Eomma siapkan makan untuk Appa. Dan ya, boleh Sang Hee keluar sebentar saja. Hanya memberikan hasil desain ku. Semoga desain ini diterima," jelas Sang Hee.

"Ya, pergilah. Biar Dae Jung bersamaku," sahut Taehyung.

"Tidak, Oppa. Aku akan mengajaknya. Hanya sebentar, sungguh tidak akan lama." Setelah mendapat persetujuan Taehyung, dia segera pergi. Bukan karena tega meninggalkan Taehyung sendiri, hanya saja dia sudah memundurkan jadwal janjinya beberapa kali. Dia akan malu jika membatalkan lagi.

Sang Hee dengan menggunakan taksi pergi bersama Dae Jung. Seperti biasa, celoteh Dae Jung menemani mereka. Tidak akan bosan jika mengajak Dae Jung.

Sampailah Sang Hee di sebuah Cafe, tempat dia berjanji dengan klien nya itu. Dapat tawaran pekerjaan menjadi salah satu Desainer di perusahan fashion, membuat Sang Hee bersemangat untuk mencobanya.

"Maaf lama menunggu," ucap Sang Hee pada seseorang yang sudah menunggunya.

"Tidak apa-apa, aku juga baru sampai. Hai, siapa namamu?" Mereka kemudian membahas pekerjaan, Sang Hee sudah bilang tidak bisa lama karena suaminya sakit. Itu sebabnya dia segera menyerahkan dan sedikit menjelaskan desain yang dia buat.

Sekitar 1 jam membicarakan pekerjaan dengan Dae Jung yang tak rewel saat menemani ibunya, Sang Hee lekas pergi karena kasihan Taehyung sendiri di apartemen.

"Aku pernah melihatmu, tapi di mana?" Seseorang menghampiri Sang Hee yang duduk di halte bus, menunggu bus yang datang.

"Anda siapa?" tanya Sang Hee bingung.

"Kau seperti foto yang beredar di grup. Apa kau kekasih Kim Taehyung? Dan apa dia putramu? Benar gosip itu, jika Taehyung sudah memiliki putra. Apa benar begitu?" Pertanyaannya menyudutkan Sang Hee. Membuat beberapa orang menatap mereka yang sedang bicara.

"Bukan, Anda salah orang," elak Sang Hee.

"Tidak. Kau memang wanita yang bersama Taehyung saat di USA. Kau asisten Kim Taehyung kan?" Wanita itu berjalan lebih dekat, seperti mensensor Sang Hee yang dia kenal.

"Kita pergi, Nak." Sang Hee yang merasa takut, mengajak Dae Jung pergi. Dia menggendong putranya dan saat akan pergi, wanita itu menarik lengan Sang Hee dan membuatnya menatap wanita itu.

"Nona, kau hampir membuatnya terjatuh," sahut seorang wanita paruh bayah. Dae Jung sampai hampir terlepas dari gendongan Sang Hee yang ditarik lengannya.

"Aku masih bicara padanya, tapi dia ingin pergi. Kemarilah." Kembali wanita itu menarik Sang Hee ke halte itu kembali dan membuatnya duduk. Seperti ini menghakimi Sang Hee karena kesalahannya.

"Nona, bersikaplah yang sopan. Mau dia istri Kim Taehyung juga kenapa? Idol mu berhak menjalani hidupnya. Jangan pendek pikiranmu dan mencelakai orang untuk memuaskan kemarahanmu." Wanita paruh bayah itu membelas Sang Hee yang memeluk erat tubuh Dae Jung yang ketakutan.

"Kenapa kau diam. Kau memang kekasih Taehyung, bukan?" Wanita itu dengan kasar menarik rambut Sang Hee hingga meninggalkan bekas cakaran di pipi kiri Sang Hee dan membuat wanita paruh baya itu mendorong untuk melindungi Sang Hee.

Rambut Sang Hee berantakan karena tarikan wanita bringas itu. "Sebaiknya kita ke resto itu." Wanita paruh baya itu mengajak Sang Hee untuk pergi dan bersembunyi ke resto yang tak jauh dari Halte agar wanita itu tidak terus menyudutkan Sang Hee.

Dengan bantuan orang yang ada di sana, Sang Hee bisa pergi mengikuti wanita paruh baya itu. Dia sungguh takut, dan binggung harus berbuat apa, takut menambah masalah pada Taehyung saat dia melawan.

"Mau aku antar atau ada yang menjemputmu?" tanya wanita itu.

"Tidak. Aku bisa pulang sendiri menggunakan taksi. Maaf merepotkan Anda," tutur Sang Hee dengan sopan.

Di waktu yang sama, ponselnya berdering. Terlihat di layar nama Jimin tertulis di sana. Pikir Sang Hee ada apa dia menghubunginya. Segera Sang Hee menjawabnya.

"Iya, Oppa. Ada apa?" tanya Sang Hee dari sambungan telepon.

"Aku ada di depan apartemen, apa Taehyung ada?" tanya Jimin.

"Ada kok. Oppa sedang di dalam. Aku sedang di luar, aku--"

"Nak, jemput istrimu. Seseorang menganiaya dia di Halte X, kasihan putramu ketakutan." Wanita paruh baya itu menyela obrolan Sang Hee.

"Benarkah? Lalu bagaimana kondisimu sekarang?" tanya Jimin dengan nada khawatir.

"Eomma ayo pulang." Suara tangis Dae Jung membuat Sang Hee tak menjawab pertanyaan Jimin.

Jimin segera menekan tombol pintu apartemen untuk memberitahu Taehyung kabar yang dia dengar. Tidak begitu jelas memang, tapi Jimin tau di mana Halte X itu berada.

"Terima kasih atas bantuannya." Sebelum masuk taksi, Sang Hee berterim kasih pada wanita itu sudah membantunya. Dia melupakan panggilan masuk dari Jimin karena Dae Jung menangis.

Dia dalam mobil taksi, Sang Hee mengingat panggilan masuk tadi dan coba menghubungi Jimin lagi. Menjelaskan jika dia sudah tidak apa-apa karena sudah di jalan arah pulang.

"Jimin Oppa, maaf tadi Dae Jung menangis. Apa Oppa sudah bertemu Tae Oppa?" tanya Sang Hee saat sambungan telepon Jimin dijawab.

"Datanglah ke Seoul Hospital. Suamimu di sini," jelas Jimin.

"Apa yang terjadi, bagaimana kondisinya?" Dengan nada khawatir, Sang Hee bertanya pada Jimin.

"Kau akan tau nanti." Kenapa jawaban Jimin seperti itu. Apa terjadi sesuatu pada Taehyung sampai Jimin tidak bisa menjelaskan bagaimana kondisi Taehyung.

So Far AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang