Taehyung berjalan tergesah setelah bertemu dengan Liza. Dia ingin segera menemui Sang Hee. Sampai di apartemennya, Taehyung menatap khawatir seseorang yang membuatnya segera pulang.
"Kenapa sudah pulang? Harusnya kamu menjalani pemulihan di rumah sakit," ucap Taehyung.
Sebelumnya Jungkook menghubungi Taehyung, jika Sang Hee diantar pulang ke apartemennya. Sang Hee memaksa pulang setelah mendengar Dae Jung menangis saat bicara dengannya.
"Aku tidak apa-apa, Oppa. Kasihan Dae Jung, dia terus menangis. Sekarang Jungkook sedang menjemputnya," jawab Sang Hee.
"Kamu yakin? Apa Ibu tau kamu pulang?" tanya Taehyung.
"Aku baru memberinya kabar. Sungguh aku tidak apa-apa sayang." Taehyung menatap khawatir Sang Hee yang masih tampak pucat. Namun, dia memaksa untuk pulang.
"Maafkan aku." Mata Taehyung berkaca-kaca mengatakannya. Rasa bersalah itu terus menghantuinya. Apalagi kondisi Sang Hee seperti sekarang. Dia benar-benar terluka.
"Tidak ada yang perlu di maafkan. Ini bukan kesalahan Oppa. Kita sama-sama tidak mengerti, jadi jangan pernah menyalakan diri." Sang Hee memeluk erat Taehyung yang membalasnya. Wanita dalam pelukannya ini memang tidak pernah menuntut banyak hal pada Taehyung. Dia hanya butuh dicintai saat keluarganya tidak utuh lagi.
"Mungkin lain kali aku akan lebih hati-hati, agar tau saat aku hamil atau tidak. Saat Oppa menyalakan diri, aku akan sama. Jadi, jangan lagi merasa bersalah. Kita fokus pada Dae Jung saja. Dia membutuhkan kita," jelas Sang Hee. Berusaha kuat saat diri sendiri merasa ada yang kurang, itu yang sedang Sang Hee rasakan.
Ibu mana yang tidak kehilangan saat calon bayi mereka tiada. Sang Hee hanya berusaha untuk tidak menunjukkan kesedihannya pada Taehyung. Suaminya itu benar-benar khawatir.
"Appa!!" Teriakan Dae Jung membuat senyum Taehyung mengembang. Dia segera turun dari gendongan Jungkook yang baru sampai. Pas sekali Taehyung membuka pintu.
"Jagoan Appa," jawabnya sambil menggendongnya.
"Apa Noona istirahat? Maaf aku tidak bisa melarangnya untuk tetap di rumah sakit. Dia benar-benar keras kepala. Dokter hanya bilang, untuk tidak melakukan kegiatan dulu. Perdarahan terlalu banyak, jika sampai besok masih terlihat lemas atau darah yang keluar lebih banyak, Hyung harus membawanya ke rumah sakit. Aku tanya ke Noona, dia bilang merasa baik-baik saja," jelas Jungkook. Dia bisa apa saat Sang Hee memaksanya diantar pulang.
"Terima kasih. Maaf aku merepotkanmu."
"Sudahlah, ini aku bawakan makanan. Aku pikir kalian belum makan. Aku akan bermalam di sini untuk menemani Dae Jung, agar Hyung bisa merawat Noona dengan baik," jawab Jungkook.
"Kau memang terbaik. Terima kasih," sahut Taehyung.
Dae Jung yang melihat ibunya segera berlari dan memeluknya. Pelukannya begitu erat, Sang Hee bahkan hampir menangis dalam pelukan sang putra. Seakan mengerti kesedihan yang ibunya rasakan.
"Apa Appa nakal?" tanyanya dengan polos.
"Tidak." Jemari kecilnya menyeka air mata sang ibu yang begitu saja jatuh. Kebodohannya harus kehilangan calon bayinya.
"Apa hari ini Dae Jung tidak membuat pusing Jimin Samchon dan Kookie Samchon?" tanya Sang Hee mengalihkan pembicaraannya. Dia tidak bisa larut dalam kesedihan, walau jujur saja dia kehilangan.
"Tidak. Dae Jung anak baik," sahutnya dengan gemas.
"Benarkah?" tanya Sang Hee.
"Tentu." Dia mengangguk antusias menjawab pertanyaan sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
So Far Away
Fanfictionkisah cinta pertama seorang Idol papan atas. 11/04/2020 By: nyemoetdz