Sesampainya di kantor agensi, Taehyung dibuat terkejut dengan beberapa pesan yang fans kirimkan pada agensi. Entah itu tuntutan agar Taehyung memberi klarifikasi sampai rasa kecewa mereka pada Taehyung. Lebih parahnya, ada yang ingin Taehyung mundur dari grup karena sudah membuat fans patah hati.
Berusaha untuk tenang, itu yang Taehyung lakukan. Dia datang ke agensi untuk bertemu dengan Bang PD, ternyata ada member di sana. Mereka menatap ke arah Taehyung yang baru akan masuk. Tatapan menusuk itu mengarah pada Taehyung yang membuat masalah ini terjadi.
"Kau sudah datang. Bagaimana perjalananmu?" tanya Bang PD.
"Berjalan baik," jawab Taehyung.
"Kita bicara di kantorku." Tanpa ingin menyapa para member, Taehyung mengikuti Bang PD ke kantornya.
Baru beberapa langkah, Suga menghampirinya dan berdiri tepat di depan Taehyung. "Kau puas sekarang!! Siapa kau yang berhak mempermainkan kita. Kau ingin melihat reaksi fans menerima statusmu atau tidak. Siapa yang akan bisa berjalan dengan seseorang yang membawa masalah sepertimu. Kalau memang ingin pergi, sudah saja pergi tidak perlu mencoba. Kau menghancurkan apa yang kita bangun selama ini." Suga mendorong tubuh Taehyung yang tak ingin menjawab ucapan seseorang yang dia anggap kakak.
"Hyung, sudahlah. Jangan seperti ini." RM menghampiri mereka menjadi penengah.
"Lalu apa yang harus kulakukan. Anak brengsek ini menghancurkan semua!" Bentak Suga tepat di wajah Taehyung.
"Kau bawa Suga pergi. Aku harus bicara dengan Taehyung," pinta Bang PD.
Langkah kaki Taehyung mengarah ke ruangan Bang PD. Tidak mau peduli dengan cacian yang Suga lontarkan. Tujuannya datang untuk bertemu dengan Bang PD.
"Bagaimana keputusanmu? Kau ingin mundur atau mau melihat reaksi mereka? Halaman agensi penuh dengan hujatan para fans untukmu. Mereka bahkan ada yang mengancam. Kau ingin tetap bertahan dan membuat grup mu menanggung ini lebih berat?" tanya Bang PD. Respon para fans tidak semua baik, ada yang buruk juga karena mereka kecewa.
"Posting saja pernyataanku tentang aku mundur dari grup. Lebih baik pergi daripada bertahan dan memberatkan mereka," sahut Taehyung.
"Kau baca sedikit komenan mereka. Memang tidak semua mau kau mundur, ada yang ingin kau bertahan dan menjalani hidupmu dengan istrimu dengan baik," timpa Bang PD.
"PD-nim mendengar sendiri apa yang Suga Hyung katakan. Daripada aku membuat jalam grup ini pincang, sebaiknya aku memilih mundur." Mendengar perkataan Suga, mematangkan keinginan Taehyung untuk mundur. Ada dilubuk kecil hatinya, dia ingin bertahan tapi dengan status memiliki istri. Nyatanya itu tak semudah yang dia pikirkan. Keputusan akhirnya dia memilih mundur.
"Kau memberiku keuntungan beberapa bulan ini dengan kerja kerasmu. Aku akan kembalikan hasil royalti yang kau dapat. Bagaimana bisa kau hanya mendapatkan 20% saja saat kita mendapat lebih," ucap Bang PD.
"Tidak. Anggap ini bentuk ganti rugiku yang tidak seberapa untuk agensi. Maaf jika selama ini aku banyak melakukan kesalahan. Terima kasih atas bantuan yang PD-nim berikan. Ini lebih dari cukup. Aku terima akan dicap sebagai penghancur, asal aku bisa bersama keluarga kecilku. Ini seperti boom waktu yang hanya menunggu waktu untuk meledak. Dan saat ini waktu yang tepat. Tolong maafkan aku, PD-nim." Taehyung berlutut memohon maaf karena kesalahan yang dia buat begitu besar. Ganti rugi yang dia berikan tetap tak mungkin cukup untuk mereka yang dia rugikan.
Keputusan yang Taehyung ambil, mundur dari grup seperti pilihan keduanya. Agensi bertugas memposting klarifikasi Taehyung. Dan itu akan mereka lakukan nanti. Setelah bertemu dengan Bang PD. Dia berjalan ke ruang latihan, para member ada di sana. Dengan langkah berat, Taehyung membuka pintu ruang latihan dan berjalan masuk.
"Kau baik-baik saja?" Jimin segera menghampiri Taehyung yang berjalan ke arah mereka berkumpul.
Taehyung tersenyum. Dia menatap Suga yang paling kecewa dengan keputusan Taehyung. Apalagi penjelasan Bang PD, masalah ini tidak akan berkahir tanpa klarifikasi Taehyung.
"Aku datang untuk minta maaf. Walau aku tau permintaanku ini tidak ada gunanya. Tapi, aku tetap ingin minta maaf. Aku terima kalian membenciku, mencaciku, memukulku agar kalian puas. Tapi aku memiliki alasan untuk ini. Mungkin hal yang aku perjuangkan tidak ada artinya untuk kalian, tapi mereka hartaku. Bukan berarti kalian tidak penting untukku, kalian sudah menjadi bagian hidupku. Dan bodohnya aku menghancurkan begitu saja. Tolong maafkan aku." Taehyung berlutut meminta maaf pada mereka yang masih diam. Dia bahkan bersujud agar dimaafkan dengan air mata yang sudah tak bisa ditahan lagi.
"Sudahlah, Tae. Kita tetap keluarga kan?" Jimin membuat Taehyung bangun dan memeluknya. Bagaimanapun apa yang Taehyung lakukan tidak semua salah, tapi dia juga salah memberikan para member masalah.
Kesedihan mereka rasakan, kecewa mereka rasakan, namun bisa apa. Haruskah hubungan mereka juga berakhir. Walau Jimin yang bersikap baik padanya, bukan berarti yang lain jahat pada Taehyung. Mereka tak percaya saja Taehyung sungguh melakukannya.
"Taehyung aa!!" Teriak beberapa orang yang melihat Taehyung keluar agensi saat akan menuju mobil yang terparkir.
Karena dia berjalan sendiri, dia berusaha segera masuk mobil sebelum mereka menghampirinya. Tapi tetap saja, mereka menghalangi mobil Taehyung pergi.
"Tae Oppa, apa benar kau memiliki kekasih. Jika iya, klarifikasi daj beri kami kejelasan. Jangan hanya diam. Tae, Oppa." Mereka mengetuk jendela mobil Taehyung.
Taehyung membunyikan klakson, membuat petugas keamana coba membantu Taehyung untuk pergi. Mundur belum berarti di berhenti dari BigHit, tapi dia tetap ingin pergi.
Rasa kecewa fans membuat hatinya sakit. Selama ini mereka memberikan support untuk BTS, tapi begitu saja Taehyung kecewakan.
Agensi coba membuat hastag untuk menghargai keputusan Taehyung dan tetap memberikan semangat member lain yang tinggal 6 orang. Ada fans yang mengikuti itu, ada yang tidak. Mereka kecewa berat pada Taehyung.
Tapi, seorang idol tetaplah manusia. Mereka tidak berhak mengatur apa yang idola nya mau. Karena idola mereka bukan boneka.
Taehyung menepikan mobilnya sebelum sampainm rumah. Kata cacian, dukungan, ataupun desakan klarifikasi tergambar jelas dikepalanya. Dia harus bersikap baik-baik saja di hadapan anak istrinya, meski dia terbebani karena itu. Saat agensi ikut campur dalam masalah ini, mereka bisa membantu Taehyung agar identitas keluarganya tidak tersebar.
[Apa Oppa sudah di jalan?]
Pesan masuk dari Sang Hee, sejak tadi di coba mengirimkan pesan, tapi tidak Taehyung jawab. Dia coba membalas pesan Sang Hee, dengan menarik nafas dan menghembuskan perlahan.
"Oppa di mana?" tanya Sang Hee saat sambungan telepon Taehyung diangkat.
"Aku di jalan. Apa kamu memerlukan sesuatu?" tanya Taehyung. Harus bersikap tenang, agar Sang Hee tidak khawatir.
"Dae Jung ingin makan es cream. Bisakah Oppa membawakannya. Dia akan marah jika Appa nya tidak membelikan," ucap Sang Hee.
Mungkin memang ini kebahagian Taehyung. Dia harus menjadi ayah untuk putranya agar tidak haus kasih sayang. Dia juga bisa dengan leluasa tidak lagi bersembunyi dan mengorbankan Sang Hee agar karir nya aman.
"Appa! Cepat pulang. Dae Jung ingin es cream coklat. Beli ya?" Panggilan putranya membuat Taehyung tersenyum. Saat satu sisi masalah menghantamnya, ada Sang Hee dan Dae Jung yang ads untuknya saat ini.
"Iya, Appa belikan. 10 menit lagi Appa sampai rumah Halmoeni, tunggu ya," tutur Taehyung dengan lemah lembut.
"Baik, hati-hati dijalan. Kata Eomma tidak boleh melirik wanita lain. Nanti Eomma akan memukul pantat Appa," ucapnya. Perkataan Dae Jung berhasil membuat Taehyung tersenyum ditengah kesedihan yang membuatnya terbebani.
Semoga ini semua berjalan seperti keinginan Taehyung. Dia bahagia dengan anak dan istrinya setelah mundur dari grup yang melambungkan namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
So Far Away
Fanfictionkisah cinta pertama seorang Idol papan atas. 11/04/2020 By: nyemoetdz