💐40💐

11 2 0
                                    

Kegiatan hari ini selesai mereka lakukan. Dengan cacian yang Suga lontarkan pada Taehyung, tak membuat pria dengan deep voice nya itu membuka mulut. Dia menerima cacian Suga, tanpa ingin membantah.

"Lakukan pekerjaan dengan benar. Pekerjaan lebih penting saat ini bukan semau mu sendiri." Suga masih saja bicara ketus pada Taehyung.

"Lihatlah gerakanmu tak sama. Kau membuat kita mengulang beberapa kali," sahut Seokjin juga menyudutkannya.

"Maafkan aku," jawab Taehyung. Tak ingin mengambil hati perkataan mereka. Taehyung banyak diam saat mereka menyalahkannya.

"Dia kurang enak badan, Sunbae. Mungkin itu yang membuatnya kurang fokus," jelas Sang Hee pada Sejin yang akan menambahi ucapan mereka menyudutkan Taehyung.

"Ya sudah, biarkan dia istirahat di Hotel. Lagian semua sudah selesai di sini, kita kembali." Mereka kemudian memutuskan untuk kembali ke Hotel setelah kegiatan mereka selesai.

"Samchon," panggil Dante pada Jimin yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Iya, ada apa, sayang." Dengan lembut Jimin menatap Dae Jung yang menghampirinya.

"Apa Appa nakal? Kenapa Appa dimarahi?" tanyanya polos.

Jimin diam. Coba berpikir apa yang harus dia jawab saat memang ayahnya bermasalah. "Itu ... ah ya, Samchon punya permen jelly. Apa kau mau?" Jimin mengalihkan pertanyaan Dae Jung. Bagaimanapun ini bukan masalah anak kecil itu, Jimin tidak bisa bersikap dingin.

"Appa kemarin menangis saat memeluk Dae Jung. Kata Appa tidak apa-apa, tapi kenapa menangis. Apa semut menggigit kaki Appa?" Jimin tersenyum gemas mendengar itu. Bagaimanapun Jimin dekat dengan Taehyung. Dia saja merasa kecewa dengan keputusan Taehyung, ikut mendiami sahabatnya itu hanya karena takut karir nya hancur.

"Kalau Appa nakal pada Samchon. Maafkan Appa ya?" Matanya berkaca-kaca mengatakannya. Seperti tau, jika ayahnya memiliki masalah dengan member lain karena biasanya mereka akan bercanda bersama, tapi beberapa hari ini Dae Jung melihat tidak. Walau tidak mengerti apa yang terjadi, tapi dia seakan tau apa yang mereka lakukan pada ayahnya.

Jimin menatap sekilas Taehyung yang berjalan ke arah Dae Jung. Namun, dia tetap tidak terima jika Taehyung akan menghancurkan apa yang mereka susun dari nol.

"Dae Jung, kita pulang sekarang, Nak." Taehyung melambaikan tangan pada putranya yang segera berlari ke arah Taehyung.

"Kau baik-baik saja?" tanya Jimin. Benar saja, wajah Taehyung pucat. Mungkin karena itu dia tidak bisa fokus, tapi mereka tidak mengerti kondisinya. Akan percuma jika mengeluh, apalagi ucapan Suga menusuk ke hatinya.

"Ya, aku kembali dulu," jawab Taehyung sambil berjalan mendahului Jimin dengan menggandeng tangan Dae Jung.

Hati Jimin tiba-tiba merasa bersalah atas sikapnya pada Taehyung, tapi dia tidak bisa bersikap seperti sebelumnya karena rasa kecewa yang dia rasakan.

"Tidakkah kita terlalu keras pada Taehyung. Dia sakit, itu sebabnya dia tidak fokus," ucap Jimin pada Jungkook.

"Yang lain hanya kecewa padanya. Apalagi dengan tiba-tiba dia mengatakan itu," sahut Jungkook.

"Tapi, bukankah dia bicara lebih dulu," timpa Jimin.

"Ya, tapi bukankah Hyung juga kecewa padanya," pungkas Jungkook yang membuat Jimin diam. Dia juga bingung dengan apa yang dipikirkan, ada rasa kecewa tapi juga kasihan pada Taehyung.

Ada perasaan di mana Jimin salah melakukan ini, tapi juga ada rasa kecewa atas keputusan Taehyung. Dia sendiri bingung harus bersikap seperti apa.

***

Sesampainya di Hotel, Taehyung langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Sang Hee sendiri tidak membiarkan Dae Jung mengganggu ayahnya yang kurang enak badan.

Saat asyik menemani Dae Jung bermain, ponsel Sang Hee berdering. Dia segera melihat, dan itu dari Dante. Ingin Sang Hee menolaknya, tapi takut ada yang penting.

"Apa bisa kita bertemu?" tanya Dante dari sambungan telepon.

"Aku tidak bisa, aku ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan," jawab Sang Hee.

"Hanya sebentar, aku ingin membicarakan desain yang kau buat. Sebelum aku kembali ke Paris," sahut Dante.

Ini masalah pekerjaan, tapi dia takut Taehyung salah paham. Dia menatap suaminya yang tidur di atas tempat tidur. Jam juga sudah menunjukkan pukul 8 malam, baru 2 jam yang lalu Taehyung tertidur. Dia juga kurang enak badan, tidak mungkin meninggalkan Taehyung sendiri.

"Bisakah? Atau kau ingin aku mencari kamar Hotel mu?" tanya Dante membuyarkan lamunan Sang Hee.

"Tidak! Aku akan menemuimu di restoran Hotel 15 menit lagi," ujar Sang Hee, akan menjadi masalah besar jika dia datang dan menemui di kamar.

Setelah sambungan telepon di tutup, Sang Hee coba berpikir apa yang harus dia lakukan. Haruskah dia membangunkan Taehyung dan pamit, atau dia hanya harus pergi begitu saja. Sang Hee sangat bingung. Sejenak dia berpikir sampai dia memilih beranjak dari tempatnya dan ke tempat Taehyung.

"Sayang ...." Sang Hee memanggil pelan suaminya. Untuk bilang akan bertemu dengan Dante urusan bisnis.

Panggilan kedua membuat Taehyung terbangun. "Sayang, boleh aku bertemu dengan Dante untuk urusan bisnis?" Dengan ragu Sang Hee bertanya pada Taehyung.

Taehyung tidak langsung menjawab, dia masih diam sambil memejamkan mata, tapi Sang Hee tau jika dia tidak tidur. "Sayang ..."

"Aku akan temani," jawab Taehyung. Dia coba untuk bangun dan menatap Sang Hee.

"Tapi Oppa sedang demam. Sebaiknya istirahat. Aku tidak akan lama," jelas Sang Hee.

"Bukan aku tidak mempercayaimu, aku tidak yakin pada pria hidung belang itu," timpa Taehyung.

Sang Hee diam. Entah apalagi yang ingin Taehyung lakukan saat dia ikut bersamanya bertemu dengan Dante. "Kenapa? Kita pergi sekarang. Aku basuh wajahku sebentar."

"Appa mau ke mana?" tanya Dae Jung sambil mengikuti ayahnya ke kamar mandi.

"Apa Dae Jung mau jalan-jalan bersama Appa?" Taehyung menggendong putranya dan berjalan masuk kamar mandi. Mereka mengobrol ringan di sana, Taehyung juga menggoda putranya sampai tertawa.

Sang Hee masih diam di posisi yang sama. Dia memikirkan apa yang akan Taehyung lakukan nanti. Rasa takut dia rasakan saat ini, dia hanya tak ingin ini semua berakhir sekarang.

"Kita berangkat sekarang?" tanya Taehyung yang sudah terlihat segar walau masih pucat.

"Oppa, biarkan Dae Jung di sini, biar dia bersama Ina," jawab Sang Hee.

"Tidak usah, aku bisa menjaganya. Daripada kita merepotkan orang lain. Nanti yang ada mereka makin membenci kita. Aku tak akan mengganggumu bicara selama dia bersikap baik," jelas Taehyung.

Dari perkataan Taehyung, dia semakin takut jika nanti akan menjadi masalah saat bertemu dengan Dante.

"Eomma, ayo. Appa bilang, dia lapar," ujar Dae Jung saat Sang Hee hanya diam.

Tanpa menunggu jawaban Sang Hee, mereka berdua berjalan keluar kamar Hotel. Celotehan Dae Jung menemani perjalanan mereka pergi. Dia begitu senang ayahnya mengajak jalan-jalan meski hanya di sekitar Hotel.

"Kau bersamanya, dan siapa anak itu. Kenapa mirip sekali dengannya," ucap Dante saat melihat Taehyung ikut bersama Sang Hee.

"Harusnya kau tau, siapa dia. Apa begitu miripnya anak ini denganku, tidak adakah mirip ibunya?" Pertanyaan Taehyung membuat Sang Hee menatapnya terkejut. Haruskah Taehyung mengatakan kebenaran tentang hubungan mereka pada Dante?

So Far AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang